29. Kenapa Harus Jantung?

3.9K 296 5
                                    

“Jangan suka menerka masa depan. Allah lebih tau yang terbaik untuk kita.”

-Because, I Love You-


***

Dalam keheningan malam yang berkah. Seorang lelaki tengah menangis tersedu dalam sujud panjang. Tangannya menengadah, memuji-Nya, menyanjung-Nya. Sungguh takdir yang sangat indah, seindah asma-Nya.

Dalam perjalanan, pastilah ada belokan. Begitupun jalannya hidup, tidak selamanya lurus dan mulus sesuai ekspektasi kita. Terkadang ada kejutan-kejutan kecil berupa ujian dari-Nya untuk menguji seberapa kuatnya iman kita.

Seberapa yakinnya kita kepada Dia yang menciptakan kita, Dia yang maha besar atas segala sesuatu. Maha besar dari segalanya, termasuk dari ujian yang seringkali kita anggap ujian yang menimpa kita sangat besar. Tapi ingatlah, Allah lebih besar dari ujian yang kita hadapi.

Apa yang membuat kita tidak percaya bahwa dibalik kesulitan, pasti akan ada kemudan? Padahal sudah terbukti, ketika kita mendapat masalah, cepat atau lambat masalah itu akan usai dan tergantikan dengan kebahagiaan. Allah bisa saja menghilangkan beban dipunggungmu hanya dalam kedipan mata, tapi Allah ingin melihat kita berjuang di jalan-Nya, mendekat kepada-Nya meminta jalan petunjuk-Nya. Karena dalam hidup, butuh perjuangan.

Hei, lihatlah, diluaran sana banyak sekali orang yang diberi ujian berupa sakit, berupa kemiskinan, berupa kesedihan dan berupa yang lainnya. Namun rasa syukurnya tidak berkurang sama sekali. Dan ingatlah, ujian bukan hanya yang sedih-sedih saja. Ketika kita merasakan kebahagiaan itu juga bisa menjadi bentuk ujian untuk kita.

Bagaimana tidak? Saat kita diberi kebahagiaan, akankah kita tetap ingat kepada yang memberikan kebahagiaan ini, yaitu Allah Azza Wa jalla? Tentu kita sebagai manusia yang tempatnya salah, khilaf dan dosa, pun seringkali lalai dalam kenikmatan yang Allah berikan. Harusnya kita sadar, bahwa, di saat kita bahagia ataupun sedih, kita harus selalu mengingat-Nya.

Kunci kehidupan itu ada tiga; bersyukur, bersabar dan ikhlas.

“Bangun, Mas! Jangan tinggalin aku!” Hazel menggoyangkan tubuh suaminya yang sudah tidak bernyawa itu.

“Sabar Zel, istighfar!” Mama Widia ikut menenangkan puterinya yang histeris.

Kejadian mengenaskan beberapa bulan yang lalu, yaitu kepergian sang Papa yang meninggal karena serangan jantung masih terekam jelas wajah sang Papa yang amat sangat kesakitan. Dan sekarang, Hazel harus dihadapkan dengan takdir yang sama, yaitu suami tercinta yang kini telah pergi menyisakan luka. Meninggal karena perihal jantung. Apakah ini hanya kebetulan meninggalnya karena jantung? Pertanyaan itu melintas dipikiran Hazel.

“Ini aku harus gimana Mas, aku gak mau anak kita lahir tanpa kehadiran ayahnya.” Hazel memeluk tubuh suaminya yang terbujur kaku.

“Aku gak mau kamu pergi, tolong jangan seperti ini, Mas.”

Hazel menatap wajah pucat pasi itu. “Mas, nanti kalau anak kita sudah lahir, kamu mau kasih nama dia siapa?” tanya Hazel tersenyum.

“Tapi kira-kira anak kita laki-laki atau perempuan ya, Mas?”

“Oh iya, pasti nanti anak kita lucu banget Mas, apalagi kalau anaknya laki-laki, pasti ganteng banget, kuat kayak kamu.” Hazel tersenyum.

Semua yang berada di ruangan itu meneteskan air matanya menatap kepergian orang yang mereka sayangi. Ditambah pemandangan yang sungguh di luar nalar. Hazel, dia tidak bisa ikhlas atas kepergian suaminya.

“Ma, lihat deh, wajah Mas Ray ganteng banget, putih, bersih, bersinar lagi,” ucap Hazel dengan senyumnya.

“Mas, kamu tidurnya jangan lama-lama ya.” Hazel mengelus rambut Rayyen penuh kasih sayang.

Because I Love You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang