"Jan!" bisik Javi pelan.
Janu yang sedari tadi asik bermain dengan ponselnya itu hanya bergumam. Dia yakin ini anak pasti cuma akan merecoki hari tenangnya itu.
"Hm?"
"Lo gak ada niatan apa ngajakin Liana jalan juga?"
Satu pertanyaan yang sukses membuat Janu menghentikan kegiatannya. Bener kan dugaannya, Javi gak akan pernah biarin dia bahagia.
"Hm!"
"Lo gak kasihan apa sama dia!" lanjut pemuda Kalingga itu. Janu masih gak menggubrisnya.
"Elo yang minta tolong ke dia buat dapetin Karina, lo yang janji ke dia buat bertahan sebulan aja, tapi elo juga yang sering nyakitin dia!" Javi menatap Janu, lalu menggeleng pelan.
Dia baru sadar, gimana bisa dia berteman dengan orang macam Janu ini. Bener-bener gak punya otak—begitu pikirnya.
"Sinting!" lanjutnya masih sedikit berbisik.
Netranya sibuk menatap ke arah Karina dan Mia kekasihnya yang kini sedang asik mengobrol dan tertawa. Entah apa yang dibicarakan mereka. Janu ikut memandang ke arah keduanya.
"Bisa diem gak sih lo, berisik!"
"Ye dibilangin juga. Lo gak ada kepikiran apa, sekali aja anggep Liana ada?" kini Javi menatap Janu dengan tatapan serius.
"Gak, gue kan emang belum suka sama dia!"
"Belum? Berarti akan?"
"Sumpah ya lo, makan nih makan!" Janu menyodorkan kentang goreng pesanannya ke arah Javi.
Suara Janu yang cukup keras, berhasil menyita perhatian Karina dan Mia yang kini menatap ke arah mereka. Tatapan mereka seakan bertanya ada apa.
"Kenapa?"
"Gak apa-apa kok yang, eh aku pinjem Javi dulu ya Mia!" ujar Janu lengkap dengan senyumannya.
"Ikut gue sini buru!"
Janu menarik Javi menjauh dari keduanya. Sumpah dia heran, ada aja yang pemuda itu bahas tentang Liana. Padahal dari tadi kalo boleh jujur Janu sedikit lupa kalo ada Liana di antara dia dan Karina.
"Lo ya, bisa gak sekali aja pas cuma ada gue ama Karina gak usah bahas Lia!"
"Terus kapan mau di bahas, pas bareng-bareng aja lo tuh bucinnya ama Karina mulu. Kasihan tau gak gue ama tuh cewek!" Janu menghela napasnya.
"Jav, biarin ini jadi urusan gue aja!"
"Gak bisa, bro. Lo gak tau kan gimana Liana sebenernya?"
Janu diam. Jujur aja selama ini Janu hanya sebatas mengenal Liana sebagai sahabat Karina. Hingga ia tau bagaimana kehidupannya. Selain itu dia gak tau. Bahkan kalo di tanya siapa nama panjang Liana, Janu gak akan bisa jawab.
Janu kan cuma ngafalin nama pajang Karina, biar gampang katanya kalo ijab kobulnya. Emang halu gitu anaknya.
"Ah bodo ah, pusing gue!"
"Kalo gitu putusin, lo gak bisa nempatin dua ratu di istana lo itu!" ucap Javi menepuk pundak Janu pelan.
Sebelum Javi beranjak dari tempatnya untuk kembali ke tempat duduk mereka. Pemuda itu mendekat ke arah Janu, lalu membisikan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE [END]
Teen FictionFt. LIA x JENO Tak ada yang spesial di kehidupan Lilyana Chaliana Jelita, seorang siswi SMA yang menyandang predikat teladan. Pintar dan selalu jadi juara pertama, seperti itulah Lia di mata teman-temannya. Tak begitu menarik karena sudah tak heran...