4. Aku, Kamu, dan Dia

153 11 0
                                    

Happy Reading

"Gue...,"

Vita terlihat gelagapan. Ia memang mengagumi sosok Kenzie Mahendra Putra, tetapi ia juga tak menyangka Kenzie menembaknya secepat ini.

"Lo nggak harus jawab sekarang. Gue siap nunggu tapi kalau bisa jangan lama-lama," ujar Kenzie tak tega melihat Vita yang masih diam mematung.

"Gue nggak tahu harus jawab apa Ken. Kita emang dekat belakangan ini tapi apa harus secepat ini lo mengutarakan perasaan?" balas Vita.

Kenzie memegang tangan Vita seraya melemparkan senyum manisnya, "Gue terlanjur nyaman sama lo, terus nunggu apa lagi? Lo ilfeel tentang rumor kalau gue ini playboy? Suka gonta-ganti cewek? Atau lo lagi dekat sama cowok lain? Katakan siapa orangnya," tanyanya.

Vita menghela nafas sejenak, "Sejujurnya iya Ken. Gue belum pernah pacaran. Terakhir dekat sama cowok ehh....cuma dighosting. Gue trauma apalagi lihat lo yang udah dicap sebagai primadona sekolah. Gue nggak siap dibully sama fans atau mantan-mantan lo,".

Bagi Vita kejujuran dalam suatu hubungan sangat diperlukan, maka dari itu dia lebih memilih jujur akan unek-unek yang dirasanya saat ini.

Kenzie tersenyum tipis, "Gue yang akan bantu hilangkan trauma lo. Entah kenapa gue bisa sesayang ini sama cewek. Lo harus percaya kalau masih ada cowok tulus dan sayang sama lo dan orang itu ada di hadapan lo sekarang," ujar Kenzie dengan kepercayaan diri tinggi.

"Hahahaha pede boros. Mana buktinya kalau lo benar-benar tulus sama gue?" balas Vita. Bukan tanpa alasan Vita berucap seperti itu karena ia juga trauma dengan nasib pernikahan orangtuanya yang kandas begitu saja.

"Pegang omongan gue, gue akan berusaha bikin lo jadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Jadi, lo mau kan pacaran sama gue?" ujar Kenzie.

"Gue masih butuh waktu Ken. Gue harap lo beneran mau nunggu gue,"

"Okee,"

***

17 Agustus merupakan salah satu hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, tanah air tercinta. Hari dimana Republik Indonesia lahir sebagai negara yang merdeka dan terbebas dari belenggu penjajah.

SMA Nusantara tak mau ketinggalan untuk ikut memeriahkan hari bersejarah itu. Selain mengadakan upacara bendera tepat di tanggal 17 Agustus, SMA Nusantara juga mengadakan berbagai macam lomba.

"Vitaaa.....," panggil Laras.

Vita menoleh, "Kebiasaan deh suka banget teriak-teriak,"

Laras cengegesan, "Lo dari mana sih? Main ilang gitu aja,"

"Habis dari kantin sama Kenzie, kenapa?" tanya Vita.

"Kalian udah jadian ya? Wahh wahhh kok nggak bilang-bilang sih. Gue sebagai sahabat lo tersinggung lho," ujar Laras hiperbola.

"Berarti gue sama Ken sukses dong aktingnya. Iyaa...emang kita udah jadian dua minggu yang lalu. Etsss bentar lo tadi ngapain teriak-teriak?" balas Vita.

"Lo baca pengumuman di mading nggak?" tanya Laras.

"Lomba kan?"

Laras mengangguk, "Lo mau ikut lomba apa Vit?"

"Nggak tahu nih, gue bingung. Kasih ide dong," jawab Vita.

"Lo kan anak ekskul badminton, kenapa nggak ikut itu aja. Biar Kenzie makin terjojo-jojo," ujar Laras sambil terkekeh.

"Atlet dong kalau terjojo-jojo," balas Vita yang ikut tertawa.

"Ya nggak apa-apa. Udah sana langsung daftar ke Ketua Osis. Katanya dia langsung yang jaga pendaftarannya," ujar Laras.

"Ketos? Ahh elahh kenapa cowok setengah kulkas itu sih yang jaga, bikin males tau nggak," keluh Vita.

"Hati-hati lo benci gitu bisa jadi cinta. Kalau udah cinta sama kak Fauzan duhh bakal sulit ngelupainnya," balas Laras.

"Gue? Suka sama cowok setengah kulkas itu? Ya kali Ras, Ken jauh lebih baik daripada dia," ujar Vita.

