15. Keputusan Terbaik

102 9 0
                                    

Tapi kenapa mereka pergi nggak bilang-bilang



Happy Reading

Hari pertunangan Fauzan dan Kinara akhirnya tiba juga. Memang Papa Arsa dan Om Dewa menginginkan pertunangan dilaksanakan sebelum Fauzan masuk kuliah. Semua orang tampak bahagia, tapi tidak untuk dua sejoli yang sebentar lagi bertukar cincin. Masih ada keraguan dalam diri Fauzan maupun Kinara.

"Kak, kita batalin aja ya. Gue nggak mau lo terpaksa tunangan sama gue. Gue tahu siapa yang lo cinta dan itu bukan Kinara tapi Jovita," ujar Kinara.

"Keputusan gue udah bulat. Gue emang pernah menaruh rasa istimewa kepada Jojo.....ehm maksud gue Jovita, tapi sekarang gue mau belajar mencintai lo Kin. Gue harap lo bisa ngerti. Toh kita nggak langsung menikah kan? Anggap saja setelah ini kita baru menjalani pendekatan," jawab Fauzan dengan tenang.

"Kak Fauzan, gue nggak mau lo merasa terbebani. Gue sayang sama lo tapi gue lebih sayang sama Vita, sahabat yang selalu ada buat gue. Vita akan lebih bahagia bersama lo ketimbang sama Kenzie. Lo tahu motif Kenzie memacari Vita. Semua itu cuma untuk balas dendam konyol Kenzie. Apa lo mau orang yang lo cinta bakal sakit hati sama Kenzie?" ujar Kinara lagi.

Fauzan mengangguk, "Gue tahu tapi selama ini gue lihat Kenzie mulai berubah. Semoga Vita bisa membuat dia menjadi lebih baik dan bisa menghilangkan dendamnya itu. Udah ya, jangan bahas Vita lagi. Kita fokus sama acara besok malam. Gue nggak terpaksa kok menerima perjodohan ini. Ya mungkin ini yang terbaik buat kita semua,"

Dan kini mereka berdua resmi bertunangan. Hanya kerabat dekat saja yang menghadiri.

"Sayang, kok aku jadi pengen ya. Ahh jadi nyesel kan nolak permintaan Papa kemarin. Harusnya kita juga tunangan hari ini bukan cuma nonton Fauzan doang," ujar Kenzie.

Vita terkekeh, "Salah sendiri kamu maunya kita lulus SMA dulu,"

"Kamu juga maunya kalau kita udah benar-benar siap," elak Kenzie.

"Yaudah sihh mungkin ini waktunya Kak Ujann sama Kinkin yang tunangan. Kita fokus sama sekolah aja dulu," ujar Vita.

"Kamu bilang apa? Kak Ujan? Aku nggak mau ya setelah ini kamu panggil dia dengan sebutan itu. Kamu mau Kinara mikir macem-macem?" protes Kenzie.

"Kinara yang mikir macem-macem apa kamu yang cemburu?" goda Vita.

"Bodo ahh aku ngambek sama kamu," balas Kenzie.

Setelahnya mereka tertawa seolah hal receh tersebut sangat menggembirakan bagi mereka.

"Seperti ini terus ya Ken. Jangan berubah," ujar Vita yang diangguki Kenzie.

"Gue sadar nggak seharusnya gue suka sama lo. Tapi kenapa rasa tak mau kehilangan lo terus menghantui gue Vit? Apa gue harus melupakan dendam ini?" batin Kenzie.

***

Libur kenaikan kelas telah usai. Kini saatnya kembali menjalani rutinitas di sekolah.

"Larassss," panggil Vita.

Laras menoleh, "Bisa nggak sih lo nggak teriak?" omelnya.

"Hahahahaha, habisnya gue kangen sama lo," ujar Vita.

Mereka berdua berpelukan layaknya teletubies.

"Kinkin udah datang belum?" tanya Vita.

Laras mengernyitkan dahi, "Lo nggak tahu kalau Kinara pindah sekolah?"

Vita menggeleng polos

"Bukannya satu minggu yang lalu ada acara tunangan dia sama Kak Fauzan ya? Emang lo nggak datang?" tanya Laras.

Takdir Cintaku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang