41. Ruangan bawah tanah

43.6K 3.8K 68
                                    

vote komen sebelum baca yang banyak biar aku makin semangat ngetiknya😭

jangan jadi sider yaaa
bantu up cerita ini juga ya sampai sukses🥰

•••

Alanna terus memutar rekaman video dan mencari letak lokasi melalui google yang baru saja di kirim dari nomor tidak di kenal itu di sofa kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alanna terus memutar rekaman video dan mencari letak lokasi melalui google yang baru saja di kirim dari nomor tidak di kenal itu di sofa kamarnya. Ia meminta Jihan agar datang ke rumahnya untuk mendiskusikan hal ini.

"Ini cowok siapa ya? Mana videonya cuma 10 detik lagi,"

Sedari tadi, Alanna terus bermonolog sendiri. Bahkan video itupun terus ia di ulang berkali-kali. Pada saat Alanna mencoba mengulang kembali videonya, terdengar suara tidak asing di video itu. Buru-buru ia full kan volume ponselnya kemudian ia dekatkan di telinganya, memastikan kembali.

"Lo yang udah ngebunuh Samuel kan anjing?! Lo punya dendam apa sama dia hah?"

Dahi Alanna mengkerut. "Hah? Kayak kenal suaranya," gumam Alanna. "Bentar-bentar ulang lagi."

Alanna terus mengulang video itu berkali-kali, mengamati suara siapa yang ada di video itu yang keadaannya marah besar.

"Kayak suaranya Arsen. Bentar-bentar lagi-lagi."

Alanna mengulang kembali video itu sebanyak 2 kali. Ia mengubah kecepatan videonya, sekaligus mengamati kembali cowok yang ada di video itu. Dilihat dari belakang yang ada di video itu tubuhnya cukup tinggi, tapi lebih tinggi Arsen.

"Lah iya, suaranya Arsen," gumam Alanna. "Tapi kenapa videonya di kirim ke gue? Seharusnya kan ke Arsen?"

Tok Tok Tok

Jihan datang mengetuk pintu kamar Alanna, memutar knop pintu dan menutupnya kembali.

"Kenapa, Na?" tanya Jihan yang kemudian duduk di samping Alanna. "Ada masalah? Atau lo sakit?"

Alanna menggeleng. "Ada yang ngirim video ke gue."

Jihan mengerutkan dahi. "Video? Video apa?"

Alanna menyodorkan ponselnya itu ke Jihan. "Nih, lo liat sendiri aja."

Setelah memberikan ponselnya itu pada Jihan, Alanna hendak berdiri mengambil minuman kaleng di kulkas kecil yang ada di dalam kamarnya.

"Lo nyadar nggak, informasi yang kita dapat selalu nggak jauh dari Samuel? Padahal yang kita butuhin itu Samira." ucap Alanna seraya meletakkan minuman berkaleng itu di atas meja.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang