EMPAT BELAS

756 133 34
                                    

Janu akui dia rindu Liana. Rindu sapaannya, rindu senyumnya, rindu kehadirannya, rindu semua tentang gadis itu. Entah kenapa, Janu juga gak paham. Tapi semua berbeda sekarang, Liana bukan menjadi miliknya.

"Apa kabar?" tanya Liana pelan pada Janu yang kebetulan saat itu duduknya lagi bersebelahan.

"Baik!"

"Syukur deh!"

Keduanya kembali larut dalam pikiran masing-masing. Tenggelam di tengah hiruk pikuk canda tawa teman-teman mereka. Hingga seseorang mulai bertanya pada Liana.

"Pulang sama siapa Li?" tanya Yasmin yang saat itu datang dengan Seno. Pemuda yang tempo lalu pernah di ceritakan.

"Hm ntar ada yang jemput kok!"

"Siapa?" tanya Hana.

"Atau bareng kita aja?" tawarnya.

"Hana kadang suka lucu. Pacar lo Juna kan bawa motor scoopy kesayangannya. Mau jadi cabe-cabean kalian?" sanggah Hendra, yang lain tertawa.

"Gak, Hana!" tolak Liana halus.

"Kalian balik aja, toh Sonya sama Hendra belum balik. Nanti juga jemputan ku dateng!" sahut Liana kemudian.

Mereka pada akhirnya berpamitan pada Liana, Hendra, dan Sonya kekasih Hendra. Termasuk Janu yang akhirnya pergi juga bersama Karina. Namun sebelum itu, Janu mengatakan pada Karina untuk menunggunya sebentar.

"Hm... Yang bentar, kayanya ada barang yang ketinggalan tunggu bentar ya!"

Janu berlari masuk tanpa mendengar jawaban Karina. Gadis itu hanya terdiam menatap kepergian kekasihnya itu. Seingatnya tak ada yang tertinggal, tapi Karina tetap berpikir positif aja.

Pada akhirnya tetap gak akan bisa ngambil posisi itu.

Hendra saat itu sedang kembali ke belakang buat beresin barang-barangnya, di temani Sonya. Otomatis hanya ada Liana saat Janu datang. Gadis itu terkejut atas kedatangan Janu secara tiba-tiba.

Janu menatap datar ke arah Liana. Mereka hanya bertukar pandang untuk beberapa saat. Pemuda itu berjalan menghampiri gadis Jelita itu.

"Kenapa kembali?"

"Tunggu sebentar!" kata Janu.

"Tunggu gue bentar, gue bakal balik lagi ke sini!" ujarnya meyakinkan.

Liana hanya menatap ke arah luar. "Loh bukannya kamu sama Karina. Saya bisa kok pulang sendiri..."

"Please turutin gue, sekali aja!"

"Tapi rumah Karina ke sini jauh Janu, nanti kamu kelelahan. Gak apa-apa saya...."

"Lia, tunggu ya!" pinta Janu sebelum akhirnya meninggalkan Liana dengan penuh tanda tanya.

Kali ini Janu menepati janjinya, dia bener-bener datang menjemput Liana. Hendra aja sampek heran. Soalnya dulu mana pernah Janu tepatin janjinya ke Liana, yang ada dia pergi entah kemana sama Karina terus Liana di tinggal gitu aja.

Kaya pas waktu itu Janu lagi sama Liana pergi ke toko buku. Bukan Janu yang beli buku tapi Liana, cowok itu cuma nemenin aja. Sebenernya Janu memang harusnya hari itu sama Liana aja, tapi gak tau kenapa Karina hubungin dia. Gadis itu minta jemput katanya.

Liana di tinggal gitu aja. Janu malah nyuruh temen-temennya buat temenin gadis itu. Emang gak berakhlak, untung Liana orangnya sabaran. Kalo kata Liana—gak apa-apa, kan bukan perioritas dia.

Liana awalnya gak mau nunggu Janu, takut kaya yang udah-udah. Tapi karena liat Janu memohon bukan kaya biasanya, jadinya Liana nurut aja dan nungguin Janu sampai dia datang.

SACRIFICE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang