• • ━━━━━━ ⛧ ━━━━━━ • •
Setelah menceritakan cerita yang cukup panjang, Tae-ju mengangguk paham, ia mengeluarkan dua batang rokok dari saku celana nya, ia memberikan satu batang untuk Mu-Jin. Mu-Jin mengambil rokok pemberian Tae-ju.
"Dimana pematik nya?" tanya Mu-Jin.
Tae-ju merogoh saku celana nya, ia menoleh ke Mu-Jin dan tersenyum seperti anak kecil. "Ketinggalan, hehe." Tae-ju menyengir, Mu-Jin hanya menatap datar pria di sampingnya.
Mu-Jin mengembalikan satu batang rokok tersebut kepada Tae-ju, pria itu memasukkan kembali dua batang rokok yang sebelumnya ia keluarkan.
Tae-ju dan Mu-Jin mengamati kilauan bintang dan indah nya bulan di malam hari. Tanpa sadar, kedua pria tersebut tersenyum tipis.
"Tuan, kau tidak ingin tidur? Tidurlah. Aku akan menjaga kalian berdua," kata Tae-ju.
Mu-Jin melepaskan mantel nya dan berbalik ke belakang, ia melihat Ji-Woo yang belum juga sadar. Pria itu menyelimuti seluruh tubuh Ji-Woo dengan mantel yang sebelumnya ia kenakan. Tae-ju yang melihat pemandangan itu hanya tersenyum tipis, ia ikut melepaskan jas nya dan menyelimuti tubuh Ji-Woo.
Mu-Jin menatap pria di samping nya intens, "Apa maksud mu?" Tanya Mu-Jin. Ia menarik kembali jas yang sebelumnya Tae-ju kenakan pada Ji-Woo.
"Kau benar benar sensitif tuan," sahut Tae-ju tertawa. Ia mengambil jas yang ada di tangan Mu-Jin dan menyelimuti Ji-Woo kembali. "Demi kebaikan nya, nanti nona Ji-Woo bisa masuk angin," lanjut Tae-ju. Mu-Jin berusaha menurunkan ego nya.
Tae-ju hanya tertawa menanggapi respon Mu-Jin. Pria itu mulai mengajak Mu-Jin untuk berdiskusi mengenai pelarian mereka esok.
"Bagaimana untuk hari esok? Apakah kau mempunyai rencana, tuan?" tanya Tae-ju. Mu-Jin nampak berpikir beberapa menit sebelum akhirnya menoleh ke arah Tae-ju. Tae-ju menunggu kalimat yang akan di ucapkan Mu-Jin dengan kesabaran ekstra.
"Hm, tidak punya." Balasan Mu-Jin langsung saja membuat ekspresi Tae-ju yang sebelumnya tak sabar menjadi datar. "Whae?" Tanya Mu-Jin.
"Tidak apa-apa," jawab Tae-ju singkat. Kini, giliran Mu-Jin yang tertawa.
"Arraseo. Aku hanya bercanda," sahut Mu-Jin menepuk pundak Tae-ju.
Mata Tae-ju terbelalak ketika mendengar kata 'bercanda' keluar dari mulut tuannya.
"KENAPA LAGI?!" Mu-Jin segera membalas dengan cepat ketika melihat raut wajah Tae-ju seperti anak kecil yang mendapatkan permen.
"Kau bilang kau tengah bercanda?" Tanya Tae-ju memastikan.
"Tidak!" Balas Mu-Jin singkat. Tae-ju mengerucutkan bibir nya, "Lalu, apa rencana kita untuk esok?" Tanya pria itu yang berusaha untuk serius.
"Apakah kau membawa mobil kesini?" Tanya Mu-Jin. Ia bertanya mengenai perihal mobil kepada Tae-ju. Tae-ju mengangguk, Mu-Jin melanjutkan ucapan nya. "Apakah cukup jauh dari sini?" Sambung nya.
"Tidak juga, apakah kita akan kabur menggunakan mobil ku?" Sahut Tae-ju. Mu-Jin mengangguk.
"Tapi, bagaimana dengan para polisi yang berjaga di depan rumah persembunyian ku?" Mu-Jin bertanya lagi. Tae-ju nampak berpikir apakah ia harus memberi tau jawaban yang sebenarnya atau tidak.
"Entahlah. Mereka semua seperti nya sedang ber istirahat," jawab Tae-ju, mata nya tak berani menatap Mu-Jin, ia mengedarkan pandangan nya ke seluruh sudut gedung, asalkan jangan tatapan pria itu.
Mu-Jin merangkul pundak Tae-ju. Untuk ke tiga kali nya pria itu tiba-tiba lebih hangat dari biasa nya.
"Kau hidup dengan ku hampir belasan, bahkan puluhan tahun Tae-ju. Kau tidak akan pernah bisa membohongiku," ucap Mu-Jin terkekeh.
"Arraseo. Aku mengaku, aku menembak mereka semua."
Ucapan Tae-ju membuat mata Mu-Jin melotot seketika. Bukan karena hal lain, namun ia memikirkan bagaimana nasib Polisi yang sebelumnya menolong pria itu.
"Apakah kau menembak nya juga Tae-ju?" Tanya Mu-Jin pelan. Sorot mata nya berubah seketika.
"Siapa yang kau maksud tuan?" Tae-ju balik bertanya.
"Seorang Polisi yang membantu ku tadi pagi. Di dahi nya terdapat satu goresan, lalu di mulut nya terdapat dua tanda, seperti tompel?" Tutur Mu-Jin. Tae-ju nampak berpikir kembali, ia tidak begitu memperhatikan Polisi-Polisi yang sebelumnya ia tembaki.
"Maaf tuan, tapi aku juga tidak-" ucapan Tae-ju terpotong seketika. Mu-Jin dan Tae-ju mendengar suara langkah kaki dari depan ruangan di dalam gedung yang mereka tempati.
"Apakah yang kau maksud itu aku?" Sahut seseorang dari luar. Mu-Jin dan Tae-ju segera berdiri. Mu-Jin langsung saja mengamankan Ji-Woo, sementara Tae-ju mengambil pistol nya.
Seorang lelaki bertubuh cukup tinggi dengan seragam Polisi masuk ke dalam ruangan mereka. Karena terkejut, Mu-Jin langsung memeluk Ji-Woo dan ikut menodongkan senjata nya, sementara Tae-ju ikut mengamankan Ji-Woo dengan pistol yang melekat di tangan nya.
"KAU POLISI?! BERHENTI DI SANA!" Tegas Tae-ju. Mu-Jin berusaha untuk memperjelas pandangan nya, dan ia berusaha mengingat siapa pria ini.
"Tae-ju. Turunkan senjata mu," bisik Mu-Jin di telinga Tae-ju. Tae-ju yang mendengar itu langsung saja menoleh ke belakang, namun, condongan pistol nya tetap mengarah ke pria yang ada di depan mereka.
"Ada apa dengan mu tuan?! Apakah kau menjadi seseorang yang penakut sekarang?!" Ucapan Tae-ju langsung saja mendapat toyoran dari Mu-Jin.
Mu-Jin berdiri menghampiri Polisi yang ada di depan nya, ia menggeser tubuh Tae-ju untuk mundur, sementara Tae-ju tetap berjaga-jaga.
"Kau Polisi yang menyelamatkan ku tadi, benar?" Tanya Mu-Jin. Tae-ju yang mendengar itu lantas langsung menurunkan senjata nya, sekarang, ia tau apa maksud bos nya ini.
"Benar. Aku mengikuti kalian berdua sedari tadi. Bahkan, aku mendengar semua yang kalian bicarakan." Balasan Polisi tersebut membuat Mu-Jin heran seketika. Tae-ju berkata bahwa ia telah membunuh semua Polisi yang ada di sana, namun, mengapa pria di depan nya ini masih hidup? Apakah ia akan balas dendam karena kematian rekan nya?
Mu-Jin memundurkan langkah nya dan memberi sinyal untuk Tae-ju tetap ber jaga-jaga. Tae-ju yang menerima sinyal itu mengangguk paham dan menodongkan senjata nya kembali ke arah kepala sang Polisi.
"Lalu, ada apa kau datang ke sini? Apakah kau akan balas dendam atas kematian rekan-rekan mu?" Tanya Mu-Jin yang lebih dahulu berburuk sangka.
"Aigoo, tak kusangka kalian tak mengingat ku. Tentu saja tidak. Bahkan, sebenarnya aku bukan seorang Polisi."
Kalimat yang keluar dari mulut pria itu reflek membuat Mu-Jin dan Tae-ju terkejut. "Lalu, kau ini siapa? Apakah kau pembunuh bayaran?!" Tae-ju menyela.
"Tentu saja tidak. Aku adalah seseorang di masa lalu yang kalian selamatkan nyawa nya."
Tae-ju dan Mu-Jin nampak berpikir. Lalu, mereka sadar bahwa pria di depan mereka ini hanya membuat mereka lengah.
"Aigoo! Benar-benar sensitif. Baiklah, akan ku ceritakan bagaimana aku bisa mengetahui kalian sampai sejauh ini," ujar pria itu. "Sebelumnya, perkenalkan, nama ku Jung Hae In."
• • ━━━━━━ ⛧ ━━━━━━ • •
Tangan saya pegal bukan main, duh.. kira - kira ada yang penasaran ga ya? :d vote n comment,thank u
KAMU SEDANG MEMBACA
Charismatic Man ( SELESAI )
Fanfiction"Kau tidak akan tau bagaimana kuat dan setia nya cinta dari seorang mafia, Yoon Ji-Woo." Kisah seorang gadis bernama Yoon Ji-Woo yang tinggal bersama seorang pengedar narkoba terbesar di korea selatan bernama Choi Mu-Jin yang sekaligus mafia paling...