11. Posesif

88.5K 6.7K 337
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dan ajak teman-temannya mampir ya💓
vote komennya yuk!

•••

Malam harinya, Alanna memutuskan untuk berkunjung ke markas Alenoz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam harinya, Alanna memutuskan untuk berkunjung ke markas Alenoz. Ada banyak hal yang harus ia bicarakan saat ini.

Sebenarnya, Alanna sangat enggan bersembunyi di balik topeng. Tapi ia harus melakukannya, demi mengalihkan perhatian Geng Cyclops, karena yang ketuanya—Junior tahu Alanna sangat takut padanya, padahal dibalik itu semua hanyalah permainan topeng belaka. Dengan cara itu kelemahan mereka akan terbongkar.

"Masih mau sembunyi dibalik topeng?" tanya Jihan. Alanna mengangguk. "Alenoz udah kebongkar secepat ini loh, Na, dan ini semua atas suruhan lo,"

Rizky menghampiri Alanna dan duduk tepat di bangku depannya. "Pasti lo lagi ngerencanain sesuatu yang lain kan?"

"Apapun rencana lo, gue yakin pasti keren," celetuk Gentha.

Memang benar, Alanna mempunyai banyak rencana baru. Apapun rencananya itu membuat anak Alenoz bergidik ngeri.

"Apa yang bakal lo lakuin kali ini?" tanya Rizky menyenderkan punggungnya di sofa.

"Gue akan coba bongkar identitas gue,"

Rizky, Jihan, dan Gentha berhasil dibuat terkejut oleh Alanna. Mereka tidak habis pikir apa yang ada di dalam otak Alanna hari ini.

"Sebelum itu, gue harus buat salah satu dari inti Ascencio angkat bicara, gue butuh informasi lebih lanjut tentang kematian saudara kembar Samira yang sebenarnya," ucap Alanna.

"Gue akan bongkar sedikit demi sedikit identitas gue di hadapan mereka semua sesuai apa yang kalian mau, bukan sebagai Alanna, tapi sebagai Ketua Alenoz,"

"Dan gue minta tolong sama kalian jangan sampai ada satupun anggota Ascencio yang berhasil menggali informasi tentang Alenoz, terutama Arsen, Rio, dan Samudra."

Mereka bertiga mengangguk mengerti apa yang Alanna jelaskan.

"Posisi Samudra di Ascencio itu sangat penting, ini tugas lo Gentha, lo harus bisa lebih menutup lagi." Gentha mengangguk.

Alanna membuang nafas kasar. "Kalian semua pasti tau kematian Samira dan Samuel itu di jam dan di hari yang sama, gue yakin itu bukan suatu kebetulan—"

"Tapi perencanaan."

•••

Keesokan harinya, inti Ascencio melakukan ritual berkumpul seperti biasa. Perkumpulan kali ini sangat beda. Suasana markas menjadi sedikit lebih genting di banding sebelumnya.

Setelah kejadian penyerangan kemarin, Arsen berencana untuk memperketat pengawasan di setiap sudut sekolah. Dan juga ia memutuskan untuk mengambil alih pengawasan Alanna itu seorang diri.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang