"Selain cantik, ternyata kamu pandai masak juga ya."
-Rayyen-
***
Rayyen membuka pintu kamar, rasanya sangat lelah karena seharian mengurus pekerjaan di Kantor. Dia merebahkan dirinya di atas ranjang kemudian merogoh saku celana dan mengambil ponsel pintar miliknya. Rayyen menelepon satu kontak lalu mengarahkan ponselnya disamping telinga kanan saat sambungan telepon sudah terhubung.
"Malam Pak, ada yang bisa saya bantu?" sapa seorang lelaki diseberang telepon.
"Gimana keadaan Caffe?" tanya Rayyen.
"Alhamdulillah semuanya baik-baik saja Pak, justru sekarang semakin ramai pengunjung," jawab Mamat yang tak lain merupakan tangan kanan Rayyen untuk membantu mengurus Caffenya yang berada di Tegal.
"Bapak kapan ke sini?" tanya Mamat.
"Belum tau, tolong handle dulu Caffe itu ya," pinta Rayyen.
"Baik, Pak."
Cukup puas Rayyen mendapat kabar baik Caffenya yang berada di Tegal. Rayyen mematikan sambungan telepon itu lalu meletakkan gawainya di atas ranjang. Laki-laki itu memejamkan kedua matanya sejenak. Namun beberapa detik ia kembali membuka mata seraya bangkit dari rebahnya. Rayyen mengedarkan pandangan mencari sosok Hazel yang sedari tadi tidak ia temui. Dia baru sadar, jika istrinya itu tidak ada di dalam kamar.
Laki-laki itu mencarinya di kamar mandi, dapur, bahkan sampai di halaman belakang pun tidak ia temui sosok istrinya itu.
"Cari siapa?" tanya Mama Sari yang tiba-tiba datang.
"Hazel, Ma," jawab Rayyen seraya mengedarkan pandangan. Mama Sari mengerutkan dahinya heran.
"Lho, Hazel, kan, di rumah orangtuanya." Rayyen terlonjak, ia menatap Mama Sari yang juga tengah menatapnya.
"Kok Hazel nggak ngomong sama Rayyen?" tanya Rayyen kemudian berlalu pergi meninggalkan Mama Sari ditempat. Wanita setengah baya itu mengerutkan dahi, berarti Hazel belum mengabari Rayyen? Pasti ada yang tidak beres, nih, pikirnya.
"Rayyen kamu mau ke mana?!" tanya Mama Sari sedikit berteriak seraya mengejar Rayyen.
"Nyusul Hazel lah, Ma," jawab Rayyen tetap pada langkahnya.
"Tapi ini udah malam, besok saja." Mama Sari memegang lengan kekar Rayyen. "Lihat jam dong, ini udah jam sepuluh malam!" lanjutnya.
"Tapi Rayyen harus jemput Hazel, Ma. Hazel itu sekarang tanggungjawab Rayyen," kekeh Rayyen.
Sari menghela napas sejenak. Rayyen, jika dilarang akan tetap kekeh. Ujungnya Sari yang akan kalah dengan ego anak sulungnya itu.
"Tapi kamu hati-hati dijalan ya, jangan ngebut!" ucap Mama Sari pada akhirnya. Rayyen mengangguk tersenyum lalu mengecup punggung tangan Sari kemudian masuk ke dalam mobilnya. Dalam perjalanan Rayyen terus memikirkan Hazel.
"Sebegitu nggak pentingnya aku dimatamu, Zel," gumam Rayyen diakhiri senyum getir. Untuk meminta izin suami saat keluar rumah saja Hazel tidak lakukan. Apakah dia tidak menganggap Rayyen sebagai suaminya?
Menurut Islam, hukum istri meninggalkan suami adalah haram. Istri yang keluar rumah tanpa mendapatkan izin dari suami, maka ia akan mendapatkan laknat dari malaikat bahkan jika dilakukan hanya dalam satu detik saja.
Rasul SAW bersabda: "Hak suami terhadap isterinya adalah isteri tidak menghalangi permintaan suaminya sekalipun semasa berada di atas punggung unta, tidak berpuasa walaupun sehari kecuali dengan izinnya, kecuali puasa wajib. Jika dia tetap berbuat demikian, dia berdosa dan tidak diterima puasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You [SELESAI]
RomanceRomance-Islami ⚠️Mengandung Unsur Kebaperan! Dijodohkan dengan laki-laki yang selama bertahun-tahun dia benci, yang merupakan mantan Kakak kelasnya sendiri. Laki-laki yang mengusik dirinya saat sekolah hingga pada akhirnya, diusia Hazel yang menginj...