11. Karena Kamu Suamiku

5.4K 420 3
                                    

"Manusia kalo mandang fisik itu nggak akan ada puasnya. Akan ada laki-laki yang jauh lebih tampan dari kamu, tapi buktinya, aku tetep bertahan sama kamu meskipun aku nggak cinta sama kamu, Mas."

-Hazelia-




***

Suasana angin malam begitu menenangkan bersama dengan rintikan air hujan. Salah satu tanda kebesaran Allah, saat jarang datang di rindukan, saat sering datang dicela.

Padahal lewatnya-lah Allah mencukupkan kebutuhan makhluk-Nya. Masih sering kita dengar keluhan manusia saat datangnya hujan dengan berbagai macam alasan yang mereka lontarkan.

Tetap saja, hujan itu rahmat Allah, kita harus mensyukurinya, dan salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah saat turunnya hujan.

Allahumma soyyiban nafi'an, ya Allah turunkahlah hujan yang bermanfaat.

Dan masih banyak sekali waktu-waktu mustajab terkabulnya do'a, diantaranya; selama berpuasa, waktu sahur, pada bulan ramadhan, malam lailatul qadr, menjelang berbuka puasa, saat adzan berkumandang, antara adzan dan iqomah, saat sujud dalam shalat, pada hari jumat, disepertiga malam terakhir, sebelum salam waktu sholat, hari rabu antara dzuhur dan ashar, saat ajal takziah, saat minum air zam-zam, saat perang berkecamuk, pada hari Arafah (9 dzulhijjah), di depan ka'bah, dan pada saat turun hujan.

"Zel, kamu kenapa?" Rayyen menatap Hazel yang tengah meringkuk kesakitan seraya memegangi perutnya. Hazel masih terdiam meringis sakit di atas sofa.

"Hazel lagi datang bulan," sahut Mama Widia seraya memberikan botol kaca berisi air hangat kepada Hazel. Hazel meraih botol itu lalu meletakkannya di atas permukaan perutnya. Rayyen mengangguk paham.

"Sakit ya, Zel?" tanya Rayyen. Mama Widia terkekeh pelan mendengar pertanyaan menantunya.

"Ya sakit, lah!" jawab Hazel kesal.

"Hazel kalau lagi datang bulan emang gini, suka uring-uringan sendiri," tutur Mama Widia. Rayyen mengangguk tersenyum. Istrinya lagi sakit, suami malah senyum-senyum nggak jelas!

"Mama ke kamar dulu ya," pamit Mama Widia dan diangguki oleh sepasang suami istri itu. Rayyen mendekatkan dirinya dengan Hazel yang sedari tadi memejamkan matanya. Namun masih bisa mendengar suara.

"Biasanya kalau cewek lagi datang bulan bawaannya pengin ngemil. Kamu mau ngemil apa Zel, biar saya belikan?" Hazel membuka kedua mata lalu menatap suaminya.

"Kamu mau bikin aku gendut, nyuruh aku ngemil malem-malem?!" Rayyen mengerjap, menatap sang istri yang tengah menatapnya tajam.

"Mau kamu gendut atau enggak, aku akan dengan sangat ikhlas menerima kamu, karena aku mencintai kamu bukan karena fisik. Fisik kamu memang cantik, tapi bukan itu yang aku lihat. Hati kamu cantik, Zel. Itulah sebabnya kenapa aku dari dulu ngejar kamu, ehh ... kamunya malah lari." Rayyen terkekeh pelan.

"Seperti kisah cinta Nabi Yusuf dan Zulaikha, ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf, Yusuf berlari. Namun ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, Allah mendatangkan Yusuf untuknya. Indah, bukan?" Rayyen menatap Hazel yang masih terdiam menatapnya.

"Tapi ... Kisahku tidak seindah mereka, aku memang mendapatkanmu, namun tidak dengan hatimu." Rayyen tersenyum miris. Hazel masih dengan posisinya menatap Rayyen. Rasa bersalah muncul dihati Hazel, sudah satu bulan pernikahan ini berjalan. Namun dirinya masih saja bersikap acuh tak acuh kepada suaminya.

"Mas—."

"Maaf ya Zel, aku belum bisa bikin kamu bahagia," sela Rayyen. Hazel mengembuskan napasnya kasar.

Because I Love You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang