31. Taruhan

58.4K 5K 47
                                    

Di part sebelumnya aku nulis nama-nama inti Ascencio Gang siapa aja takut banyak yang lupa hihi

yuk vote komennya sebelum baca bisa yuk🥺💓

•••

Bel pulang sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pulang sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Alanna, Rahma, dan keena inti Ascencio melangkah menuju parkiran. Sementara itu, Arsen masih menyelesaikan beberapa urusan dengan pelatih basketnya di Ruang Olahraga.

Pada saat mereka sampai di parkiran sekolah, Junior beserta beberapa antek-anteknya datang tanpa di undang dengan memasang wajah meremehkan.

"Allahu akbar. Ngapain lagi sih lo ke sini, hah?" tanya Gerald dengan kesal.

Rio menatap Junior tajam. "Mau apa lagi lo? Masih belum puas sama hasil balap kemarin?"

Junior tersenyum kecut. Kemudian pandangannya itu terkunci pada gadis yang tengah berdiri di samping Alanna dengan tubuh yang gemetar karena ketakutan.

"Na, mereka siapa? Kok mereka ngeliatin gue kayak gitu sih, gue takut." lirihnya seraya memeluk erat lengan Alanna.

Alanna mengelus lengan Rahma supaya lebih tenang. "Nggak usah takut. Ada gue, ada anak Ascencio yang lain juga, lo yang tenang ya?" hal itu di balas anggukan kecil oleh Rahma.

Junior maju selangkah. "Cewek yang kalian bawa cantik juga, boleh kenalan nggak?" ucapnya.

"Udah ya congek mesum, sekarang bukan waktunya buat cari gebetan," ujar Pangeran. "Ini masih kawasan sekolah, mumpung gue masih baik nih ya mending lo balik aja deh. Muka lo yang mirip buntelan ikan asin itu ganggu tau nggak!"

Junior tertawa. "Cih! Gue kesini cuma mau ngingetin, dua minggu lagi pertandingan basket, Falcon Cup. Gue yakinin sekolah kalian bakalan lawan sekolah gue," ucapnya sambil menunjuk bergantian.

Samudra berdecak kesal. "Ck! Bacot! Basa-basi lo, lagu lama. Cepetan ngomong to the point!"

"Taruhan, maybe?"

Panji berkacak pinggang. "Wah, cari masalah nih orang,"

Rio bersedekap dada. "Apa lagi yang mau di taruhin? Uang? Motor? Udah cukup. Masih nggak mau ngaku kalah juga?"

Junior maju selangkah lagi. Posisinya sejajar dengan Rio. "Perlu lo tau, Cyclops nggak akan pernah nyerah apapun hasil akhirnya. Lo sendiri juga udah tau kan apa yang bakal gue lakuin?"

Rio tersenyum desis. "Nggak akan pernah nyerah, tapi dengan cara melakukan kecurangan. Itu kan yang lo lakuin dan yang lo maksud bertahun-tahun ini?" balas Rio seraya menaikkan sebelah alisnya.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang