13. Pacar Halal

4.6K 415 5
                                    

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”

Al-isra : 32

-
-
-

***

"Ais kangen banget tau!" gadis itu semakin mengeratkan pelukan seraya merebahkan kepalanya di dada bidang Rayyen.

"Ais lepasin, kasihan Abang kamu sesak napas tuh!" Rahmat hanya bisa geleng-geleng kepala seraya terkekeh pelan.

Aishwa Griselda Anindia—— gadis cantik yang merupakan anak kedua dari Rahmat dan Sari, lebih tepatnya adik Rayyen satu-satunya. Sudah tiga tahun Ais tidak tinggal bersama keluarganya, rasanya sangat rindu sekali saat ini.

"Nggak mau lepas, Ais kangen banget sama Abang," ucap Ais masih sama dengan posisinya.

"Kangen pengin dibeliin seblak, cilok, cokelat, ba—." Ais menghentikan kalimatnya lalu melepaskan pelukannya. Ia menatap lekat wajah Rayyen seraya tersenyum. “Nanti beliin Ais cilok ya?” sambungnya.

Rayyen menghembuskan napasnya pelan lalu mengangguk tersenyum. Baru datang sudah minta cilok.

“Ais,” panggil Rahmat. Ais menoleh, menatap Papanya.

“Iya Pa, kenapa? Papa kangen ya sama Ais? Mau dipeluk lagi sama Ais? Sini——.”

“Kamu kabur dari Pesantren?” sela Rahmat. Ais yang hendak memeluk Rahmat pun mengurungkan niatnya.

“Enggak. Ais nggak kabur, Pa.” Ais menggeleng cepat.

Wanita berusia 17 tahun itu memang sengaja Rahmat kirim ke Mesir untuk mengabdi di Pesantren karena perilakunya yang banyak tingkah. Bagaimana tidak, saat masuk SMP Ais bergaul dengan teman yang salah. Kebanyakan temannya juga laki-laki, hanya sedikit teman perempuannya.

Bagi Ais, berteman dengan lawan jenis jauh lebih menyenangkan daripada berteman dengan sesama jenis. Namun sekarang Ais sadar, bahwa berteman dengan lawan jenis itu ada batasannya.

Islam menetapkan beberapa kriteria syar’i pergaulan antara laki-laki dan perempuan untuk menjaga kehormatan, melindungi harga diri dan kesuciannya. Kriteria syar’i itu juga berfungsi untuk mencegah perzinahan dan sebagai tindakan prefentif terjadinya kerusakan masal.

Diantaranya, Islam mengharamkan ikhtilath (bercampur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat) dan khalwat (berduaan antara laki-laki dan perempuan), memerintahkan adanya pembatas yang syar’i dan menundukkan pandangan, meminimalisir pembicaraan dengan lawan jenis sesuai dengan kebutuhan, tidak memerdukan dan menghaluskan perkataan ketika bercakap dengan mereka, dan keriteria lainnya. Perkara-perkara ini, menjadi kaidah yang penting untuk kebaikan semuanya.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nuur: 30)

“Ais jangan kabur-kaburan, Mesir ke Jakarta itu jauh banget lho, bahaya!” Rayyen ikut menimpali.

“Ya Allah, Ais nggak kabur, Pa, Bang!” Ais mengerucutkan bibirnya lantaran merasa kesal.

“Terus apa kalo nggak kabur, kenapa kamu bisa sampai di sini?” tanya Rahmat.

“Pesantren lagi di renovasi akibat gempa bumi, jadi semua santriwan-santriwati dipulangkan untuk beberapa minggu ke depan.” Ais menjelaskan dengan nada kesalnya. Kedua laki-laki berbeda usia itu mengerjap.

Because I Love You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang