FZ-54

295 85 17
                                    

Sana POV


Hari ini akan menjadi hari yang sangat menyebalkan untukku, pertama pacarku Mark membatalkan janjinya untuk mengajakku jalan-jalan. Kedua, aku fikir karna bosan dirumah sendirian? Akhirnya aku memutuskan untuk kerumah Dahyun karna aku mengira rasa bosanku ini akan hilang bersamanya, nyatanya tidak. Aku salah besar!.

Dahyun si siluman elang itu terus saja memanas-manasi kalau Mark membatalkan janjinya karna akan berkencan dengan wanita lain, sungguh aku jadi memikirkan perkataannya itu.

"Pasti sekarang kak Mark dan selingkuhannya lagi-" ujar Dahyun sembari memperagakan orang berciuman dengan tangannya

"Yakk! Itu gak mungkin, gw yakin ka Mark gak mungkin berkencan sama cewe lain"

"Gua sih gak yakin mereka berkencan" ujarnua dengan sudut bibir tersenyum sinis seolah-olah meremehkan ucapanku tadi

Aku tidak membalasnya dengan ucapan, karna saat ini bantal yang berada di kasur king size milik Dahyun telah terbang kepada si empunya. Aku penyebabnya, aku melempar bantal itu dengan sekuat tenaga kearahnya.

"Tidak kenaa!!! Welk welkk" ejeknya

Kalian lihat, laki-laki bermata elang itu sungguh sangat-sangat menyebalkan bukan? Aku capek berdebat dengannya maka dari itu aku langsung merebahkan tubuhku kekasur yang sedari tadi aku duduki.

Dahyun mendekat.

Kulihat sekilas dia yang mulai duduk dikasurnya, tangannya mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

"Lo mau gak?" tawarnya

Aku yang sedang menatap langit-langit kamar Dahyun langsung menoleh ketangan mungil milik sahabatku itu "Permen?" Sedikit heran dengan  sikapnya

"Gak ah, nanti gigi gw sakit" ujarku padanya dan aku kembali fokus pada langit-langit kamar Dahyun

"Ini permen bisa ngomong loh?"

"Paan sih"

"Lo gak percaya?" Tanya-nya

"Enggak!" Jawabku masih enggan menoleh kearahnya

"Coba deh baca" ujarnya meletakkan permen tersebut diatas dahiku

Mau tidak mau aku harus mengambil dan membacanya "Jomblo ya?"

"Yakkk kim Dahyun!!!" Teriakku

Dia hanya tertawa, sedangkan aku langsung membalik posisi tidurku menyamping membelakanginya.

"Gitu aja marah hahah" ujarnya, tapi aku merasakan pergerakan tubuhnya yang terangkat dari tempat tidur

Sebenarnya aku tidak marah sama sekali pada Dahyun apalagi setelah melihat foto kami yang terpampang jelas diatas nakasnya. Foto dimana kami masih kecil, masih terlihat imut dan lucu.

Aku tersenyum ketika mengingat masa-masa itu.

Dulu Dahyun itu sangat baik dan tidak menyebalkan seperti sekarang, aku teringat ketika selalu bermain bersama dirumahnya. Dahyun sangat dewasa untuk ukuran anak kecil yang berusia 5th, berbeda denganku yang cengeng dan ceroboh bahkan kecerobohan itu melekat sampai sekarang.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang