21. Ditemukan.

597 72 18
                                    

• • ━━━━━━ ⛧ ━━━━━━ • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


• • ━━━━━━ ⛧ ━━━━━━ • •

Mulut Mu-Jin dan Ji-Woo ternganga tidak percaya. Sementara Tae-ju hanya mengulum senyum nya. Secara bersamaan, kedua insan tersebut saling melafal nama lawan bicara mereka.

"Yoon Ji-Woo?"

"Choi Mu-Jin?"

Mu-Jin dan Ji-Woo saling menatap tanpa mengatakan sepatah katapun. Suasana menjadi hening seketika, Tae-ju merasa bahwa ia hanya merusak suasana untuk kedua pasangan ini, lalu, laki-laki itu memutuskan untuk keluar meninggalkan Mu-Jin dan Ji-Woo.

"Aku izin keluar," ujar Tae-ju memberi salam kepada Mu-Jin. Perhatian Mu-Jin beralih ke arah Tae-ju, begitupun Ji-Woo.

Tae-ju keluar setelah mengucapkan salam.

Kini, di tempat itu, hanya Mu-Jin dan Ji-Woo yang masih berdiam di tempat mereka.

Ji-Woo belum sanggup untuk menatap mata Mu-Jin. Gadis itu berbalik dan menuju ke arah pintu, ia meraih gagang pintu tersebut, lalu membukanya.

Namun.. mengapa tidak bisa di buka?

"Tae-ju sialan!" Umpat gadis itu kecil. Ia berbalik kembali, menatap Mu-Jin yang masih setia menatap nya.

"Duduklah," ujar pria itu tiba-tiba, Ji-Woo hanya terdiam, membeku di tempat.

Mu-Jin berdiri dari duduk nya dan menghampiri Ji-Woo. Gadis itu mendengar suara kaki Mu-Jin yang tengah melangkah menghampiri nya.

Mu-Jin berdiri di depan gadis itu sekarang, "Terimakasi." Satu kalimat keluar dari mulut Mu-Jin.

"Untuk apa?" tanya Ji-Woo membalas beberapa saat setelah Mu-Jin berbicara.

"Telah menyelamatkan ku," jawab pria itu.

Ji-Woo mengumpulkan seluruh keberanian nya untuk menatap Mu-Jin, lalu, kedua netra itu bertemu. Ji-Woo terdiam. Gadis itu memberanikan diri nya untuk menatap wajah pria di depan nya. Cukup lama sampai akhirnya ia tersadar dengan apa yang baru saja ia lakukan.

"Oh! Tentang yang tadi. Iya, sama-sama." Ji-Woo mengangguk, ia menjawab seperti orang kewalahan.

Mu-Jin hanya tertawa kecil, menampakkan sederet gigi putih nya kepada Ji-Woo. Ji-Woo menatap pria itu dengan tatapan sendu, ia benar-benar merindukan orang yang kini tengah berdiri di depan nya.

"Bagaimana keadaan mu?" tanya gadis itu basa-basi.

"Sakit. Sudah lama tak terluka, jadi rasanya sakit. Padahal aku sudah lupa betapa menyakitkan nya itu." Mu-Jin mengucapkan kalimat itu dengan raut wajah yang sama sekali tak bisa di jelaskan. Tubuh pria itu penuh jahitan, perban, bahkan dahi nya pun dibalut kasa.

Sesaat kemudian, Mu-Jin tersenyum sembari tertawa, ia  melanjutkan kalimat nya, "Kenapa kau menanyakan itu? Bukankah kau tidak peduli lagi dengan kehidupan ku? Bahkan, mungkin, jika aku mati pun, kau tidak akan datang ke pemak-" Ji-Woo menyela. Ia langsung memeluk pria di depan nya di sertai air mata nya yang mulai menetes.

"Jangan lanjutkan kalimat itu," potong Ji-Woo.

Mu-Jin meneteskan air mata yang sedari tadi ia tahan untuk tidak keluar. Begitu juga dengan Ji-Woo, gadis itu tak tahan lagi untuk menahan semua rasa yang selama ini ia pendam selama satu tahun terakhir. Ia benar-benar merindukan Mu-Jin, merindukan semua yang ada pada diri pria itu.

Mu-Jin membalas pelukan Ji-Woo. Air mata nya terus menetes. Mereka berpelukan menyalurkan rasa rindu cukup lama sebelum akhirnya bunyi sirene polisi mengagetkan mereka berdua.

Pelukan itu di akhiri dengan Mu-Jin yang langsung melepaskan pelukan nya dengan Ji-Woo. Ji-Woo ikut terkejut ketika mendengar suara sirene polisi memenuhi indra pendengaran mereka berdua.

Mu-Jin menatap mata Ji-Woo, pria itu memegang kedua pundak gadis di depannya.

"Aku bersumpah. Aku tidak tahu apa-apa!" Ujar Ji-Woo meyakinkan Mu-Jin. Gadis itu mengenggam tangan Mu-Jin untuk membuat pria itu percaya pada nya. Akan tetapi tatapan  Mu-Jin berubah, ia melepaskan genggaman Ji-Woo dan berusaha untuk kabur, pria itu melompati tembok yang ada di dekat gazebo sembari menahan rasa sakit di perut nya. Ji-Woo terkejut atas tindakan yang di lakukan oleh Mu-Jin, gadis itu segera menyusul Mu-Jin dan meloncat ke arah Taman belakang.

DORR.

Satu tembakan peringatan di lepaskan oleh seseorang yang tengah berada di halaman depan, rumah persembunyian tersebut telah dikepung oleh Polisi.

Semua Polisi berpencar, Bahkan saat ini, Mu-Jin mengendap-endap agar tidak ketahuan. Ji-Woo menyusul pria itu dari belakang.

Mu-Jin melangkahkan kaki nya untuk berjalan ke depan, namun, tiba-tiba seseorang menarik lengan nya dengan kencang.

Orang itu lain tak lain adalah Ji-Woo. Gadis itu buru-buru menarik Mu-Jin karena ia melihat dari sudut kanan sudah datang sekelompok Detektif, jika Ji-Woo tidak menarik Mu-Jin, maka, saat itu juga, riwayat pria tersebut tamat dalam seketika.

Ji-Woo memberi arahan untuk Mu-Jin agar tetap diam. Mata Mu-Jin masih terbelalak tidak percaya ketika melihat Ji-Woo menyelamatkan nya, sekarang, ia percaya bahwa Ji-Woo sama sekali tidak terlibat dengan upaya penangkapan ini.

Namun, sebentar.. dimana Tae-ju? Mu-Jin tengah memikirkan itu di dalam benak nya. Ia juga khawatir hal buruk akan terjadi kepada ajudan yang sudah ia anggap seperti adik sendiri.

Sementara di sisi lain, Tae-ju tengah berada di sebuah gudang di rumah tersebut, ia dengan cepat langsung bersembunyi ketika mendapati Polisi tengah menyingkirkan para anak buah nya di gerbang depan. Naas nya, ponsel pria itu terjatuh dari genggaman nya ketika ia berusaha untuk kabur.

Dan di sisi lain, Mu-Jin di sadarkan oleh Ji-Woo dari lamunan nya. Saat ini, kedua insan itu tengah bersembunyi di balik beberapa tumpukan balok kayu dengan keadaan menunduk, Ji-Woo dan Mu-Jin masih setia memantau pergerakan para Polisi.

Ketika merasa sudah aman, Ji-Woo langsung menarik lengan Mu-Jin untuk keluar dari tempat persembunyian mereka.

"Angkat tangan!"

Deg.

Suara seseorang yang amat Ji-Woo kenali muncul memenuhi telinga nya. Ji-Woo dan Mu-Jin mengangkat tangan mereka ke udara dan berbalik ke asal sumber suara.

"Sunbae?" Ucap gadis itu pelan. Ia melihat Na Dae-Soo tengah menodongkan senjata ke arah mereka berdua.

"Pengkhianat!" Ujar Dae-Soo. Pria itu berjalan perlahan-lahan ke arah Ji-Woo dan Mu-Jin.

Ji-Woo menatap Mu-Jin sesaat. Begitu juga dengan Mu-Jin, mereka saling bertatapan dan mengangguk ber sama - sama, lalu..

• • ━━━━━━ ⛧ ━━━━━━ • •

Sengaja ngetik nya lumayan pendek. Btw, beberapa chapter lagi charismatic man sudah tamat, mungkin akan di buat sad ending? HAYOLO... Ditunggu next chapter nanti malam.

Charismatic Man ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang