28. Rencana.

524 60 13
                                    

• • ━━━━━━ ⛧ ━━━━━━ • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


• • ━━━━━━ ⛧ ━━━━━━ • •

Tae-ju dan Hae-in berhasil mendapatkan beberapa makanan yang di hasilkan oleh hutan yang tengah mereka singgahi. Tae-ju mengambil beberapa buah murbei sedangkan Hae-in mengambil air dari sungai yang sempat mereka lihat.

Kedua pria itu kembali ke gedung. Tidak jauh, sehingga mereka bisa sampai dengan cepat.

Hae-in dan Tae-ju masuk kembali ke dalam ruangan yang sebelumnya mereka tempati. Mereka melihat Ji-Woo dan Mu-Jin yang tengah tidur dengan berpelukan. Mereka berusaha untuk tidak mengagetkan kedua pasangan itu dengan cara mengetuk kaca jendela yang ada di sana.

Tok.. tok..

Mu-Jin mendengar suara ketukan kaca dari belakang. Mu-Jin menoleh, begitu juga dengan Ji-Woo, mereka berdua langsung saja melepaskan pelukan mereka karena Hae-in dan Tae-ju sudah kembali.

"Maaf kan aku tuan, aku hanya bisa mendapatkan ini," ujar Tae-ju menunduk. Mu-Jin mengangguk, ia ikut membantu Hae-in untuk menurunkan beberapa botol air yang mereka bawa.

Ketiga pria itu duduk kembali, begitu juga dengan Ji-Woo yang tengah membersihkan beberapa pasir yang dihasilkan oleh sepatu Tae-ju dan Hae-in.

Mereka berempat duduk di atas karpet, mengambil buah yang sebelumnya sudah di dapatkan oleh Tae-ju. Mereka berusaha menghemat persediaan agar tidak kehabisan.

Setelah selesai makan dan minum, mereka semua menenangkan perut agar mencerna makanan dengan baik. Tae-ju menghela nafas lega setelah perut nya di isi oleh beberapa buah walaupun tidak sepenuhnya puas. Hanya untuk mengganjal rasa lapar.

15 menit ber istirahat, Hae-in mulai beranjak kembali dari per istirahatan nya dan mengajak Mu-Jin, Tae-ju dan Ji-Woo untuk menyusun strategi.

"Bagaimana? Apakah hari ini juga kita akan pergi?" Tanya Hae-in. "Jika iya, kita harus segera menyusun strategi dengan matang agar Polisi tidak bisa menemukan kita semua," sambungnya.

Mu-Jin mengangguk, ia membenarkan posisi nya dan menyahut ucapan Hae-in, "Baiklah. Ayo kita mulai," ujar pria itu.

Mereka semua kompak mengangguk dan mulai memberikan ide masing-masing, Hae-in menyela pembicaraan, "Bagaimana jika kita sementara tinggal di desa Mokpo?Mokpo adalah sebuah kota di Provinsi Jeolla Selatan, yang terletak di ujung barat daya Semenanjung Korea, dekat dengan gunung Yudal," tambahnya.

Seisi ruangan nampak berpikir, Tae-ju mulai bertanya kepada Hae-in, "Kau yakin? Bukankah Polisi akan ikut menyergap jika melihat kita semua?" Tanya Tae-ju khawatir.

Hae-in mengangguk setuju, ia membalas, "Kau benar. Bagaimana jika kita ke pulau Malta? Pulau ini terletak di Laut Tengah di Italia selatan dan Afrika utara. Pulau itu memiliki banyak fungsi, tempat berlindung bagi petarung yang kelelahan, persembunyian bagi orang yang kau cintai dan tempat pemulihan."

Charismatic Man ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang