FZ-25

308 92 4
                                    

"Eugh" lenguh Nayeon yang baru saja terjaga dari tidurnya. Bukan bangun dari ranjangnya, ia malah memilih untuk menjadi kaum rebahan seharian ini dan bisa bermalas-malasan karna kalender diatas nakasnya menampakkan tanggal merah.

"Nay, Tante mau kepasar dulu ya" ucap Suzy berdiri dipintu kamar ponakannya

"Hmm"

Suzy memutuskan untuk berbelanja kepasar karna pasokan bahan makanan mereka habis. Wanita kepala 3 itu terlihat bahagia karena hari ini ia akan memakan makanan pertama dari gaji keponakan kesayangannya.

Wanita paruh baya itu menaiki angkot "Aku akan masak masakan kesukaannya hari ini.. Semoga Nayeon senang" batin Suzy

18 menit kemudian

Kini Suzy sampai dipasar tradisional, kaki berjalan pada salah satu pedagang lalu matanya mulai melirik beberapa daging sapi segar "Pak, saya mau daging ayam yang ini"

"Baik bu" ucap pedagang itu lalu menaruh ayam itu ke timbangan

Sambil menunggu, Suzy mengambil dompet yang tidak terlalu besar miliknya saat hendak ingin mengeluarkan beberapa lembar uang tiba-tiba saja dompet tersebut dirampas oleh preman pasar

"Rampok..! Tolong.. tolong.."

"Tolong.. Tolong" Teriak Suzy lagi karna dompetnya dikawa kabur oleh preman, wajahnya terlihat panik karna semua uang pemberian Nayeon berada dalam dompet itu

"Disini memang rawan perampok, lain kali ibu harus hati-hati" pedagang itu menaruh kembali ayam dagangannya

Beberapa orang datang menghampiri Suzy "Ibu gapapa?"

"Saya gapapa, cuma dompet sayaa-" lirih Suzy

Perampok itu terus berlari, matanya sesekali melihat kebelakang. Karna tidak ada yang mengejarnya maka ia memutuskan untuk berhenti sejenak "Lumayan, buat jajan setahun" ucapnya tersenyum sumringah

"Banyak yang Lo dapetin yah" ucap seorang laki-laki berdiri membelakangi perampok itu

"Siapa Lo?"

Laki-laki itu berbalik "Kenalin gua Jeongyeon, dan gua preman kampung sebelah"

"Hahah bocah ingusan sok-soan jadi rampok"

"Ingusan Lo kata? Umur gua udah 18th" kesal Jeongyeon lalu meludah kearah rampok tersebut

"Mau nyari mati Lo ya"

"Kalau iya?" Jeongyeon menaikan satu alisnya dengan tersenyum jahat

"Hiyaak..." Rampok itu mencoba maju dengan mengepal tangannya untuk memukuli bocah ingusan didepannya

Shh..

~~~~


Ditempat lain Sana sedang sarapan dengan ayahnya. Pembicaraan yang semula hanya membahas tentang sekolah namun tiba-tiba saja berubah.

"Hari ini Dahyun ngajak kamu kemana?"

Sebagaimana Jin tau sebelumnya, dulu Dahyun kerap kali datang kerumahnya hanya untuk bermain dengan Sana dan bermain piano dengannya. Jin sendiri sangat menyukai Dahyun kecil, bahkan sampai sekarang ia tetap kagum melihat Dahyun yang sudah tumbuh menjadi dewasa. Ada hal yang ia tunggu-tunggu selama ini yaitu melihat Dahyun bermain piano seperti dulu.

"Appa gak nyangka dahyun sudah tumbuh jadi pria yang sangat tampan dan tinggi, padahal dulu kamu sama dia itu tinggian kamu loh"

"Namanya juga cowo pa, mereka akan tumbuh tinggi lepas disunat" jelas Sana dengan datar

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang