64. Bertemu untuk keputusan akhir

40.4K 3.6K 1.4K
                                    

Hai! Publish ulang ya😭
karena yang kemarin gaada notifnya
Yang kemarin kena PHP maaf ya cantik janji nggak lagi😜

Maaf banget Bunda baru bisa update sekarang, sedikit ada kesibukan dan kurang sehat kemarin-kemarin huhu ada yang nungguin update nggak?

Kalian kangen Arkan gemoy? Ada berapa sih yang kangen si gemoy tukang palak itu coba tulis namanya banyak-banyak di sini👉🏻

Jangan lupa ramein komen di setiap paragraf ya kayak kemarin deh tembusin yuk 800 vote dan 800++ komen bisa ya?

Cepuin cerita ARSENIO di Tiktok dong
jangan lupa pake hashtag #arsenioaderald atau bisa tag @bilasalmon.wp okey??

Dukung terus ya❤️

•••

Tepat di hari Sabtu malam, di rumah menjulang tinggi atau bisa juga di sebut dengan Mansion Keluarga besar Bhalendra—Kakek dari Arsen dan juga Rio, tengah ramai karena adanya acara Hari Pernikahan dari Sang Kakek dan Nenek yang ke-43 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat di hari Sabtu malam, di rumah menjulang tinggi atau bisa juga di sebut dengan Mansion Keluarga besar Bhalendra—Kakek dari Arsen dan juga Rio, tengah ramai karena adanya acara Hari Pernikahan dari Sang Kakek dan Nenek yang ke-43 tahun. Semua Keluarga Besar berkumpul saling menyebar kebahagiaan. Mulai dari kerabat yang terdekat hingga kerabat terjauh.

Acara sudah di buka beberapa menit yang lalu. Kini, semua orang sedang menikmati segala hidangan yang telah di persiapkan khusus untuk kerabat. Arsen tengah menggendong adik kecilnya—Arkan yang sedari tadi merengek ingin memakan cup cake yang telah tertata rapi di meja bagian tengah. Mereka berdua mengenakan jas hitam dan juga sepatu yang kembar.

"Arkan mau yang mana? Yang ini?" tanya Arsen seraya menunjuk salah satu cup cake.

Arkan menggeleng. "Nda au! Au yang tu." jawab Arkan menunjuk cup cake ber-cream coklat.

Arsen menggeleng pertanda melarang. "No no. Arkan nggak boleh makan yang coklat sama Bunda. Ganti yang lain ya?"

Arkan menghentakkan kakinya. "Nda au! Au yang tu Abang!"

"Yang lain aja ya? Arkan baru sembuh,"

Arkan melengkungkan bibirnya ke bawah, bahkan mata lucunya itu pun sudah mulai berkaca-kaca. Arsen yang melihatnya itu menjadi tidak tega bercampur dengan gemas.

Arsen mengambil cup cake ber-cream coklat. "Mau ini?" tawarnya.

Arkan langsung sumringah dan mengangguk cepat. Bahkan mata lucu yang tadinya hampir meneteskan air mata itu seketika hilang. "Au au!"

Arsen tersenyum. "Sun Abang dulu,"

Arkan segera mencium kedua pipi dan juga bibir Abangnya sampai suara kecupannya itu berbunyi. Arsen masih tidak puas, ia menggigit pipi kiri Arkan itu gemas. Yang di gigit itu selalu pasrah. Memang segemas itu Arsen pada adiknya.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang