Sharley pikir bentuk si Makhluk Kegelapan sangatlah mengerikan, mengalahkan hantu yang konon katanya menjaga bagian belakang Akademi Mavexy sampai tak ada siswa yang berani menginjakkan kaki di sana. Dalam pikirannya, sebuah makhluk hybrid yang membuat bulu kuduk merinding dan terkencing-kencing di celana.
Percampuran antara naga, elang, singa, dan hiu. Itu akan cocok dengan nama si Makhluk Kegelapan ketimbang bentuk yang cuma harimau. Tidak ada seram-seramnya sama sekali, pikir Sharley. Bulu kuduknya tak jadi meremang.
"Hanya harimau?" sahut Cleon, bertanya-tanya. Rezvon menopang dagu di meja. Makanannya masih banyak, baru disuap tiga kali. Kelihatannya Rezvon pun tak bernafsu makan lagi. Bahasan ini terlalu berat.
"Benar, hanya. Aku tak tahu betul ukurannya, tapi dalam catatan Avram, dua kali dari ukuran harimau dewasa. Dia memiliki taring yang menjuntai sampai ke rahang. Dilihat dari fisik, dia tak menakutkan. Tapi jika dilihat dari keseluruhan, mungkin kita akan pingsan duluan ketika bertatapan dengannya.
"Semua jenis kejahatan dan emosi negatif ada padanya. Kita takkan berdaya."
Mulut Sharley terkantup. Dia tak tahu apakah siap menghadapi si Makhluk Kegelapan yang berkali-kali lebih kuat darinya. Sharley tak berani menghadap ke depan, tempat si Makhluk Kegelapan berada. Dia hanya menunduk ketakutan, berharap bisa berbalik dan kabur. Namun dia tahu betul, makhluk itu akan mengejar.
"Besok aku akan menunjukkan buku catatan yang ditulis Avram. Di sana ada berbagai informasi tentang makhluk itu. Barangkali kita akan menemukan sesuatu. Karena ruangan tempat penyimpanannya, hanya terbuka saat tanggal lahir Avram. Yaitu, besok."
Sharley berpikir leluhurnya itu konyol.
🌙🌙🌙
"Loh, kapan kau datang?"
Sharley terbelalak, mendapati kamarnya telah dihuni lelaki bujangan yang asyik membaca buku entah apa. Dia baru kembali dari taman selepas berbincang sebentar dengan Cleon. Membahas hal-hal ringan, tanpa menyebut si Makhluk Kegelapan. Mereka berdua bertingkah seolah tak ada apapun yang terjadi. Padahal negeri dikacaukan dengan rumor.
Berkas-berkas cahaya senja dari jendela di belakang sofa, membayangi sosok Asher dan membuat netra biru itu lebih bercahaya. Rambut Asher lebih berantakan dari biasanya. Jemari ramping itu menopang dagu dengan kaki terlipat. Terdapat lekukan pipi begitu dia tersenyum tipis. Sharley berpikir bagaimana bisa dia tak terpesona pada Asher.
Lelaki yang sangat pintar menyembunyikan emosi dan dingin.
Asher menarik sepucuk surat dari buku. Sharley mendekat dan melihat nama yang ditulis latin cantik di pojokan. Rezvon Clarrie Alerian. Sharley pun mengangguk. Berarti saat dia bersama Cleon, Asher mengirim surat yang dibaca langsung oleh ayahnya dan portal pun dibuka. Rezvon tak memberitahunya, sengaja.
"Katanya besok kalau ke sini," ujar Sharley. Asher menggeleng, dan menarik tangan Sharley. Gadis itu sempoyongan, tapi Asher menangkap pinggangnya dan mendudukkannya di paha. Wajah si gadis berambut cokelat merah lagi, dia begitu dekat sampai bisa mendengar napas Asher.
"Urusanku selesai lebih cepat. Jadi, tanpa basa-basi aku ke sini. Lagipula, buat apa aku tetap tenang di istana sementara pacarku sibuk menelusuri tentang penyebab bencana?"
"Astaga, berhentilah menggombal. Kau payah melakukannya." Meski begitu, Sharley tetap saja malu.
"Aku memang payah menggombal, tapi aku sanggup membuatmu terpesona."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eternal Country (4) : The Being of Darkness (√)
FantasySharley tak pernah berpikir kalau perjuangannya bisa sepanjang ini. Selepas dia menjelajahi waktu dan membuat darah Mezcla di tubuhnya musnah, dia hanya menjadi penyihir. Tapi dia tak memikirkannya, bahkan mengeluh kalau dia tak punya kekuatan seheb...