Tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan sudah dua kali Hana melakukan itu dan Piter yang di sebelahnya terkekeh geli melihat tingkah gadis di sampingnya itu.
"Sudah selesai?"
Hana menganggukan kepalanya mencoba menetralkan detak jantung yang menggila. "Aku gugup Piter, lagi pula kenapa kau mengajakku pergi bersama, pasti hari ini akan heboh!" ungkap Hana jujur membuat Piter mengacak rambutnya gemas.
Piter memaksa Hana untuk bersikap terbuka padanya, awalnya Hana menolak karena merasa itu akan merepotkan Piter. Pemuda itu terlalu baik padanya Hana jadi tidak enak hati.
Tapi pribadi Piter yang tidak suka dibantah dan melakukan apapun agar Hana menurut akhirnya gadia itu mengalah dengan sifat keras kepala Piter.
"Jangan dengarkan orang lain cukup ikuti saja aku!" Piter keluar dari mobil miliknya dan membukakan pintu Hana.
Para gadis yang penasaran dengan siapa yang berada di dalam mobil Piter menjerit histeris ketika mengetahui Hana yang keluar dari mobil pangeran mereka.
"Demi! Mataku tidak bermasalahkan?"
"Si cupu itu sama pangeran! Serius aku iri!"
"Upik abu sama pangeran!"
"Cocok mereka kayak pangeran sama cinderella!"
"Yaaaaah!"
"Gak ada kesempatan ini mah!"
"Tapi diteliti si cupu itu makin cantik ya!"
"Fix mata pangeran buta!"
"Piteeeer!"
"Penggemarmu berisik!" ucap Hana menghembuskan nafasnya kesal.
Piter menggenggam tangan Hana dan tersenyum manis membuat beberapa gadis menjerit. "Tidak perlu kau pedulikan!"
"Hai Hana!" sapa Vierra yang tengah duduk bersama Rafael.
"Kalian...?" bingung Hana perasaan tadi dirinya tidak salah masuk kelas.
"Kami pindah kelas, sekarang kita sekelas Hana!" seru Vierra menarik tangan Hana.
"Kau duduk bersamaku! Biarkan para pria duduk ditempat lain." Vierra mendudukan Hana di kursi Piter dan dirinya di kursi Hana.
"Ck! aku tidak mau duduk bersama orang datar ini!" decak Rafael kesal.
"Sudah diam!" Vierra menatapnya tajam. "Kau juga setuju kan Hana?" tanya Vierra meminta dukungan dari Hana karena Piter menatapnya tajam.
Hana tertawa kecil sepertinya ini lebih baik karena jika dengan Piter dirinya akan merasa canggung. "Aku setuju. Dengan begini tidak akan ada yang mengganggu kita saat pelajaran berlangsung."
Piter mendelik sebal dan duduk bersama Rafael di bangku belakang kedua gadis itu. Vierra tersenyum puas. "TOS!"
Kedua gadis itu tos cara bersamaan dan tertawa. Sebenarnya alasan Vierra pindah kelas itu karena permintaan Piter agar Hana memiliki teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
SF 2 : Prince's Mate
LobisomemSERIES KE-2 Ketika takdir mempertemukan Piter dengan sang mate, namun dipisahkan dengan keadaan. Akankah mereka akan kembali bersatu? Bagaimana Piter menghadapi matenya yang memiliki dua sisi yang berbeda? . Masa lalu Piter selalu mencari celah untu...