SERIES KE-2
Ketika takdir mempertemukan Piter dengan sang mate, namun dipisahkan dengan keadaan. Akankah mereka akan kembali bersatu?
Bagaimana Piter menghadapi matenya yang memiliki dua sisi yang berbeda?
.
Masa lalu Piter selalu mencari celah untu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiga tahun berlalu....
Seorang gadis berpakaian seperti agent bergerak lincah menelusuri sebuah rumah mewah. Dia sudah membereskan penjaga luar yang menjaga ketat rumah itu.
"Cly, come on!" ucap seseorang yang hanya terdengar suaranya di telinga gadis itu.
"Five minutes!" balas gadis itu membuat pria disebrang mengembuskan napas pasrah.
Mata merah menyalanya menelusuri setiap sudut ruangan, ketika sampai di ruangan yang ditujunya gadis itu ngutak-ngatik pintu yang bersandi rumit itu.
Sebuah senyum puas tercetak di bibirnya ketika pintu itu terbuka perlahan. Gadis itu melemparkan sebuah gas beracun mematikan yang menguar di seluruh penjuru kamar.
Terdengar suara batuk batuk dalam beberapa detik kemudian suara itu menghilang. Gadis itu memasang penutup wajah yang menghalau gas beracun itu.
Karena gas beracun itu hanya akan menghentikan fungsi beberapa organ tubuh secara perlahan, dirinya tidak puas jadi dia mengeluarkan suntikan yang berisi racun pelumpuh. Membunuh itu terlalu mudah dan rasa sakitnya hanya sebentar aja dia hanya ingin korbannya menderita tersiksa lahir batin.
Setelah dia cukup puas dengan dosis yang disuntikkan pada tubuh korbannya kemudian gadis itu keluar mengendap-ngendap namun langkahnya terhenti ketika mendengar sesuatu di kamar sebelah.
Ternyata seorang pemuda yang sedang menonton film adegan dewasa, membuat gadis itu muak apalagi pemuda itu sepertinya hanya akan menjadi beban di masa depan.
Jadi bukankah lebih baik jika orang seperti itu mati saja, oh jangan! Kurang menyakitkan gadis itu melemparkan gas beracun tadi hingga pemuda itu pingsan.
Kemudian gadis itu menginjak tangan pemuda itu hingga terdengar suara retakkan tulang yang memilukan.
"Ups Sorry!"
Organ dalamnya mungkin akan berhenti sebagian tapi gadis itu tidak ingin sampai tangan ini melecehkan wanita. Kemudian gadis itu memotong masing-masing jari telunjuk dari tangan pemuda itu.
Setelah merasa misinya selesai dia beranjak meninggalkan rumah itu tanpa diketahui oleh siapapun.
Dia bukan penjahat, hanya seseorang yang membalaskan dendam orang terkasihnya. Setidaknya mereka beruntung karena masih hidup sedangkan orang tuanya mati bahkan sebelum dia merasakan kasih sayangnya.
Bukannya itu tidak adil!
"Cly! kau membuatku jantungan!" decak kesal seorang pria yang berparas tampan khas orang Kanada.
"Sorry Kevic, tapi aku berhasil bukan!" Gadis itu tersenyum miring.
"Ya ya! Kau memang selalu berhasil!" balasnya malas. "Dan aku selalu kewalahan dengan aksi gilamu itu!"
Gadis itu tidak membalas apapun, ketika mobil melaju cepat gadis itu menatap katananya. Memainkannya seperti itu adalah sebuah benda yang patut dipermainkan.