33. Lahirnya Malaikat Kecil.

4.8K 284 0
                                    

"Nggak apa-apa deh jadi pelayan Bidadari, tapi nanti boleh, kan, jadi pangerannya?"

-Rayyen Alkhaisyurahman-






***

Rayyen meletakkan birth ball di atas lantai dan menyuruh sang istri untuk duduk di atasnya.

"Sini sayang." Hazel mengangguk lalu duduk di singgah sana.

Birth ball adalah bola berukuran cukup besar dengan bentuk yang menyerupai bola gym. Bedanya, ukuran birth ball jauh lebih besar, kira-kira bisa mencapai tinggi 65-75 centi meter setelah dipompa.

Birth ball dirancang khusus supaya tidak licin saat digunakan di lantai. Ini yang membuatnya aman untuk digunakan oleh ibu hamil, bahkan saat proses kelahiran.

Berkat ukurannya yang cukup besar dan fleksibel saat digunakan, birth ball sering dimanfaatkan untuk mempermudah ibu saat proses persalinan. Misalnya membuat posisi tubuh lebih tegak yang akan membantu bayi lebih mudah lahir.

Beberapa manfaat birth ball, yakni: membantu meringankan nyeri selama persalinan, mengurangi rasa sakit saat kontraksi, dan meredakan kecemasan dan stres saat persalinan.

"Aku gak nyangka banget lho Mas, Felin sama Pak Tristan ternyata udah nikah," ucap Hazel.

"Namanya juga jodoh," balas Rayyen sembari jongkok dan memegangi kaki sang istri.

Ya Allah, lu ngapain sih Ray?

"Iya sih, tapi masih gak nyangka aja gitu."

"Sama, kayak aku yang sampai sekarang masih gak nyangka bisa bersama kamu dalam ikatan suci pernikahan ini." Rayyen beranjak mengambilkan susu yang sudah ia bikin untuk Hazel lalu memberikannya kepada sang istri.

"Terima kasih." wanita itu tersenyum lalu meminum susu itu. Rayyen duduk di depan Hazel, menatap sang istri yang begitu cantik dengan rambut yang dijedai (menggunakan jepitan rambut).

"Aku bahkan gak sampai hati ngomongnya pas kamu minta pis___"

"Jangan bahas itu!" sela Hazel. Wanita itu menatap suaminya. "Sekarang udah nggak mau pisah sama kamu. Soalnya kamu udah bikin aku takut kehilangan sih," ucap Hazel dengan polosnya.

"Masa, sih?" goda Rayyen. Hazel mengangguk antusias lalu kembali meminum susu Ibu Hamil itu (lagi).

"Hazelia," panggil Rayyen.

"Iya, suamiku?" Hazel tersenyum manis. Senyuman yang dipadukan dengan air susu di area bibirnya. Sama-sama manis menurut Rayyen Alkhaisyurahman.

"Sini gelasnya." Rayyen mengambil alih gelas bekas susu itu dari tangan Hazel lalu meletakkan disampingnya. Dia lalu mengelap area bibir Hazel yang kotor karena susu menggunakan baju miliknya.

"Kamu perhatian banget lho, Mas," ucap Hazel diakhiri dengan senyuman manisnya lagi.

"Aku cuma nggak mau kamu mengeluarkan banyak tenaga. Kamu simpan aja tenaga kamu buat melahirkan nanti," balas Rayyen.

"Ya Allah Mas, emangnya seberapa berat sih itu gelas?"

"Mau berat atau enggak, kalau aku ada disamping kamu, biar aku aja yang melakukan semuanya. Kamu butuh apapun, biar aku ambilkan." Hazel tersenyum seraya mengusap rambut suaminya.

"Aku tuh kayak berasa jadi Ratu lho Mas."

"Iyalah, kamu itu Ratu Bidadari." Rayyen mencubit gemas pipi chaby milik istrinya.

Because I Love You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang