32. Perhatian Rayyen.

3.7K 284 3
                                    

"Allah sudah menyatukan kita untuk saling menyempurnakan. Kamu sempurnakan aku dan aku sempurnakan kamu."

-
-
-

***

"Mas ...," panggil Hazel.

"Iya?" Rayyen mendongakkan wajahnya. Menatap sang istri lebih dekat.

"Aku pengin ketemu Pak Tristan."

Rayyen mengerjap. Tristan? Kenapa tiba-tiba Hazel ingin bertemu dengan manusia menyebalkan itu? Ah, jika benar ini bawaan Dede bayi, kenapa harus minta bertemu dengan rival Papanya?

"Kamu pasti nggak mau ngizinin ya, Mas?" tanya Hazel. Wanita itu lalu sedikit menjauhkan dirinya dari Rayyen.

"Kenapa harus dia?" balik tanya Rayyen setelah menghela napas kasar.

"Emangnya kenapa? Aku, kan, cuma pengin ketemu doang. Lagian ingat ya Mas, Pak Tristan itu pernah bantuin aku, jangan lupa, loh. Kalau nggak ada Pak Tristan, mungkin aku udah dorong tuh motor sampai rumah."

Rayyen kembali menarik tubuh sang istri ke dalam dekapannya. Jika Hazel sudah ngoceh-ngoceh seperti ini, mana mungkin bisa Rayyen menolak, apalagi membantah. "Aku takut nanti kamu berpaling dari aku," ucapnya.

Sepertinya rasa takut Rayyen kehilangan Hazel selalu bertambah. Takut Hazel pergi, takut Hazel berpaling darinya, takut Hazel marah padanya hingga berujung meninggalkan. Itu yang Rayyen takutkan. Ketakutan itu selalu bersemayam dalam dirinya.

"Kenapa aku harus berpaling dari orang sebaik dan se-sempurna kamu, sih?" Hazel menyentuh leher Rayyen, membuat sang empunya sedikit merasakan geli. "Kamu sudah sangat sempurna dimata aku, Mas."

"Tapi aku ta--."

"Allah sudah menyatukan kita untuk saling menyempurnakan. Kamu sempurnakan aku dan aku sempurnakan kamu, Mas," sela Hazel.

Rayyen tersenyum dan mengangguk membenarkan. "Terima kasih, karena sudah menjadi penyempurna, untuk hidup dan agama saya."

"Terima kasih juga untuk semua kenikmatan ini ya, Imamku."

Cup!

Rayyen mengecup bibir sang istri singkat, membuat Hazel tersenyum seraya mengusap bibirnya yang selalu membuat Rayyen candu. "Nanti aku yang antar kamu ketemu mantan dosen kamu itu, ya?"

"Pak Tristan?" tanya Hazel memastikan.

"Jangan sebut namanya!" Hazel terkekeh pelan lalu memeluk Rayyen. Sepertinya rasa cemburu Rayyen semakin bertambah berkali-kali lipat. Suami posesif yang akan melakukan apapun agar tidak kehilangan pasangannya. Namun dia juga tidak akan mengekang Hazel hanya untuk menuruti egonya.

Rayyen selalu ingat dan menerapkan dalam dirinya, dia tidak mau menjadi Rayyen yang dulu. Rayyen yang terlalu egois untuk mendapatkan kebahagiaannya, mendapatkan keinginannya tanpa mementingkan perasaan orang lain.

Dalam pernikahannya sendiri merupakan pelajaran penting untuk Rayyen yaitu sosok Hazelia Sasikirana Almaira. Yang telah menjadi korban karena keegoisannya. Ya, meskipun memang ini sudah menjadi takdir dan ketetapan-Nya untuk bersatu dengan Hazel. Tapi sampai sekarang, Rayyen akan terus ingat awal pernikahan karena keegoisannya. Dia tidak mau menjadi orang paling egois lagi. Benar memang, ketika kita mencintai seseorang, kita akan menjadi orang paling egois.

*****
B

agi masyarakat, buah mangga sudah tidak asing lagi. Buah yang sering sekali dikonsumsi, baik saat matang atau masih muda. Mangga merupakan sumber nutrisi yang baik untuk menaikkan imunitas.

Because I Love You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang