Semua tiba-tiba berdamai sama keadaan. Iya—lagi sibuk sama urusan ujian mereka. Makanya keliatan tenang-tenang aja. Gak ada lagi terdengar perbucinan antara Janu dan Karina, gak ada lagi yang ribut masalah Janu dan Liana, gak ada lagi pertengkaran antara Janu dan Karina. Semuanya menjadi tentram.
Bodohnya sekarang Janu lagi maksa buat ikut Rendra belajar, karena pemuda itu bilang kalo dia bakal belajar bareng sama Liana, Yasmin, Hana, dan teman-temannya anak kelas IPA. Rendra bukannya gak mau ngajakin Janu buat gabung, tapi kan emang mereka beda aliran. Gimana ceritanya Janu yang anak IPS nyempil sama anak IPA.
Sama halnya dengan Janu, Juna juga lagi ngerengek ke Hana pacarnya buat ikut belajar bersama. Pada akhirnya Janu dan Juna yang awalnya kayak film kartun kucing dan tikus yang viral pada jamannya itu malah kerja sama.
Iya, mereka ngeyel tetep mau ikut gabung belajar sama anak IPA. Toh pelajaran buat ujian besok itu matematika. Kalo kata Janu—matematika itu sama aja, mau IPA atau pun IPS—alhasil keduanya akhirnya berhasil nyempil di antara anak-anak IPA tersebut.
Mereka belajar? Enggak lah, yang ada keduanya cuma ngerecokin Hana sama Liana aja. Alasannya gak paham sama soal, eh pas di jelasin malah yang diperhatiin orangnya bukan pelajarannya. Untung aja Liana sama Hana itu modelannya sama, sama-sama kalem orangnya.
Kalo di tanya kemana Karina? Dia gak pernah ikut gabung belajar bersama di luar sekolahnya. Soalnya gadis itu kan emang punya jadwal les tersendiri, jadi sepulang sekolah dia langsung pergi ke tempat bimbingan belajarnya.
"Sudah bicara sama Karina?" bisik Liana disela-sela kegiatan belajarnya.
Janu yang mendengar pertanyaan itu hanya merotasi matanya. Pemuda itu enggan menjawabnya. Semua orang juga udah tau hubungannya dengan Karina gak dalam baik-baik aja.
Keduanya emang gak ada pertengkaran lagi setelah kejadian tempo lalu. Mereka udah biasa saja. Perbedaannya baik Karina dan Janu sekarang sibuk sama urusan masing-masing, gak mikirin gimana hubungannya ke depannya nanti.
Janu masih kok anter jemput Karina, atau nemenin Karina ke toko buku langganannya. Mereka juga sempet jalan berdua, tapi Janu ngerasa udah gak ada apa-apa diantara keduanya—udah biasa aja—katanya.
Kaya lagu Judika, Janu dan Karina hanya menunda perpisahan aja. Mereka terlihat baik-baik aja, tapi nyatanya obrolan mereka sudah berbeda, terlihat seperti teman biasa. Pertanyaan kamu lagi apa, mungkin itu cuma formalitas aja.
Janu sebenarnya gak mau hubungannya terus seperti ini. Dia juga butuh kepastian. Sama seperti kasus percintaan lamanya, dia sama Liana makin deket aja sekarang. Kalian pasti akan sadar, orang yang memiliki tetap akan kalah sama orang yang selalu ada.
Dulu kenapa Liana bisa tenggelam, karena gadis itu gak pernah mau maju duluan. Sampai pada akhirnya Karina yang bertindak, dia yang selalu ada buat Janu. Janu sendiri ngiranya emang dari awal dia suka Karina, bukan Liana.
Sekarang sebaliknya, Liana selalu ada buat Janu. Entah kenapa yang awalnya ingin menghindar, tapi pada akhirnya Liana kembali lagi pada pemuda itu. Liana gak paham, apa sesusah itu buat melupakan seseorang.
Selain itu Janu juga dilema sama keadaan. Sekalipun dia enggan mengakhiri hubungannya dengan Karina, toh pada akhirnya mereka gak bisa bersama. Mereka itu berbeda, seamin tapi tak seiman.
Iya—Karina itu non muslim. Makanya ayah Karina gak setuju kalo anaknya berdekatan sama Janu. Selain mengganggu konsentrasi belajarnya, ya karena emang mereka beda agama.
Mau dipaksain kaya gimana juga, gak akan bisa. Bukan lagi jarak yang memisahkan mereka, bukan lagi manusia yang jadi penghalang keduanya, tapi Tuhan. Mungkin saat ini keduanya hanya menunggu waktu. Waktu dimana tiba perpisahan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE [END]
Teen FictionFt. LIA x JENO Tak ada yang spesial di kehidupan Lilyana Chaliana Jelita, seorang siswi SMA yang menyandang predikat teladan. Pintar dan selalu jadi juara pertama, seperti itulah Lia di mata teman-temannya. Tak begitu menarik karena sudah tak heran...