32. Gagal marah

58.9K 4.9K 140
                                    

komen dan vote nya jangan lupa ya
ramein lagi yuk biar makin semangat ngetiknya😭😩

jangan lupa follow instagram:
@bilasalmon.wp

•••

Setelah beradu argumen dengan Junior yang berhasil membuat Arsen berada di puncak amarahnya, Arsen menarik paksa gadisnya itu untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beradu argumen dengan Junior yang berhasil membuat Arsen berada di puncak amarahnya, Arsen menarik paksa gadisnya itu untuk pulang.

Keheningan selama di perjalanan membuat suasana menjadi canggung. Entah harus dengan cara apalagi Alanna membujuk Arsen agar tidak mendiaminya.

Jari telunjuk Alanna menjawil lengan Arsen. "Jangan marah, jelek tau. Maafin ya?"

Tidak ada respons. Membalasnya saja Arsen enggan. Pandangan Arsen tetap fokus mengendarai mobilnya dengan santai.

Di saat marah seperti ini, Arsen tidak pernah mengebut saat mengendarai mobil, demi keselamatan dirinya dan juga Alanna, kecuali jika ia mengendarai motor.

"Arsenn! Jangan marah gitu dong. Maafin aku ya, ya, ya?" Alanna merengek.

Rengekan Alanna itu membuat wajah Alanna menjadi makin cantik, imut, dan gemas berkali-kali lipat.

Alanna berdecak kesal. "Ck! Beneran marah kayaknya. Maafin aku dong?" Alanna mengubah posisi duduknya miring. "Maafin ya?"

Jurus manjurnya Alanna adalah memasang wajah segemas dan seimut mungkin, agar pertahanan Arsen itu runtuh. Tapi, ternyata tetap tidak mempan.

"Arsenn, maafin Alannaaa," Alanna terus memainkan ujung jaket kebanggaan Arsen, yang bertuliskan ASCENCIO dan berlambangkan tengkorak.

"Iya aku tau aku salah, nggak seharusnya aku kasih tawaran kayak gitu, tapi aku nggak mau Rahma jadi incaran barunya Junior beneran, kasihan Rahma,"

Pandangan Arsen masih fokus dengan jalanan. "Kamu tau kan Junior itu gila, segila-gilanya dia, dia bakal ngelakuin cara apa aja supaya dia menang, makanya aku kasih tawaran yang murni,"

"Terserah."

Satu kata tapi melekit saat di dengar. Jika di pikir-pikir ulang, memang benar yang di lakukan oleh Alanna tadi itu sangat salah.

Sekarang, lelaki mana yang tidak marah saat kekasihnya itu berani memberikan tawaran hanya demi hal sepele seperti itu? Taruhan loh ini. Taruhan!

Balas dendam saja belum rampung, sekarang bertambah lagi masalah baru.

"Kok malah terserah sih? Di maafin nggak?" Alanna merengek lagi. "Arsen jangan diem aja dong. Jawab, iya atau enggak?!"

Masih tetap tidak ada jawaban. Hingga akhirnya, Alanna menyerah, memilih diam memandang ke arah jalanan melalui kaca mobil.

"Yaudah kalo marah."

Arsen sama sekali tidak minat untuk melirik apalagi menjawab semua ucapan gadisnya itu. Yang jelas sekarang adalah ia marah, kesal. Bercampur aduk.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang