Prolog

16K 846 12
                                    

Hai, welcome to new lapak.
Thanks for reading and follow me!💙

-
-
-

●●

Jeritan tangis seorang gadis berusia sembilan belas tahun itu memenuhi seisi ruang inap rumah sakit, saat melihat mata seorang laki-laki yang amat ia cintai tertutup rapat dan tidak akan pernah terbuka lagi untuk selamanya. Gadis itu memeluk tubuh lelaki itu erat, seolah tidak mau melepaskannya.

Oh Allah, kenapa Engkau mengambilnya begitu cepat?

"Sadar, Zel, istighfar!" suara itu seolah ia anggap angin lalu. Gadis itu mendengar, tapi tidak menghiraukannya. Dia terus menangis histeris menatap wajah pucat pasi seraya mengusap pipi dingin itu.

"Papaaa!" tangisnya semakin pecah, seakan tidak mau berhenti mengeluarkan air mata. Bibir yang dulu mengecup keningnya hangat, bibir yang selalu mengeluarkan nasihat-nasihat baik untuknya, dan bibir yang dulu selalu membacakan ayat-ayat suci Allah dihadapannya. Kini semua tinggal kenangan yang membekas di hati.

"Ikhlas, Sayang." sang Mama tetap berusaha menenangkan anaknya. Wanita paruh baya itu begitu tegar, meskipun dia melihat orang yang ia cintai tidak akan pernah kembali lagi ke pelukannya.

"Hazel nggak mau kehilangan Papa, Ma!"

"Ikhlaskan Papa, Zel. Ikhlaskan!" wanita itu memeluk anaknya, seolah menyalurkan kekuatan untuknya. Padahal dirinya sebenarnya rapuh dan sangat kehilangan atas kepergian suaminya.

"Saya turut berduka cita atas kepergian Pak Ali ya, Bu." Mama dan Hazel serempak menoleh ke sumber suara, menatap laki-laki itu ...

Dalam hati Hazel bersuara, kenapa dia ada di sini? Apakah aku mimpi? Ya, aku pasti mimpi!

"Terima kasih, Nak." Mama tersenyum pada lelaki itu. Hazel semakin dibuat bingung di sini. Kenapa Mama seolah sudah pernah mengenal dia sebelumnya?

Hazel mencubit lengannya sendiri. Sakit. Ini bukan mimpi, ini nyata. Laki-laki itu menatap Hazel tersenyum, sontak membuat Hazel bergidig seraya beradegan ingin muntah.

"Saya siap menggantikan Papamu untuk menjadi imam sholatmu sekaligus imam dalam rumah tangga nanti, Zel."

Hazel mengerjap. Benar-benar gila, datang tak diundang, lalu dengan pedenya mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak ia ucapkan. Tidak tahu malu.

"Zel, kamu tentu sudah mengenalnya, kan?" tanya Mama. Hazel mengangguk pelan dan membuat sang Mama tersenyum.

"Papa sudah menerima khitbah dia satu minggu yang lalu, dan Papa berpesan kalau kamu harus menjadi istri yang baik untuk dia." Mama mengelus bahu Hazel lembut. Gadis itu sontak membulatkan matanya sempurna.

Hazel menggelengkan kepalanya pelan, sungguh ini mimpi terburuk bagi wanita bernama lengkap Hazelia Sasikirana Almaira. Disaat situasi seperti ini lelaki itu datang dan akan menikahinya? Tidak, Hazel tidak akan pernah menerima lelaki itu.

"Kamu nggak percaya?" lelaki itu kembali mengeluarkan suara. Rasanya ingin sekali Hazel melakban itu mulut.

"Kalo gitu, mari kita buktikan dengan ikatan suci pernikahan. Saya jamin, kamu akan selalu bahagia jika menikah dengan saya."























***

Bissmillah, jangan lupa vote dan coment yaa😊🙏

Oiya, jika Author ada salah dalam segi kepenulisan, boleh banget menegur dengan cara baik-baik dan sopan. Bisa lewat DM saja ya. Terima kasih. Semoga bisa dimengerti💙

Utamakan Al-Qur'an yaa❤️

Next di part berikutnyaa..

Because I Love You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang