TIGA PULUH SATU

490 58 0
                                    

Inget gak kejadian saat Javi bertemu sama Winda, seseorang yang berhasil menguasai hatinya lima tahun lalu. Seseorang yang tiba-tiba menghilang dari kehidupan Javi, seseorang yang hingga saat ini keberadaannya Javi cari. Hingga akhirnya semesta kembali mempertemukan mereka lagi.

Berawal dari ketidaksengajaan bertemu di suatu mall saat ia dan Mia pergi jalan-jalan bersama, saat ini Javi kembali mencari keberadaan Winda. Gadis itu tak kembali ke rumah lamanya, Javi sudah mengeceknya. Makanya di sini Javi sekarang di depan rumah yang Javi liat ada di salah satu postingan Instagram Winda yang sudah lama tidak di aktifkan.

"Je?!" panggilan kecil itu berhasil membuat Javi menoleh ke arah sumber suara.

Javi bisa melihat Nia yang heran kenapa dia bisa berada di depan rumahnya. "Ngapain lo di sini?"

"Nia gue lagi cari Winda, lo tau kan dia dimana?"

Pertanyaan bodoh emang, jelas Nia tau dimana keberadaan saudara sepupunya itu. Tapi permasalahannya apa dia di perbolehkan untuk memberitahu pada Javi mengingat Winda menghilang cukup lama dari kehidupan Javi.

"Gue mohon, Ni. Gue cuma mau tau gimana keadaannya!"

Nia menghela napas pelan lalu mempersilahkan Javi buat masuk dulu ke dalam rumahnya. "Ya udah masuk dulu deh!"

Keduanya pun akhirnya masuk ke rumah Nia. Mereka diem cukup lama sebelum akhirnya Nia mulai bicara. "Winda mungkin keliatan baik-baik aja!"

Gadis itu melirik ke arah Javi sebentar, merasa enggan bercerita lebih dalam. "Alasan Winda pergi itu karena dia harus berobat, Je!"

"Berobat?"

"Iya, dia mengidap Leukemia. Untungnya penyakitnya itu ketahuan masih awal, jadi dia masih bisa bertahan hingga sekarang."

Javi meremat tangannya, wajahnya jelas merasa gelisah. "Dia harus menjalani beberapa pengobatan mulai dari kemoterapi, imunterapi sampai terakhir dia harus menjalani transplantasi sumsum tulang belakang beberapa kali, butuh waktu lima tahun buat dia akhirnya sembuh. Meski pada akhirnya dia masih harus nunggu lima tahun lagi buat sembuh total."

"Nia, gue mau ketemu Winda. Lo bisa kan bantu gue?" mohon Javi, dia gak bisa tahan lagi setelah mengetahui semua kenyataan yang ada.

Dulu Javi sempat marah karena Winda pergi begitu aja tanpa pamit ke dia. Javi pikir Winda sudah gak anggap dia lagi, tapi ternyata sakitnya lah yang menjadi alasannya. Pantas dulu sebelum akhirnya Winda pergi, gadis itu sering sekali mengeluh sakit kepala. Bahkan beberapa kali dia mimisan dan jatuh pingsan.

Beberapa waktu lalu aja saat dia berhasil bertemu dengan Winda, gadis itu sudah berbeda. Kulitnya pucat pasi, tubuhnya kurus, dan saat ini dia berhijab. Kalau saja gak ada Mia waktu itu mungkin Javi sudah menuntut penjelasan pada gadis itu. Gadis yang hingga saat ini masih memiliki tempat terkecil di hatinya, meski Mia sudah berhasil menguasai sebagian besar hatinya.

"Nanti bakal gue usahain deh."

"Makasih, Nia!"

______

Sepanjang pelajaran Javi gak bisa fokus sama sekali. Hari ini Nia ngehubungin dia dan bilang bakal bantu dia buat ketemu sama Winda. Akhirnya setelah menunggu seminggu lamanya, dia bisa bertemu dengan gadis itu lagi. Janu menegur Javi yang sedari tadi melamun di sampingnya.

"Lo kenapa? Kusut bener?"

"Gak apa-apa kok, gue cuma kepikiran sama sesuatu."

"Mia?" Javi gak nyahutin. "Jangan bilang lo takut ketahuan selingkuh lagi dari Mia!" tuduh Janu sembarangan.

SACRIFICE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang