Mau secuek apapun wanita, mau sekerasa apapun menolak, tidak peduli dengan pasangannya, jika seorang laki-laki melakukan hal manis padanya, sudah pasti dia akan tersentuh juga hatinya.
-
-
-***
Rayyen sangat terkejut mendengar ucapan Hazel yang mendadak ingin pisah. Rasanya seperti luka yang tersiram air garam. Perih. Pasalnya, Rayyen sangat mencintai Hazel sejak dulu. Tapi ... Iya'kah? Dia akan kehilangan Hazel secepat ini?
"Ceraikan aku, Mas." Hazel kembaki terisak.
"Itu tidak akan pernah terjadi!" Rayyen semakin mengeratkan pelukannya. Sudah pasti dia akan menolak permintaan Hazel.
"Aku nggak cinta sama kamu, Mas!" Hazel memukul lengan Rayyen berkali-kali dengan air mata yang terus mengalir.
"Aku akan menunggu sampai kamu mencintai saya, Zel. Kapanpun itu, seberapa lamanya saya tidak peduli, Zel."
"Lepasin! Singkirkan tangan kamu!" Baiklah, Rayyen mengalah, dia melepaskan pelukannya. Lelaki itu berpindah tempat di depan Hazel dan menatapnya sayu. Kedua tangannya menyentuh kedua pundak Hazel. Tatapan mereka saling bertemu. Wajahnya saat ini sangatlah dekat dengan wajah Hazel.
"Kamu tau? alasan saya selalu datang ke Sekolah itu karena saya ingin bertemu sama kamu. Iya meskipun saya sudah alumni dan bukan lagi murid di sekolah itu. Saya tau, saya ngeselin. Saya tau, saya jail sama kamu, saya cuma ingin mengenal kamu lebih dekat, meskipun saya tau, dengan cara menjahili kamu itu cara yang salah. Zel, saya bingung harus dengan cara apa mendekati perempuan seperti kamu?" Rayyen menghela napas sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.
"Dan maaf, dengan kejujuran saya ini, saya pernah mengikuti kamu pas pulang sekolah demi untuk mengetahui letak rumahmu di mana. Karena saya ingin melamar kamu dan menjadikan kamu istri saya suatu saat nanti. Saya meminta kamu kepada sang pemilik hati, agar Dia menakdirkan kita berjodoh. Dan, itu benar terjadi."
Hazel kembali meneteskan air matanya mendengarkan penuturan dari Rayyen. Sepertinya Rayyen memang benar-benar tulus padanya.
"Saya nggak masalah jika kamu tidak bisa membalas cinta saya. Tapi, Zel, tolong jangan pernah mengatakan kalimat itu lagi, karena sampai kapanpun saya tidak akan pernah menceraikan kamu. Saya mencintai kamu karna Allah. Untuk saat ini, kita fokus berjuang meraih ridho-Nya, ya?" tanpa Rayyen sadari, dirinya kembali meneteskan air mata.
Mendengar sekaligus menatap suaminya, Hazel semakin terisak dalam tangisnya. Dia sadar, tidak sepantasnya ia bersikap seperti itu kepada suaminya. Tapi ... Ntahlah, hatinya tetap saja tidak bisa dipaksakan untuk mencintai Rayyen.
***
Pukul dua pagi saat ini, seperti biasa rutinitas Rayyen untuk melaksanakan salat sunnah tahajjud. Rayyen hendak bangun, tapi kenapa susah sekali? Dia merasakan badannya terasa berat seperti ada yang menahannya.
"Hazel," gumam Rayyen setelah melihat sang istri tengah memeluk dirinya. Pantas saja, badannya terasa berat karena pelukan Hazel yang begitu erat. Tangan wanita itu melingkar di tubuh kekarnya. Rayyen mengurungkan niatnya, ia akan menunggu beberapa menit lagi untuk menatap wajah sang istri yang hanya berjarak dengan wajahnya beberapa centi saja.
Ada rasa sedih sekaligus senang. Senang karena bisa menatap wajah sang istri sedekat ini, dan sedih karena sampai saat ini, ia belum juga berhasil mendapatkan hati Hazel. Iya, Memang, Rayyen sudah mendapatkan Hazel, tapi tidak dengan hatinya. Lalu dengan cara apa Rayyen mengambil hati Hazel sedangkan berdekatan saja Hazel tak sudi bahkan menolak. Tapi lihatlah, justru Hazel yang memeluk Rayyen dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You [SELESAI]
RomanceRomance-Islami ⚠️Mengandung Unsur Kebaperan! Dijodohkan dengan laki-laki yang selama bertahun-tahun dia benci, yang merupakan mantan Kakak kelasnya sendiri. Laki-laki yang mengusik dirinya saat sekolah hingga pada akhirnya, diusia Hazel yang menginj...