DUA PULUH SEMBILAN

487 65 10
                                    

Entah ya, hari ini kaya lagi adu drama aja. Drama siapa yang terbaik di antara banyak drama, ya walaupun belum ngalahin dramanya Karina, Liana, dan Janu tentunya. Kaya yang terjadi sama Rendra dan Naya, mereka malah satu kelompok sedangkan Sherly pisah sama mereka. Udah lah Naya bingung sendiri jadinya.

Padahal dia udah mati-matian ngehindarin hal ini. Eh gak taunya tetep bakal, kudu, dan harus berhubungan sama Rendra tanpa teman-temannya. Ya tuhan, tolong selamatkan hati Naya. Takut labil katanya.

"Lama?" tanya Naya setelah sampai di tempat dimana dia janjian sama Rendra. Pemuda itu menggeleng pelan.

"Gak."

"Oh!" Naya mengambil duduk di hadapan Rendra, mengeluarkan beberapa buku yang mereka perlukan nanti.

Seakan buta, Naya tak memperdulikan jika Rendra memperhatikannya sejak tadi. Dia mencoba fokus dengan apa yang harus ia baca dan pelajari, sebelum akhirnya dipraktikan nanti.

"Ini semua bahan-bahan udah lengkap kan?"

"Iya."

Naya menghela napas pelan, pasalnya Rendra dari tadi hanya jawab 'Iya' dan 'Gak' seakan gak ada kosakata lain selain dua kata itu. Gadis itu terpaksa menoleh ke arah Rendra yang masih setia memandanginya.

Di bilang bingung, tentu saja Naya bingung. Soalnya Rendra kan udah pacaran sama Sherly lama. Terus urusan apa yang belum ia selesaikan sama dirinya? Naya gak paham tentang itu, yang dia tau dia gak baik-baik aja—mungkin—itu pikirnya.

"Lo kenapa? Sakit?" Rendra menggeleng. "Terus?"

"Maaf!"

Naya mengerutkan keningnya. Bingung dia dengan kerandoman Rendra yang gak tau mau bicara ke arah yang mana. "Buat?"

"Everything!"

"Ok, but I don't want to talk about anything else!" sahut Naya.

"Until when?"

Naya menghela napas pelan. "Rendra, gue ke sini buat kerja kelompok. Dan gue rasa udah gak ada yang perlu dibicarain lagi. Gue merasa gue baik-baik aja!"

"Then why are you avoiding me? Why are you just standing there? Why do you have to go?"

Hari itu Rendra mengeluarkan unek-unek yang selama ini berkecamuk di hatinya. Sebuah pertanyaan yang udah dia pendam sejak lama. Sejak kejadian dimana Naya memilih pergi darinya.

Jadi dulu dia dan Naya dekat, sampai pada akhirnya mereka bimbang dengan hubungan yang sedang berjalan itu. Naya terlalu takut untuk menganggap Rendra lebih dari teman, sedangkan Rendra ingin hubungan itu lebih dari sekedar teman.

Hingga akhirnya Rendra memberi pilihan, karena saat itu dia juga sedang dekat dengan Sherly. Dia bilang jika Naya datang menemui Rendra ke tempat yang sudah ditentukan. Berarti Naya membalas perasaannya. Mereka memiliki perasaan yang sama.

Tapi nyatanya malam itu Naya gak datang ke tempat yang sudah ditentukan. Oh tidak, bukan tidak datang. Malam itu Rendra sadar di kejauhan saat Sherly datang, dia melihat Naya berjongkok di balik tumbuhan dengan suara isakan pelan. Gadis itu kemudian pergi dari sana meninggalkan Rendra dan Sherly berdua.

Kenapa ada Sherly? Karena Naya menyuruhnya datang? Kenapa Bukan Naya yang menghampirinya, kenapa Sherly? Gadis itu hanya menjawab katanya Rendra lah yang menyuruhnya untuk datang. Naya yang memberitahunya. Nyatanya pada saat itu Rendra gak paham kenapa Sherly tiba-tiba muncul di sana.

Intinya Sherly ini pernah bilang kalo dia suka sama Rendra pada Naya. Maka dari itu Naya menyuruh Sherly datang menemui Rendra yang malam itu sebenarnya sedang menunggu kehadirannya.

SACRIFICE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang