Ita belum siap
Happy Reading
Tanpa terasa perkuliahan selama empat tahun berhasil Vita lewati. Setelah melewati berbagai jalan terjal, Vita berhasil memperoleh gelar S.T. atau Sarjana Teknik. Hari ini adalah hari bersejarah untuknya karena hari ini ia lulus sidang skripsi.
"Selamattttt adekku yang paling cantik," ujar Rafli sambil memeluk Vita dengan erat.
"Aaaaaa makasih abang Rapliiii....you are the best brother," balas Vita.
"Abang makasihh yaaa kalau nggak ada abang, aku nggak akan bisa sampai di tahap ini. Makasih Bang Rafli selalu ada di samping Vita. Vita sayanggg banget sama abang," lanjut Vita.
Rafli terus memeluk Vita, "Jangan ngomong gitu. Semua ini karena kegigihan kamu buat meraih kesuksesan,"
"Duhhh anak-anak umi kenapa pada melow? Harusnya kalian senang dong kan Ita udah lulus," sahut Umi Inayah.
Vita berlari dan memeluk Umi Inayah, "Umiiiii.....makasih juga ya umi udah baik banget sama Ita. Kalau aja umi nggak bimbing agama Ita, mungkin Ita masih terjebak masa lalu yang suram,"
Umi Inayah menenangkan Vita, "Udah ya sayang. Umi cuma bantu kamu biar kehidupan kamu normal. Udah ya jangan dibahas yang sedih-sedih. Kamu udah buktikan kalau perempuan bisa meraih kesuksesan,"
Memang dulu selama setahun, Umi Inayah menerapi agar trauma Vita hilang dengan cara memperbaiki ilmu agamanya.
"Yaudah sekarang kita makan. Tadi umi masak makanan kesukaan kamu," lanjut Umi Inayah.
"Kak Ilham mana umi?" tanya Vita.
"Ehmm ada yang nyari Ilham mulu nih," celetuk Rafli.
"Apaan sih Bang Rafli! Aku tuh cuma nanya doang," elak Vita.
Umi Inayah terkekeh, "Ilham baru mau otw dari kantornya,"
Tak lama kemudian Ilham datang membawa kue blackforest kesukaan Vita. Mereka makan bersama dengan wajah sumringah.
"Ita," panggil Umi Inayah. Mereka berdua saat ini sedang berada di dapur.
"Iya umi?"
"Kamu nggak mau pulang ke Jakarta? Sampaikan berita bahagia ini sama bunda dan ayah. Beliau pasti senang lihat kamu udah jadi sarjana," ujar Umi Inayah ragu-ragu.
Vita menatap umi sendu, "Sebenarnya Ita kangen banget sama bunda. Lima tahun Ita nggak tahu kabar bunda. Ita udah kepikiran mau balik Jakarta tapi belum tahu kapan,"
Umi memeluk Vita, "Bagaimanapun beliau adalah bunda kamu. Beliau yang udah mengandung dan melahirkan kamu. Pulang ya sayang walau cuma sebentar,"
Vita mengangguk, "Nanti Ita tanya Bang Rafli kapan ada waktu longgar. Umi tahu sendiri setelah jadi Kepala Divisi, abang jadi sibuk banget,"
"Sayang, kamu udah kepikiran buat nikah belum?" tanya Umi Inayah semakin hati-hati.
Vita terdiam.
"Udah nggak perlu kamu jawab kalau nggak nyaman. Maaf ya umi tanya hal sensitif itu," lanjut Umi Inayah.
"Ita nggak tahu umi. Kalaupun Ita menikah, itu sama saja akan menyusahkan suami Ita. Ita yang udah nggak perawan dan sulit hamil. Ita nggak mau membuat suami Ita kelak menyesal. Lebih baik Ita sendiri umi. Toh selama ini Ita udah terbiasa mandiri," jawab Vita.
"Umi tahu sayang. Kamu mandiri tapi kamu juga perlu pendamping hidup. Mau umi jodohkan kamu dengan seseorang? Seseorang yang Insyaa Allah bisa menerima kelebihan dan kekurangan kamu, seseorang yang ilmu agamanya juga bagus," ujar Umi Inayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cintaku (Completed)
Fiksi RemajaSeburuk-buruknya manusia pasti ada sisi baiknya. Sebaik-baik manusia juga pasti ada sisi buruknya. Hanya Yang Maha Kuasa yang mampu membolak-balikkan hati manusia. Laki-laki yang baik pada akhirnya akan dipertemukan dengan perempuan yang baik pula...