3. Cerita masa lalu

90K 7.8K 272
                                    

Hai hai
belum pada bosen kan hehe jangan donggg

jangan lupa ajak yang lain mampir ke sini ya😍

•••

Alanna masih terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alanna masih terkejut. Tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan saat melihat cowok di ambang gerbang sekolah. Arsen meliriknya dan dengan sigap ia menggandeng tangan Alanna saat orang tersebut menghampirinya. Tatapan Arsen berubah penuh dengan kebencian. Rahangnya mengeras. Tangannya terkepal kuat. Cowok itu adalah musuh bebuyutan Arsen sejak awal Arsen melanjutkan Generasi Geng Ascencio—Junior Antonio Bara, Ketua Geng Cyclops.

"Hai, bro!" sapa cowok tersebut.

Arsen memilih diam. Ia menggenggam tangan Alanna itu seerat mungkin.

Junior melangkah saat menyaksikan Arsen menggandeng tangan Alanna dengan erat. "Gimana rasanya gandeng cewek bekas gue?" ujar Junior dengan remeh.

Bekas? Batin Arsen.

Arsen masih tetap diam. Ia berusaha menahan diri agar tidak terlepas emosi. Dan itu juga ia lakukan agar ketakutan Alanna tidak semakin bertambah. Karena berdasarkan yang ia tahu, kebanyakan para gadis selalu begitu jika melihat orang yang sedang marah.

"Kamu makin cantik aja, Na," Junior membelai pipi Alanna yang kemudian di tepis kasar oleh Arsen.

"Nggak usah lo sentuh dia." ucap Arsen penuh dengan penekanan.

Junior tersenyum smirk. "Oh, kayaknya kamu punya yang baru ya? Bagus deh, aku nggak capek-capek lagi untuk ngelindungin kamu dari musuh aku yang lain di luar sana."

"Brengsek lo!" Alanna membuka suara. Dan itu hanya di balas dengan senyuman remeh oleh Junior. "Sen, ayo pulang, lo mau berapa lama lagi kita di sini?"

Arsen diam dan ia semakin mengeratkan genggamannya. "Kalo lo dateng cuma buat ngebacot hal yang nggak penting kayak gini, mending lo balik," ucap Arsen.

Jari telunjuk Arsen menujuk ke arah gerbang sekolah. "Gerbang sekolah masih dibuka, gue bebasin lo bisa pulang tanpa ada jejak di muka bejat lo itu. Silahkan!"

Terlihat wajah Junior berubah kesal. Rahangnya mengeras. Ia mengepalkan tangannya itu penuh dengan emosi.

"Lo harus inget, urusan gue sama lo itu belum selesai,"

"Gue ngerti. Nggak ada yang bilang urusan kita udah selesai kan?" balas Arsen yang membuat Junior diam kicep di tempat. "Kalo mau adu otot, bukan di sini tempatnya. Urusan lo cuma sama gue. Gue peringatin, nggak usah bawa orang lain, apalagi dia. Pengecut lo namanya,"

Arsen maju selangkah menatap Junior lebih dekat. "Gue nggak akan segan-segan nyerang lo disini sampai mati sekalian gue siap, tapi gue sadar diri itu semua nggak akan pernah ngebalikin dia di dunia ini, ngerti lo?" lanjut Arsen.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang