Happy Reading
Setahun sudah Vita dan Rafli meninggalkan Jakarta. Kehidupan mereka sangat jauh berbeda dengan kehidupan di Jakarta sebelumnya. Suasana perkampungan yang nyaman, membuat mereka semakin betah tinggal disini.
Rafli yang semakin giat bekerja agar adiknya tak kekurangan apapun sedangkan Vita terus belajar menjadi freelancer dan menyiapkan diri untuk tes SBMPTN. Tekadnya kini sudah bulat untuk masuk ke dunia perkuliahan meski harus menunggu satu tahun dulu.
"Kamu nggak mau masuk ke kampus yang ada jurusan olahraga? Bukannya kamu dulu pengen banget jadi atlet?" tanya Rafli. Sekarang tidak ada lagi panggilan lo-gue di antara mereka. Mungkin karena lingkungannya yang tidak pas jika menggunakan lo-gue.
"Udahlah bang, aku mau masuk Teknik Informatika aja biar sama kayak abang. Entar kalau aku kesusahan kan ada abangku tercinta," jawab Vita.
"Yaa paling nggak kamu masuk FKIP Olahraga gitu, biar cita-cita kamu tercapai meski nggak jadi atlet," keukeuh Rafli.
Vita menggeleng, "Cita-cita itu malah membuatku kembali ke masa laluku yang kelam. Aku nggak mau pengorbanan kita selama ini sia-sia,"
"Yaudah kalau itu terbaik buat kamu, abang pasti dukung,"
Saat ini Vita dan Rafli tengah berada di dalam mobil. Mereka berncana healing di pantai yang tak jauh dari tempat tinggal mereka.
"Bang muter musik ya biar nggak sepi," ujar Vita.
"Hilihhh biasanya juga langsung muter lagu," cibir Rafli.
Mereka sama-sama tertawa, "Aku senang lihat kamu bisa tertawa lepas Vit. Terus gini ya," celetuk Rafli.
Aku masih belum bisa melupakan kau disana
Walau terluka, ku bisa apa
Kau berucap lalu pamit, kau di pihak diaAku masih belum lupa, cinta pernah punya kita
Walau semesta terkadang beda
Aku harus tangguh hadapinya"Kenapa moveon sesulit ini ya bang?"
Flashback on
"Ssshhhhh perut gue kok sakit ya bang?" keluh Vita.
"Astagfirullah Vit, lo kenapa? Kita ke rumah sakit sekarang ya," balas Rafli.
Rafli membopong tubuh Vita dan bertepatan dengan kedatangan Umi Inayah dan Ilham.
"Astagfirullah Rafli, Ita kenapa?" tanya Umi Inayah yang terlihat khawatir.
"Nggak tahu umi, ini Rafli mau bawa ke rumah sakit," jawab Rafli.
"Ilham, buka pintu mobil. Kita antar Ita ke rumah sakit," titah Umi Inayah.
"Baik umi,"
Sesampainya di rumah sakit, Vita diperiksa oleh dokter. Ternyata luka akibat keguguran dan kecelakaan beberapa bulan yang lalu belum benar-benar sembuh.
"Adek saya kenapa dok?" tanya Rafli.
"Apa dia pernah keguguran? Atau kecelakaan? Karena rahimnya terdapat bekas luka," jawab dokter.
Rafli terdiam sebentar dan mengangguk.
"Iya, dia pernah keguguran,"
Umi Inayah dan Ilham terkejut mendengar penuturan Rafli.
"Baik, ikut saya ke ruangan. Ada hal penting yang ingin saya katakan," ujar dokter.
Rafli mengikuti dokter itu dari belakang. Butuh beberapa menit untuk dokter menjelaskan kondisi Vita yang sesungguhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cintaku (Completed)
Teen FictionSeburuk-buruknya manusia pasti ada sisi baiknya. Sebaik-baik manusia juga pasti ada sisi buruknya. Hanya Yang Maha Kuasa yang mampu membolak-balikkan hati manusia. Laki-laki yang baik pada akhirnya akan dipertemukan dengan perempuan yang baik pula...