1. Permulaan

698 21 0
                                    

Happy Reading

Jovita Kyra Tiffany, nama yang indah untuk seorang gadis cantik berambut panjang hitam pekat yang saat ini tengah memberesi barang-barangnya. Vita, panggilan yang sering digunakan dalam kesehariannya. Dia adalah gadis cantik, pintar, tapi sedikit tomboy. Hari ini adalah hari pertama untuknya menetap di Jakarta setelah prahara rumah tangga kedua orangtuanya.

"Vit, kamu senang kan tinggal disini?" tanya Bunda Fani.

Vita memeluk bundanya dengan erat seraya memberi kekuatan untuk sang bunda.

"Vita bahagia kalau bunda juga bahagia. Bunda jangan nangis lagi ya. Ada Vita sama Rista yang akan selalu menemani bunda dalam keadaan apapun," jawab Vita.

Usianya memang baru menginjak 17 tahun tapi dia sudah dituntut dewasa oleh keadaan. Kehidupannya menjadi berat setelah ayah dan bundanya memilih untuk bercerai.

"Bunda kuat kok. Kita mulai hidup baru disini ya. Kita buang masa-masa buruk itu. Bunda cuma mau anak-anak bunda rukun dan kompak," ujar bunda dengan suara serak. Wanita mana yang tak sakit hatinya ketika tahu suaminya mempunyai istri simpanan? Apalagi hal itu terjadi berbulan-bulan. Karena tak mau dimadu, Bunda Fani memilih untuk bercerai.

"Bundaaaa....," teriak gadis kecil yang baru saja masuk bangku SMP. Dia adalah Arista atau biasa dipanggil Rista, adik Vita sekaligus anak bungsu bunda Fani. Vita mempunyai dua kakak laki-laki dan satu adik perempuan. Bang Erwin, si sulung yang sudah menikah dan mempunyai satu anak. Bang Rafli, anak nomer dua yang terkenal cuek dan sekarang tengah menempuh pendidikan semester akhir di salah satu kampus ternama di Jakarta.

"Apa sih dek teriak-teriak?" omel Vita.

"Itu lho kak, si abang kulkas datang. Bunda sama kak Vita nggak mau nyambut?" ujar Rista dengan bercanda. Anak itu memang suka bercanda dan kalian tahu siapa abang kulkas yang dimaksud?

Bang Rafli, ya dia memang dijuluki Rista sebagai abang kulkas. Hahahaha ada-ada saja.

***

"Vit, bunda gimana?" tanya Bang Rafli. Rafliansyah Wardhana, bisa dibilang salah satu cowok tercuek yang pernah ada. Tapi secuek-cueknya, dia tetap merasa khawatir dengan kondisi bundanya saat ini. Dia terlalu sayang sama bunda sampai belum ada cewek yang berhasil menaklukkan hatinya.

"Ya lo lihat sendiri kan gimana bunda berusaha menutupi kesedihannya. Dia nggak mau bikin anak-anaknya sedih. Gue suka nggak tega bang lihat bunda diam-diam menangis setiap malam. Makanya abang pulang kesini ya toh kuliah abang juga sebentar lagi selesai," ujar Vita.

"Insyaa Allah minggu depan kos gue habis dek. Rencananya juga mau pulang kesini aja," jawab Bang Rafli.

"Ya buat waktunya terserah abang, gue cuma pengen bunda bahagia dan kebahagiaan bunda ada di anak-anaknya," ujar Vita.

"Bener-bener bajingan tuh laki-laki. Brengsek, pengecut, nggak bisa hargai perempuan. Kenapa harus dia sih yang jadi ayah kita?" umpat Bang Rafli.

"Terus lo mau nyalahin semesta karena dia yang jadi ayah kita? Lo menyesal karena darahnya juga mengalir di tubuh kita?" tanya Vita sedikit bercanda. Baginya, dia perlu mendinginkan isi kepala abangnya agar tidak emosi berlebihan.

"Udah ya bang. Yang lalu biarlah berlalu. Gue juga marah dan kecewa, tapi apa kita bisa mengubah takdir? Nggak kan? Yang penting sekarang kebahagiaan bunda. Kita harus kompak untuk hal itu," lanjutnya.

Takdir Cintaku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang