"Aku ingin kita selalu menggenggam erat menuju jannah-Nya. Melangkah bersama, berjuang bersama, bermahabbah cinta kepada Allah bersama."
-
-
-***
Hazel langsung beranjak pergi meninggalkan Rayyen yang terkesan menjengkelkan itu. Dengan sigap, Rayyen langsung meletakkan buku menu makanan yang sedari tadi ia pegang lalu bangkit dari duduknya kemudian memeluk Hazel dari belakang, menahannya untuk berhenti beranjak.
"Jangan pergi," lirih Rayyen.
Tangan Hazel menyentuh tangan Rayyen yang melingkar diperutnya. "Lepasin Mas, malu dilihatin banyak orang," pintanya.
Rayyen justru semakin mengeratkan pelukannya. Tak lama setelah itu, suara party popper disetiap sudut Rumah Makan itu terdengar dan menghamburkan banyak kertas kecil warna-warni berterbangan. Hazel terkejut, suasana menjadi riuh, meriah. Terlebih salah satu pelayan rumah makan membawakan kue tart cokelat ke hadapan Hazel. Hazel mengerutkan dahinya heran. Ah, apa maksudnya?
Rayyen melepaskan pelukannya lalu meraih kue tart dari tangan pelayan itu. Laki-laki itu membalikkan tubuh Hazel untuk menghadapnya. Ia menatap istrinya tersenyum, sedangkan Hazel masih tidak tahu apa maksud dari semua ini.
"Masih bingung?" tanya Rayyen. "Coba ingat, ini tanggal berapa, bulan apa?" tanyanya lagi.
Hazel tampak berfikir dan ya, dia ingat ini hari Senin, tanggal tiga, bulan Mei yang merupakan hari lahirnya. Hazel tersenyum dan langsung memeluk Rayyen tanpa malu kepada orang sekitarnya. Rayyen menyiapkan semua ini dengan akal-akalannya sendiri. Dia ingin membuat Hazel bahagia dengan sesuatu yang ia ciptakan.
Rayyen mengelus punggung sang istri lembut dan mengatakan, "Happy milad ya istriku, bidadariku, penyempurna agamaku."
Hazel melepaskan pelukannya lalu menatap Rayyen, ini seperti mimpi. Rayyen mengajak Hazel untuk kembali duduk lalu meletakkan kue tart tepat di depan Hazel.
"Aku sengaja nggak kasih kue ini lilin, karena aku nggak suka," tutur Rayyen.
Air mata Hazel menetes begitu saja, rasa bahagia ini tidak bisa ia ucapkan dengan kata-kata. Namun mengingat sikap Rayyen yang tadi sudah kelewat batas, membuat dirinya sangat kesal. Hazel tidak suka dicuekin, apalagi dicuekin orang yang dia sayang.
"Kenapa, hm?" Rayyen mengusap pipi kanan Hazel lembut.
"Aku kira kamu beneran cuek sama aku, aku kira aku punya salah sama kamu, aku kira——." Hazel menghentikan ucapannya kala jari telunjuk Rayyen di atas bibirnya.
"Aku baru tau, ternyata istri aku bawel banget," ucap Rayyen.
Hazel menjauhkan tangan suaminya dari bibirnya. "Bercanda kamu kelewatan, Mas!"
Rayyen terkekeh pelan. "Maaf, aku memang sengaja bersikap dingin ke kamu tadi."
"Niat aku pengin prank kamu dengan aku pura-pura tidak peduli dan cuek ke kamu, tapi ternyata aku nggak bisa." Rayyen mengelus lembut pipi kanan Hazel.
"Dan benar apa yang kamu ucapkan, aku memang sangat peduli sama kamu. Untuk berpura-pura cuek ke kamu saja aku nggak bisa." Rayyen mengecup kening Hazel singkat dan tersenyum menatapnya.
"Kamu tuh bisa banget Mas, bikin aku bahagia," ucap Hazel seraya menahan senyum.
Rayyen tersenyum sebelum mengatakan, "Pulang dari sini, aku akan memberikan hadiah buat kamu." dia berkata dan membuat snag istri kembali tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You [SELESAI]
RomanceRomance-Islami ⚠️Mengandung Unsur Kebaperan! Dijodohkan dengan laki-laki yang selama bertahun-tahun dia benci, yang merupakan mantan Kakak kelasnya sendiri. Laki-laki yang mengusik dirinya saat sekolah hingga pada akhirnya, diusia Hazel yang menginj...