"Cieeee.....ada yang nggak rela nih pacar tercinta dibanding-bandingkan sama cowok setengah kulkas,"

Bukan Laras yang bicara, melainkan sosok laki-laki yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan. Siapa lagi kalau bukan Kenzie.

"Widihhhh mentang-mentang udah punya pacar, gue dilupain nih? Mana jadian nggak bilang-bilang lagi," tanya Laras.

Kenzie tertawa, "Kalau gue bilang, yang ada lo makin nggak bisa moveon dari gue,"

"Moveon? Kalian pernah pacaran?" tanya Vita yang sedikit janggal dengan ucapan Kenzie barusan.

Laras dan Kenzie sama-sama gelagapan, "Aku pacaran sama dia? Ya nggak mungkin dong sayang. Aku sama Laras tuh emang udah kenal lama jadi kalau ngomong suka nyeleneh. Yaudah yuk kita kesana. Kamu mau daftar lomba kan? Aku temenin daripada kamu jadi beku di dekat cowok itu," ujar Kenzie.

Kenzie langsung menarik tangan Vita, sedangkan Laras masih termenung sendirian.

"Gue semenjijikkan itu kah Ken sampai lo berusaha mati-matian menutupi kebenarannya?"

***

"Vita sayang, aku kayaknya nggak bisa nganter balik deh. Aku ada janji sama anak-anak," ujar Kenzie. Anak-anak yang dimaksud adalah sahabat-sahabat Kenzie.

"Iyaa...nggak apa-apa Ken. Aku pesen ojol aja kalau gitu," jawab Vita.

Kenzie mengacak rambut Vita, "Makasih ya sayang udah ngertiin aku,"

"Iyaa,"

Vita berjalan ke gerbang depan tapi tanpa sepengatahuan dia, tiba-tiba....

Brukkkk

"Awwww....sakit anjirrr," teriak Vita.

"Lo bisa nggak sih bawa motor beneran dikit? Lo nggak tahu gue lewat? Atau lo emang sengaja mau celakain gue?" bentak Vita.

Fauzan Adi Wiratama, dialah sosok yang telah menyerempet Vita sampai tangan dan kakinya berdarah.

"Yang ada lo jalan nggak hati-hati. Makanya jangan megang hp mulu," balas Fauzan.

Vita berdiri dengan menahan rasa sakit, "Gue emang salah tapi lo juga salah. Kenapa bawa motor ugal-ugalan?!"

Tanpa menjawab, Fauzan langsung pergi begitu saja.

"Woiiiii.....tanggung jawab lo. Main pergi gitu aja. Katanya Ketos tapi attitudenya nol besar," gerutu Vita.

Tak mau menjadi pusat perhatian, Vita melanjutkan langkahnya menuju gerbang dan menunggu ojol untuk segera pulang.

***

"DIJODOHINN?? SAMA DIA??!!"

"Vitaa.....nggak teriak-teriak bisa kan? Cewek tuh harus lembut bicaranya," tegur Bunda.

"Bundaa.....Bunda nyuruh Vita siap-siap karena mau ada tamu tuh ini? Bun, bunda tahu nggak dia itu cowok ternyebelin yang pernah Vita temui," bisik Vita.

Saat ini Fauzan sedang berada di rumah Vita. Dia diminta mengantarkan pesanan mamanya untuk bunda Vita.

"Tante Fani, maaf kalau saya lancang. Tapi saya kurang setuju untuk perjodohan ini. Ini sudah zaman milenial, kita bisa cari jodoh tanpa ada perjodohan di antara orang tua. Lagi pula kami masih SMA," ujar Fauzan dengan sopan.

"Gue juga ogah dijodohin sama manusia setengah kulkas. Bunda tahu kan kalau Vita udah punya pacar? Bunda nggak lupa kan kalau Vita sama Ken itu udah pacaran?" ujar Vita.

"Tapi Vit, mamanya Fauzan ini teman SMP bunda. Bunda tahu gimana keluarga mereka. Kalian nggak harus jawab sekarang kok. Yang penting kalian udah tahu rencana bunda sama mama kamu Zan," jawab Bunda.

Fauzan pulang dan Vita menyusulnya sampai halaman, "Pasti lo kan yang mempengaruhi nyokap lo untuk melakukan kerjasama sama nyokap gue? Awas aja ya kalau lo mau menuruti rencana mereka," ancam Vita.

Fauzan menatap Vita jengah, "Emangnya gue mau dijodohin sama cewek mercon kayak lo? Asal lo tahu, lo bukan tipe gue,"

"Baguslah karen lo juga bukan tipe cowok gue,"

"Hati-hati dengan ucapan lo. Seseorang yang ngaku sayang banget sama lo biasanya dia yang paling bisa menyakiti lo,"

Takdir Cintaku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang