Banyak orang yang bermimpi tinggi, meminta banyak kepada sang Khalik, namun sudahkah kita mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita sebelumnya?
-
-
-***
Kata "Sah" begitu terdengar nyaring dan menggetarkan banyak hati. Namun tidak untuk Hazelia Sasikirana Almaira, justru kata "Sah" itu membuat hatinya merasakan hancur, sakit bagai tertusuk duri.
Rayyen Alkhaisyurahman, laki-laki tampan dengan bibir tipis yang tidak pernah menyesap asap rokok itu membacakan surah Ar-rahman di depan penghulu. Dan disaksikan pula oleh semua orang yang menghadiri acara pernikahannya. Suaranya yang sangat indah nan merdu berhasil membuat para tamu kagum padanya.
Merdu memang, tapi sama sekali tidak membuat Hazelia merasakan kagum padanya. Gadis yang kini tengah bergulat dengan perasaannya, merasakan sakit pada hatinya. Ntah, dirinya saja tidak tahu fungsi hatinya itu untuk apa dan untuk siapa? Semua yang tengah ia hadapi ini berat, benar-benar berat dan sangat menyayat hati.
Mengingat kepergian sang Papa dua hari yang lalu, membuatnya terpuruk dalam kesedihan, ditambah ia harus terpaksa menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia cintai. Bahkan dia lelaki yang selalu membuat dirinya kesal saat sekolah dulu. Ah, ntahlah, Hazel merasa dirinya tidak punya harapan untuk merasakan kebahagiaan lagi.
Baru saja Hazel lepas dari gangguan Rayyen saat dirinya beranjak kuliah, tapi sekarang ia kembali bertemu dengan lelaki itu lagi. Bahkan bertemu dalam ikatan pernikahan. Tanpa Hazel sadari dirinya telah menitihkan air matanya. Dengan sigap, Arum- make over itu segera mencekalnya menggunakan tissue.
"Jangan nangis Mbak, nanti make up-nya berantakan," ucap Arum kemudian kembali mempoles pipi Hazel dengan bedak dan tidak lupa juga dengan blush on yang menambah aura kecantikan gadis berusia sembilan belas tahun itu.
"Cantik," puji Arum tersenyum dengan menampakkan deretan giginya. "Jangan sedih ya, Mbak, sambutlah hari barumu dengan senyum bahagia," lanjutnya.
Pernikahan yang seharusnya tidak terjadi, justru malah terjadi. Bukan ini yang Hazel inginkan, ia sama sekali tidak mencintai Rayyen. Namun apalah daya, almarhum Ali, Papanya menerima khitbah Rayyen tanpa sepengetahuan dirinya.
Kalimat fa bi'ayyi aalaaa'i robbikumaa tukazzibaan, berulang-ulang disebutkan dalam surah Ar-rahman. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Seringkali kita mendustakan nikmat Allah dengan lupa bersyukur. Sesuatu yang menurut kita menyenangkan, belum tentu kenyataannya memang semenyenangkan itu.
Syukuri apa yang kita dapatkan di dunia ini. Banyak orang yang bermimpi tinggi, meminta banyak kepada sang Khalik, namun sudahkah kita mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita sebelumnya?
"Ma syaa Allah, Mbak Hazel sangat beruntung sekali mempunyai suami yang pandai membaca Al-Qur'an dengan suara merdu," puji Arum tidak lupa dengan senyuman manisnya. Deg! Ha? Hazel terlonjak kaget.
"Su-suami?" Hazel mengerutkan dahinya. "Apa ijab qobulnya sudah selesai, Mbak?" tanyanya bingung. Arum mengangguk tersenyum.
Ah, dirinya sudah sah menjadi istri Rayyen. Sedari tadi memang Hazel terdiam seperti orang yang hilang ingatan. Tatapannya kosong, bahkan ia tidak menyadari beberapa kali Arum mengusap air matanya dan kembali menghiasi wajah cantiknya.
Selesai membacakan surah Ar-rahman, Rayyen menatap wanita yang kini telah sah menjadi istrinya tengah berjalan mendekat ke arahnya. Tidak bisa ia pungkiri, wanita yang sekarang berada dihadapannya ini sangatlah cantik bak bidadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You [SELESAI]
RomanceRomance-Islami ⚠️Mengandung Unsur Kebaperan! Dijodohkan dengan laki-laki yang selama bertahun-tahun dia benci, yang merupakan mantan Kakak kelasnya sendiri. Laki-laki yang mengusik dirinya saat sekolah hingga pada akhirnya, diusia Hazel yang menginj...