Karena aku saksi gimana gigihnya seorang Fauzan bertekad sembuh demi 'masa depannya'
Happy Reading
Istri adalah penyemangat.
Itulah semboyan Fauzan untuk bertekad sembuh. Ia terus berusaha agar secepatnya bisa berjalan lagi.
"Aku ingin cepat sembuh dan nggak mau bikin kamu susah lagi," ujar Fauzan.
Saat ini mereka tengah bersantai di kamar sambil menonton tv.
"Susah apaan sih bang? Aku sama sekali nggak susah malah aku seneng ditemani suami tercintaku setiap saat," balas Vita.
"Senang gimana? Kamu jadi banting tulang kerja buat mencukupi kebutuhan kita. Kamu pasti capek ya? Tiduran gih biar aku pijat kakinya," ujar Fauzan.
"Aku nggak capek abang sayang. Cuma ngantuk dikit gara-gara semalam tidur larut," balas Vita.
"Yaudah tidur sana. Udah sholat isya kan?" tanya Fauzan.
Vita mengangguk dan bersiap untuk tidur. Fauzan merangkak dan memijit kaki Vita.
Vita membuka matanya, "Abang ngapain? Udah tiduran sini aja,"
Fauzan tersenyum dan tetap memijit kaki Vita, "Otot-otot yang kaku tuh harus direlaksasi. Udah kamu tidur aja. Cuma mijit kaki istri nggak akan buat aku susah kok, malah aku senang. Jangan disingkirkan kakinya,"
"Yaudah deh terserah abang. Tapi mijitnya harus penuh perasaan," putus Vita sambil memejamkan mata.
Fauzan terkekeh, "Nggak usah sok jual mahal. Aku tahu istriku ini capek. Kamu tuh kalau mau dipijat atau mau apa bilang aja,"
Vita membuka matanya, "Kalau aku mau abang, boleh?"
Fauzan terkekeh, "Kamu tuhh yaa....awas aja kalau aku udah sembuh. Aku minta jatah malam setiap hari. Udah kamu tidur gih,"
"Dihhhh gitu banget yaa. Abang juga cepetan tidur. Besok terapi, awas aja kalau telat bangun," celetuk Vita semakin membuat Fauzan tertawa.
Keesokan harinya, Fauzan menjalani terapi dan ditemani Vita. Sejak pagi Fauzan terlihat sangat antusias dengan terapi kakinya. Di ruang terapi ia ditemani Vita dan dokter Rozak.
Fauzan mencoba berjalan lagi meski beberapa kali terjatuh. Hal itu membuat Vita sedikit khawatir.
"Ibu tenang saja, dokter Fauzan itu orangnya gigih. Ini merupakan kemajuan yang pesat. Terus kasih dia semangat dan motivasi," ujar dokter Rozak.
Vita mengangguk, "Terimakasih dokter sudah banyak membantu terapi suami saya,"
"Sama-sama, disini saya sudah menganggap dokter Fauzan sebagai adik saya sendiri," balas dokter Rozak.
Setelah berbincang dengan dokter Rozak, Vita menghampiri Fauzan yang masih mencoba berjalan meski dokter Rozak mengatakan istirahat.
"Abang minum dulu, tuh keringat udah bercucuran," ujar Vita sambil menyodorkan air mineral.
Fauzan menerima dan duduk di salah satu bangku. Ia menghabiskan setengah dari botol itu.
"Haus banget? Habis berkebun? Atau lagi bangun rumah?" canda Vita.
Fauzan terkekeh, "Demi masa depan rumah tangga kita sayang,"
Vita mengernyitkan dahi, "Masa depan?"
"Iyalahh masa iya kamu tega biarkan aku puasa lebih lama lagi. Terus kapan buat Ujan juniornya," celetuk Fauzan.
Plakkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cintaku (Completed)
Teen FictionSeburuk-buruknya manusia pasti ada sisi baiknya. Sebaik-baik manusia juga pasti ada sisi buruknya. Hanya Yang Maha Kuasa yang mampu membolak-balikkan hati manusia. Laki-laki yang baik pada akhirnya akan dipertemukan dengan perempuan yang baik pula...