Definisi rumahtangga bukan hanya tentang romantis, tapi juga tentang kesabaran dalam menghadapi sikap pasangan yang mudah berubah-ubah.
-
-
-***
Hari ini Hazel tengah mengurus surat-surat mengeluarkan diri dari Universitas Jakata, Kampus impian Hazel sejak SMP. Setidaknya dia sudah merasakan rasanya kuliah di Kampus impiannya, meskipun hanya sesaat.
Hazel menghela napas panjang dan menghembuskannya pelan setelah menyerahkan surat pengeluaran diri kepada pihak Kampus. Dirinya sekarang bukan mahasiswi di Universitas Jakarta lagi, rasa sedih dan bahagia tercampur menjadi satu.
“Kamu tuh ya, udah ngilang tanpa kabar selama dua bulan, sekarang muncul terus tiba-tiba mau ngilang lagi,” oceh Felin yang sedari tadi mengikuti Hazel mondar-mandir mengurus surat pengeluaran diri.
Hazel hanya tersenyum menanggapi ocehan Felin. Pasti dirinya akan rindu dengan ocehan sahabatnya ini.
“Nanti kalau aku kangen gimana, kan rumah kamu jauh. Udah gitu jalanan macet. Ah, males aku!” ucap Felin kesal.
Hazel menatap Felin yang ternyata sudah mengeluarkan air mata. Gadis itu menghentikan langkahnya, begitupun Felin.
“Kamu nangis?” tanya Hazel terkejut lalu mengusap pelan pipi Felin.
Mendapat perlakuan seperti itu dari Hazel, Felin justru tambah menangis. “Kamu perhatian banget sih, Zel,” ucap Felin disela isakan tangisnya. “Aku baru pernah mendapatkan sahabat seperti kamu, eh kamu malah mau pergi,” lanjutnya.
Hazel langsung memeluk sahabatnya, berusaha menenangkan. Ia tidak menyangka, Felin bakalan menangisi kepergiannya.
“Nggak usah cengeng gitu, dong!” seru seorang laki-laki tepat berada di belakang Hazel.
Hazel melepaskan pelukannya dengan Felin. Kedua wanita itu menatap ke sumber suara. Seketika Felin mengusap air matanya kasar.
“Pak Tristan juga pasti sedih, kan, Hazel keluar dari Kampus ini?” tanya Felin dengan nada ketusnya.
“Dih, sok tau!” balas Pak Tristan tak kalah ketus.
“Bilang aja iya, kan pas Hazel nggak masuk Kampus juga selalu nanyain Hazel mulu, sampai bosen saya jawabnya!”
Kok Felin jadi ketus gini ke Pak Tristan ya? Batin Hazel.
“Bilang aja kamu senang kalau saya banyak tanya sama kamu,” ucap Pak Tristan dengan pedenya.
“Udah enggak!” balas Felin seraya membuang wajah dari Pak Tristan.
“Masa?”
“Bodo!”
“Kamu mau saya hukum?” tanya Pak Tristan yabg sudah semakin kesal.
“Emangnya saya salah apa? Saya nggak salah jadi Bapak nggak punya alasan untuk menghukum saya!"
“Jelas saya punya alasan!”
“Laki-laki itu ditakdirkan untuk mencari nafkah, bukan mencari alasan!”
“Dih, lama-lama kamu nggak jelas.”
“Bapak juga nggak jelas dari dulu.”
“Felin!” Pak Tristan sudah semakin kesal dibuatnya, bisa-bisanya Felin menjadi berani menjawab ucapannya seenak jidat.
“Apa?!”
Pak Tristan berdecak kesal sebelum mengatakan, “Males saya ngomong sama kamu!” setelah mengucapkan itu, Pak Tristan langsung pergi meninggalkan kedua wanita dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You [SELESAI]
Roman d'amourRomance-Islami ⚠️Mengandung Unsur Kebaperan! Dijodohkan dengan laki-laki yang selama bertahun-tahun dia benci, yang merupakan mantan Kakak kelasnya sendiri. Laki-laki yang mengusik dirinya saat sekolah hingga pada akhirnya, diusia Hazel yang menginj...