67. Kejanggalan

38.7K 3.6K 3.1K
                                    

Wissss keren sekali aku bisa update sehari sekali iya dong pacarnya Jaemin gitu loch harus keren😍

Jangan lupa pollow ig bunda @bilasalmon.wp aku sering main game + kasih spoiler di sana gak pollow unpren kita 😏

Mari kita ramaikan lagi dengan
1,5k vote 3k komen biar bisa ending di sini dan di novel nya langsung😎

Hargai penulis oke?
Nah sip oke.

•••

"Baik buruknya seseorang, disaat mereka udah tertangkap basah mereka nggak akan pernah mau ngaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baik buruknya seseorang, disaat mereka udah tertangkap basah mereka nggak akan pernah mau ngaku. Jangankan ngaku, minta maaf aja ogah."
-Samudra Alfrad Wardhana

•••

Arsen menyenderkan tubuhnya di tembok samping ruang BK. Ia tengah menunggu seseorang sambil memandangi kertas yang tadinya di bawa oleh Nabila.

Terdengar suara langkahan menuju ke arahnya. Panji datang dengan wajah lesu bercampur dengan kekesalan. Arsen menatap sahabatnya itu dengan tatapan datar khasnya.

"Sen," panggil Panji, lalu ia mendekat. "Sorry."

"Jangan minta maaf ke gue, minta maaf ke orang yang bersangkutan." jawab Arsen yang masih bersender di tembok.

Panji diam. Kepalanya setengah tertunduk memandangi sepatu milik Arsen.

"Lo nggak liat dia nangis? Tega lo ngebiarin cewek nangis?"

Panji masih diam. Mungkin siapapun yang memarahinya ia pasti akan langsung memberontak, tapi tidak untuk Arsen.

"Lo baik tapi lo juga tega." ungkap Arsen jujur.

Panji mendongak. "Gue kacau, Sen. Gue cuma mau sendiri. Gue nggak mau berurusan masalah cewek. Terlebih lagi Nabila."

"Sikap lo ke dia itu nggak seharusnya. Kasih tau masalah lo apa. Gue tau ini emang berat buat lo, tapi setidaknya dia ngerti. Jangan buat dia ngerasa bersalah karena lo yang sekarang. Tenangin diri lo dulu,"

Panji kembali diam.

"Lo sendiri kan yang bilang kalo ada apa-apa itu di bicarakan dengan baik? Prove it! Jangan menjauh dari masalah yang sebenarnya lo itu butuh teman cerita,"

"Just tell her! Trust me." pertegas Arsen.

Nada bicara Arsen tegas tapi ia berusaha tenang agar tidak menimbulkan pertengkaran di antara dirinya dan Panji, karena jika ada yang bernada tinggi pada Panji, cowok itu tidak akan tinggal diam dan akan langsung memberontak.

"Is she really that bad in your eyes?"

Panji menatap Arsen sekilas lalu ia menunduk lagi. "Dia terlalu baik buat gue."

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang