“Temukan teman untuk dirimu sendiri dari antara saudara seagamamu karena mereka adalah harta dunia ini dan juga dunia berikutnya.”
-Ali bin Abi Thalib-
-
-
-***
Hazel berjalan pelan dihalaman Taman Kampus seraya asik mengobrol dengan Felin. Tidak heran sih, jika banyak mahasiswa-mahasiswi di Kampus mengira mereka sudah sahabatan sejak lama. Keakrabannya yang begitu terlihat, membuat mereka dicap sebagai Kembar tak seiras.
Bagaimana tidak, tinggi badan yang sama, pipi chaby yang menggemaskan dan bola mata yang sedikit kecoklatan dimiliki oleh kedua wanita berjilbab syar'i itu.
“Ternyata memilih teman itu penting ya,” ucap Hazel tiba-tiba.
Felin mengerutkan dahinya heran lalu menarik lengan Hazel, membawanya duduk di kursi yang berada didekatnya.
“Maksud kamu?” tanya Felin. Ia tampak berpikir sejenak. “Bukannya pilih-pilih teman itu nggak baik, ya?” tanyanya lagi.
Hazel tersenyum. “Yang nggak baik itu kalau kita memilih dan membandingkan mana teman yang kaya dan yang miskin, mana yang cantik dan mana yang kurang cantik. Itu yang nggak diperbolehkan,” perjelasnya.
“Jadi baiknya memilih teman yang gimana, dong?” Felin kembali bertanya. Seperti biasa, dia selalu antusias jika membahas sesuatu yang belum ia tahu dari Hazel. Selalu memiliki rasa ingin tahu yang begitu tinggi. Membahas sesuatu yang perlu dibahas bersama sahabatnya.
“Menurutku, teman yang baik itu teman yang selalu mengingatkan kita kepada Allah dan Rasul serta mengibgatkan jika kita salah. Selalu memberi nasihat yang baik, menegur jika salah dan merangkul saat iman kita sedang down,” jawab Hazel panjang lebar. Felin mengangguk membenarkan.
“Maa syaa Allah. Betul banget, teman yang baik juga nggak cuma peduli tentang masalah dunia kita, tapi dia juga peduli dengan masalah akhirat kita. Contohnya yang selalu mengingatkan sholat, puasa, dan sunnah-sunnah lainnya,” imbuh Felin.
Hazel mengangguk tersenyum, begitupun Felin yang menatap Hazel kagum. Sahabatnya ini banyak memberi motivasi serta teguran yang baik untuk kehidupan Felin.
"Teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi, engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalau pun tidak, engkau tetap dapat mendapatkan bau harum darinya. Adapun pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tidak sedap." (HR. Bukhari-Muslim).
Dan dalam Q.S Az-Zukhruf ayat 67 juga disebutkan, yang artinya :
"Teman-teman pada hari itu akan menjadi musuh satu sama lain, kecuali mereka yang menjalankan kewajiban-Nya (kepada Allah).”
“Oh iya, Zel, Pak Tristan suka ya sama kamu?” tanya Felin to the point. Hazel sedikit terkejut menatap sahabatnya.
“Apa sih, Fel, ya nggak mungkin lah,” alibi Hazel diakhiri dengan kekehan pelan. Kenapa tiba-tiba Felin bertanya seperti itu?
Felin tersenyum sebelum mengatakan, “Aku udah tau, nggak perlu disembunyikan, Zel. Pas kamu sama Pak Tristan di Kantin waktu itu sebenarnya aku belum pulang, aku ngikutin kamu.” Felin terkekeh pelan.
“Astaghfirullah, jadi kamu menguntit pembicaraan aku sama Pak Tristan?” Hazel menatap Felin kesal.
Felin mengangguk jujur. “Lagian aku penasaran, ngapain sih itu Dosen yang super cuek ke semua orang justru malah ngajak kamu ketemu di kantin,” jelas Felin. “Aneh, kan, ya?” lanjutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You [SELESAI]
RomanceRomance-Islami ⚠️Mengandung Unsur Kebaperan! Dijodohkan dengan laki-laki yang selama bertahun-tahun dia benci, yang merupakan mantan Kakak kelasnya sendiri. Laki-laki yang mengusik dirinya saat sekolah hingga pada akhirnya, diusia Hazel yang menginj...