24. Balap motor dan insiden

68K 5.5K 183
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ya
ajak teman-teman kalian mampir okey?

•••

Sesuai janji Arsen kemarin, pizza yang panjangnya satu meter itu berhasil mendarat di markas Ascencio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai janji Arsen kemarin, pizza yang panjangnya satu meter itu berhasil mendarat di markas Ascencio. Ini bukan pertama kalinya Arsen menraktir Ascencio, tapi sudah beribu kali. Tenang, harta Arsen masih aman. Selain pizza, Arsen juga membawakan mereka martabak manis, beberapa minuman dingin jus dan bersoda, sekalian juga buat isi stock kulkas di markas.

"Aseekk pizaa satu meter nih, Bos!!!" seru Pangeran yang sedari tadi sudah tidak sabaran.

"Nggak tanggung-tanggung, ada martabak manis juga nih," sahut Panji.

"Sungkem dulu sama suhu," sambung Gerald.

"Terima kasih suhu atas pejenya." ucap Samudra.

" Skuy kita telanjangi pizza nya!" ujar Pangeran.

"Jijik, Pan. Bahasa lo," jawab Panji.

"Yaudah sih, yang penting kan kenyang, wle!" balas Pangeran.

Panji menggeleng-gelengkan kepala. "Terserah lo deh."

Semuanya tampak senang dan melahap pizza satu meter itu dengan rakusnya. Arsen dan Rio hanya bisa menggelengkan kepala. Mereka berdua hanya menikmati minuman dingin karena cuaca hari ini cukup panas.

"Jadi, beneran jadian sama Alanna?" tanya Rio sambil memegang minuman bersodanya.

Arsen mengangguk. "Aneh ya?" tanyanya.

Rio tersenyum kecil dan mengangguk samar. "Dikit. But it's okay, you deserve to be happy, bro! Congratulations!" jawab Rio yang kemudian memeluk sayang sepupunya.

"Thanks." Arsen membalas pelukan dan mengelus punggung Rio.

Rio mengurai pelukannya. "Ngomong-ngomong, lo udah lama nggak balap, nggak ada niatan mau balap lagi?"

Arsen membuang nafas. "Masih ada?" Rio mengangguk. "Kapan?"

"Malam ini. Arena biasa."

"Ada siapa?"

Rio beralih mengambil satu slice pizza yang ada di depannya. "Alenoz." Rio melahap pizza itu dengan satu gigitan. "Yang nolong kita kemarin, mereka ngundang kita buat nonton aksi balap." lanjutnya.

"Lawan siapa?"

"Cyclops."

Arsen tersenyum smirk. "Masih belum kapok."

Rio terkekeh dan melahap kembali pizzanya. "Lo nggak curiga sama Alenoz?"

Arsen menoleh. "Kenapa? Lo curiga?"

Rio mengangguk samar. "Gue penasaran aja siapa atasan yang mereka bilang waktu itu. Lo nggak mau cari tau?"

Arsen menggeleng, dan meneguk jusnya kembali. Mau mencari tahu dengan cara bagaimana pun sepertinya bakal sia-sia, karena Alenoz menutup segala akses identitas mereka.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang