49. Best Partner

138 8 0
                                    

Gue nggak boleh egois, semua ini bukan semata-mata keinginan Vita kan?
Sabarrr dan tahan emosi lo Fauzan


Happy Reading

Kebahagiaan sepasang suami istri akan lengkap dengan kehadiran buah hati. Rasanya sungguh bahagia ketika dapat merasakan detak jantung calon buah hatinya. Meski usaha yang ditempuh sangat berat, Fauzan dan Vita tidak pernah putus asa untuk terus berusaha dan berdoa. Alhasil kini mereka memetik buah dari kesabarannya selama ini.

"Kamu hamil? Alhamdulillahhhhh," ujar Fauzan reflek memeluk Vita.

"Ehhmmm...," deheman dokter Rina sambil terkekeh.

Fauzan tersadar, "Maaf dokter jadi lihat kebucinan kami. Yahhh semua ini karena saya sangat bahagia mengetahui istri saya tengah mengandung. Semua ini juga berkat bantuan dokter Rina juga,"

Dokter Rina terkekeh, "Saya cuma jadi perantara dok. Semua ini terjadi karena kehendak Tuhan. Tapi ada satu hal yang perlu saya sampaikan,"

"Apa dok?" tanya Vita.

"Untuk menghindari dan mengantisipasi keguguran karena rahim Bu Vita sangat rentan, saya menyarankan untuk bedrest total hingga kandungan benar-benar kuat," jelas dokter Rina.

"Tapi dok, selama ini kenapa saya tidak merasakan mual seperti ibu hamil kebanyakan. Maka dari itu saya nggak menyadari kalau tengah hamil," ujar Vita.

"Memang ibu hamil itu macam-macam ngidamnya bu. Ada yang mual-mual setiap hari dan tidak nafsu makan, tetapi ada juga yang seperti Bu Vita yang nafsu makan malah bertambah. Tapi....asal Bu Vita tahu, ada seseorang yang menggantikan mual-mualnya ibu," balas dokter Rina sambil terkekeh.

Fauzan gelagapan dan salah tingkah. Vita menatap gelagat aneh suaminya itu.

"Kenapa bang? Wajah abang kok tiba-tiba merah?" tanya Vita iseng.

Fauzan menggeleng, "Enggak. Emang iya merah?"

Vita mengangguk dan dokter Rina dibuat tertawa dengan tingkah kedua pasutri ini.

"Ini saya berikan vitamin dan penguat kandungan. Ingat saran saya, lebih baik kalau Bu Vita bedrest total agar tidak kelelahan dan hindari beban pikiran yang berat," ujar dokter Rina.

"Baik dok,"

***

Fauzan dan Vita perjalanan pulang. Suasana mobil hening dan cuaca di luar sedang hujan.

"Abang sedekat apa sih sama dokter Rina? Sampai dia tahu kalau abang sering mual," celetuk Vita.

Fauzan tersenyum, "Kamu cemburu?"

"Mana ada aku cemburu?! Aku cuma tanya! Emang nggak boleh?!" sungut Vita.

"Heyyy jangan marah-marah. Ingat saran dokter Rina, nggak boleh banyak pikiran. Kamu percaya kan sama aku? Nggak mungkin aku berani main belakang sama dia. Tahu sendiri suaminya dokter Rina itu tentara, jauh lah kalau dibandingkan sama aku," balas Fauzan.

Vita mengalihkan pandangan keluar mobil, "Awas aja kalau abang main belakang,"

Tak terasa sudah sampai di rumah. Fauzan berniat membuka pintu mobil namun Vita sudah lebih dulu melenggang pergi.

"Nasibb nasibb jadi dokter ganteng ya gini nih. Dicemburui nggak jelas. Untung sayang," celetuk Fauzan seorang diri.

Fauzan masuk kamar dan Vita sudah memejamkan mata. Ia mengelus rambut Vita.

"Sayang....mandi dulu gih. Biar fresh lagi dan capeknya hilang," ujar Fauzan lembut.

"Nggak mau mandi. Aku capek sama ngantuk. Udah abang pergi sana jangan dekat-dekat aku," balas Vita tanpa membuka mata.

Takdir Cintaku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang