13. Past

67.9K 5.7K 239
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum baca!
jangan lupa komen juga yaaa

•••

BRAK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAK!

Mendengar suara pintu terbuka dengan kasar, membuat Alanna terlonjak kaget dan menoleh ke sumber suara. Raut wajahnya berubah menjadi kesal.

Mipan sialan! Bikin kaget aja lo kerjaannya! batin Alanna kesal.

"Loh Alanna? Ngapain?" tanya Panji.

"Lah Arsen juga ngapain disini?" sambung Pangeran.

Pangeran tersenyum jail. Dan seperti biasa menggoda orang adalah makanan sehari-harinya. Tanpa itu hidup tidak ada rasanya.

Bagaikan orang flu yang meminum segelas yang berisikan jus jeruk, yang sudah jelas tidak akan ada terasa apa-apa.

"Eciee lagi ngebucin, pantesan tadi tarik-tarik tangan lo, ternyata sedang membucin disini," goda Pangeran.

Alanna menempelkan jari telunjuknya di bibir. "Sshuutt! Arsen nya lagi tidur. Jauh-jauh sana lo kutil!" bisik Alanna sambil mengejek.

Gerald mencubit hidung Pangeran gemas. "Rusuh mulu lo dari tadi! Gemes gue,"

Pangeran memegangi hidungnya yang merah akibat cubitan dari Gerald. "Sakit, Rald! Peles!"

"Dari tadi, Na?" tanya Geri. Alanna hanya mengangguk.

Merasa tidurnya terusik, Arsen menggeliat dan mengerjapkan matanya itu berkali-kali. Saat membuka mata, pemandangan yang pertama ia lihat adalah Alanna. Berbeda lagi jika berada dirumah. Jika bukan pemandangan wajah Arkan yang suka mendusel saat tidur bersamanya, ya jendela kamar yang tertutup oleh gorden.

"Enak tidurnya?" tanya Alanna.

Cukup lama Arsen memandang wajah cantik gadis itu, ia sedikit tersenyum.

"Paha gue pegel, Arsen. Cepet bangun ih!" keluhnya.

Bukannya bangun, Arsen malah memejamkan matanya kembali dan itu membuat Alanna mendengus kesal.

"Lo pilih bangun sendiri atau gue jogrokin lo ke bawah?!" ancam Alanna.

Dengan pasrahnya, Arsen bangun seraya menyisir kembali rambutnya yang sedikit berantakan. Keenam sahabatnya yang masih berdiri di ambang pintu itu menikmati pemandangan yang ada di depan mereka. Berasa nonton drama korea.

"Duh berasa nonton pilem gue, remotnya TV mana ya? Mau gue ganti aja nih channel TV nya bikin iri," sindir Pangeran seraya berpura-pura mencari remot. Padahal juga tidak ada remot disini hanya ada kerikil kecil.

"Hayo lo berdua abis nga—" baru saja Samudra angkat bicara sudah di potong lebih dulu oleh Arsen.

"Nggak ada yang ngapa-ngapain."

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang