5. Tentang Rasa

120 11 0
                                    

Happy Reading

Pagi ini tak secerah pagi-pagi sebelumnya. Cuaca yang semakin tak menentu, membuat siapapun enggan meninggalkan tempat tidurnya. Tapi aktivitas tetap harus berjalan sebagaimana mestinya.

"Vitaa....bangun nak, kamu tuh ya kebiasaan habis sholat subuh langsung tidur lagi. Cepet bangun, nanti telat lho," ujar bunda sambil menarik selimut anaknya itu.

Vita menggeliat, "Apaan sih bun, main tarik-tarik selimut. Vita tuh masih marah sama bunda. Kenapa sih bunda tega ngejodohin Vita sama cowok setengah kulkas. Emang nggak ada cowok yang lebih keren dari dia bun?" oceh Vita sambil menyembunyikan tubuhnya di balik selimut.

Bunda terheran,"Kamu ngomong apa sih Vit? Bunda nggak ngerti. Emang bunda jodohin kamu sama siapa? Cowok setengah kulkas, apa maksudnya? Bangun dulu ihhh," balas bunda.

Vita langsung membuka matanya dan langsung terduduk,"Bunda nggak bohong kan? Vita nggak dijodohin kan?" tanya Vita memastikan.

Bunda menggeleng sambil terkekeh, "Kamu mimpi yaaa. Kasih tahu dong siapa cowok setengah kulkas itu," canda bunda.

"Hufftttt syukurlah kalau itu cuma mimpi. Cowok itu tuh cowok ternyebelin yang pernah Vita temui bun. Udah ah Vita mau mandi, entar telat lagi," balas Vita yang langsung mengacir ke kamar mandi.

"Ada-ada saja anak itu,"

***

"Kennnn....," panggil Vita.

Kenzie menoleh, "Kenapa Vit? Ohhh pasti mau bahas yang kemarin ya?" tanya Kenzie. Vita mengangguk dan mereka ngobrol di belakang sekolah.

"Ehmmm...soal yang kemarin sorry ya gue jadi terpaksa ngaku-ngaku kalau kita udah jadian. Ya lo tahu kan gimana jelasnya Laras masih berharap sama gue. Gue nggak mau kasih dia harapan palsu dan gue nggak mau nyakitin dia lebih dalam lagi," ujar Kenzie.

"Gue sebenarnya nggak enak sama Laras. Gue itu sahabatnya tapi dengan teganya bohong sama dia. Gue bingung Ken," jawab Vita.

"Tapi lo juga sayang kan sama dia? Lo nggak mau dia sakit hati kan?" tanya Kenzie.

"Iyaa sihh....,"

"Apa lo mau kita pacaran beneran? Biar lo nggak merasa mengkhianati sahabat lo sendiri," bujuk Kenzie.

Vita mematung

Tapi bukan karena ucapan Kenzie, melainkan ada seseorang yang berdiri di belakang Kenzie.

"Dia dengar ucapan Kenzie barusan nggak ya?" batin Vita.

"Vit, lo kenapa? Lo nggak mau pacaran beneran sama gue?" tanya Kenzie lagi. Vita masih terdiam.

Kenzie sadar kalau Vita tidak memandangnya tapi melihat ke arah lain.

"Lo ngapain disitu? Lo nguping omongan gue ya? Lo nggak ada kerjaan lain apa? Dasar ketos kepo," sentak Kenzie.

Ketos, siapa lagi kalau bukan Fauzan. Iya, Fauzan sedari tadi mendengar ucapan Kenzie dan Vita.

"Gue nggak akan ikut campur sandiwara kalian, tapi gue mau manggil Jovita. Dia dipanggil ke ruang guru," ujar Fauzan.

"Tapi bisa kan nggak usah nguping obrolan orang?!" Kenzie masih tersulut emosi.

"Udah Ken, nanti kita bahas lagi. Gue ke ruang guru bentar," ujar Vita.

Fauzan dan Vita berjalan beriringan. Mereka sama-sama diam. Entah kenapa Vita teringat mimpinya semalam.

"Ishhhh...mikir apa sih gue. Ya kali gue beneran dijodohin sama dia," ujarnya berbisik. Berharap Fauzan tidak mendengarnya, tetapi....

Takdir Cintaku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang