BAB 31

194 69 16
                                    

Semenjak foto itu beredar di sosial media, kedekatanku dan Tania semakin diumbar untuk menutupi kehebohan karena foto tersebut.

Jujur, semuanya complicated, sih. Satu sisi, aku tahu kalau semua ini secara nggak langsung bakal nyakitin kamu. Tapi, satu sisi mau nggak mau aku harus profesional dengan profesiku yang baru.

Sudah hampir satu bulan berlalu, proses syuting juga sudah selesai. Hari ini adalah hari di mana konferensi pers Love in My Heart diadakan.

"Dimas, hari ini kamu udah minta Anin buat dateng?" tanya Om Hadi.

"Udah, Om."

"Nanti pasti bakalan banyak media yang bertanya-tanya tentang hubungan kamu dan dia. Di depan media nanti, bilang kalau Tania pacar kamu dan Anin cuma sahabat dekat kamu, nggak lebih dari itu."

Aku mengerutkan dahi, menatap Om Hadi dengan tatapan bingung. "Harus banget ada Aninnya, ya, Om? Nggak bisa saya dan Tania aja yang klarifikasi? Secara nggak langsung, itu pasti bakalan nyakitin dia."

"Ini semua demi kebaikan karir kamu, Dimas. Anin harusnya bisa ngerti tentang itu dan menyesuaikan diri sebagai pacar kamu. Kalau Anin yang mengakui sendiri kalau dia nggak ada hubungan apa-apa sama kamu, media bakal lebih percaya," jawab Om Hadi. "Lagi pula, kedekatan kamu sama Tania kalau diekspose lebih jauh, pasti akan jauh lebih baik untuk film kamu."

Om Hadi menepuk tanganku. "Oh, iya, walaupun nanti Anin ke sini, tolong kamu jaga jarak dari dia, ya?"

Dari beberapa hari lalu, aku emang undang kamu buat dateng ke konferensi pers ini, Nin. Tapi, sejujurnya apa yang terjadi di hari itu sama sekali bukan niat kurencanain. Aku cuma ikutin apa yang Om Hadi bilang.

Walaupun, itu nggak bisa bikin aku nggak bersalah sama kamu. Aku tetep salah. Aku tetep salah karena nggak komunikasiin ini sama kamu.

***

Beberapa jam kemudian, ada sebuah chat masuk dari kamu.

Anin: Dimas, aku udah sampe, nih. Kamu di mana?

Aku bergegas buat keluar dan nemuin kamu.

"Dimas, mau ke mana?" tanya Om Hadi, menghentikan langkahku dan menoleh ke arahnya. "Anin udah sampai, Om. Saya mau ke bawah, nemuin dia."

"Kamu arahin dia aja, ya, biar ke sini. Nanti saya yang nemuin dia."

Karena itu, aku balas chat kamu dan bilang kalau aku nggak bisa samperin kamu. Juga, mengarahkan lokasi di mana aku berada sekarang. Om Hadi beneran keluar dan juga nemuin kamu. Kamu bilang, waktu itu kamu dateng bareng sama Fiona dan Daffa.

Kayaknya nggak sampai lima belas menit, kamu berdiri di depan ruangan. Kamu kelihatan cantik dengan sweater model turtlenack berwarna hitam dan juga celana cokelat. Aku senyum ke arah kamu, kamu juga balas senyuman itu. Di sini juga, akhirnya kamu kenal sama Tania.

Setelah baca cerita Aku, Kamu, dan Segala Cerita di Dalamnya. Aku jadi tahu gimana perasaan yang lagi kamu rasain waktu itu. Ternyata, kamu juga ngerasain perasaan cemburu karena kedekatanku sama Tania.

Ibu Penulis, kalau aku punya pabrik yang berisi ribuan kata maaf buat kamu, mungkin beribu kata maaf itu yang akan aku berikan. Ah, rasanya Dimas di usia delapan belas tahun itu terlalu banyak bikin kamu nangis.

Beberapa saat setelah kamu ada di dalam ruangan, beberapa kru berkata bahwa acara akan dimulai sebentar lagi.

Om Hadi berjalan mendekatiku dan membisikkan sesuatu. "Jangan lupa rangkul Tania, ya."

Aku ke luar dari ruangan itu sembari merangkul Tania yang sedang berdiri di sebelahku, sedangkan di seberang sana kamu menatapku dengan tatapan yang sulit aku mengerti waktu itu.

Di bawah, sudah banyak wartawan yang menunggu. Kami akhirnya duduk di kursi yang sudah dipersiapkan. MC membuka acara dan acara pun dimulai.

"Wah, kita semua udah kedatengan para pemain dari film Love in My Heart, nih. Sebelumnya aku penasaran, nih. Kenapa, sih, kalian mau bergabung di dalam film ini? Mungkin, bisa dimulai dari Dimas, nama yang lagi hangat diperbincangkan sama kaula muda Indonesia."

Aku mengambil mikrofon dan mulai menjawab. "Saya bersyukur dan bangga sekali karena bisa bergabung di dalam film ini. Yang pertama, saya emang sangat mencintai dunia seni peran dari saya kecil. Berada di sini adalah impian yang sudah lama saya inginkan dan saya perjuangkan. Tapi, menurut saya, film ini juga punya cerita yang bagus. Karena itu, saya seneng banget karena bisa jadi bagian dari film ini."

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan setelah itu seputar film Love in My Heart. Hingga setelah lebih dari setengah jam, konferensi pers dengan media selesai.

Nggak berapa lama setelah aku selesai ... kamu, Fiona, dan Daffa bergegas menghampiriku.

Kamu senyum ke arah aku dan Tania, pamit mau pulang duluan. Tapi, waktu kamu mau beranjak pergi, kamu justru dikerubungi banyak wartawan. Pertanyaan bertubi-tubi datang.

"Dimas, benar kamu pacaran dengan dia? Cewek yang bareng sama kamu di toko musik waktu itu?"

"Sebenarnya, kalian ada hubungan apa? Boleh dijelaskan dari awal?"

"Benar kalian pacaran sebelum Dimas terlibat dalam film Love in My Heart? Netizen banyak banget yang penasaran, nih."

Pertanyaan bertubi-tubi datang. Di situ, aku dilanda kebingungan, antara harus menjaga perasaan kamu atau harus menjaga profesionalisme dalam bekerja dan mengikuti apa kata-kata Om Hadi.

Mungkin waktu itu aku adalah cowok paling berengsek, Nin. Kamu ngerasa dalam posisi terjebak di antara banyak wartawan-wartawan itu. Aku tahu kamu pasti nggak suka ada di dalam keadaan seperti ini. Tapi, tanpa kamu tahu, ini semua sudah direncanakan oleh Om Hadi.

Aku merangkul kamu, lalu tersenyum ke arah kamera. "Dia Anin, kebetulan kita sekolah di sekolah yang sama. Anin ini sahabat deket saya dari dulu, bahkan sebelum saya bergabung di film ini. Tapi, berita yang bilang bahwa saya dan Anin pacaran itu bohong. Kita nggak ada hubungan apa-apa. Kita cuma sahabatan."

"Lalu, saya dan Tania emang deket. Sekarang, kita pacaran."

Kamu melepas rangkulanku lalu menatapku dan berbisik. "Pulang duluan, ya."

Aku hanya diam, membiarkanmu pergi, lalu kembali fokus pada pertanyaan dari banyak media.

Bodoh, tapi aku tidak punya pilihan saat itu.

TBC

Author Note:

DIMAS GUE SUKA SAMA KARAKTER LO, TAPI GUE AKUIN DI SINI LO NYEBELIN BANGET 🥺🥺🥺 thanks for reading, guys ❤️❤️❤️

Alya Ranti

Dari Balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang