[Spesial Episode II]

438 87 1
                                    

"Liburan?" Sharley yang asyik merajut sapu tangan di sofa mendongak. Asher yang duduk di kursi kerjanya mengangguk. Selain sibuk dengan pembelajaran, dia harus mengerjakan bertumpuk-tumpuk dokumen. Setiap hari pasti ada saja yang dokumen yang berdatangan. Namun, Asher tak mengeluh. Cuma gara-gara ia takut terkena jewer ibunya lagi.

Hari ini Sharley datang berkunjung. Semua anggota keluarga sedang sibuk, jadi gadis itu menghabiskan waktu dengan merajut. Asher melarang membantu mengerjakan dokumen. Dia hanya mencegah Sharley tambah depresi.

"Iya, aku akan izin pada guru. Ini hanya libur dua hari saja."

"Hmm, ke mana kau akan membawaku?" Sharley meletakkan rajutannya. Ia tak bisa merajut dengan baik, tapi itu lumayan. Ia juga takkan memberikan hasil rajutan pada siapapun. Itu terlalu memalukan.

"Ke manapun yang kau inginkan." Asher berkata tak acuh. Tujuannya mengajak liburan hanya untuk menenangkan pikiran Sharley. Ia sudah melakukan berbagai cara. Mulai dari mengirimi banyak makanan, mengajak ke teater musik, kencan, dan lain-lain. Hasilnya cukup memuaskan. Sharley tak sedepresi dulu yang membuatnya hampir celaka. Beberapa kali dia tersenyum tulus, pola makannya juga kembali normal.

"Pantai. Bisakah kau membawaku ke sana?"

Asher menyeringai. "Aku akan menyewa pantai selama dua hari. Tidak ada yang akan menganggu kita. Bagaimana?" Asher benci jika ada banyak orang di sana. Itu juga akan menghambat Sharley.

"Itu bagus. Akhir-akhir ini aku membenci keramain."

Iya, kau hanya akan pusing di tengah keramaian, batin Asher. Ia pernah melihat itu, atau saat Sharley menjadi sangat kesal berada di keramian. Jadi sekarang, Asher ingin tempat yang tak ada keramaiannya.

"Lalu, siapa yang akan ikut? Sepupuku dan kakakmu?"

"Sebenarnya ada enam. Kau, aku, Cleon, Aledra, kak Alba, dan terakhir pacarnya."

"Tunggu. Ini akan jadi kencan besar-besaran? Dan sejak kapan kakakmu memiliki pacar?" Sharley tak bisa menguasai rasa terkejutnya. Albarez adalah orang yang cukup kaku jika memulai hubungan dengan wanita lain. Mengejutkan dia bisa mengajak berpacaran Miranda, wanita yang dia dekati.

"Sebenarnya dia masih dalam pendekatan. Dia selalu takut untuk mengungkapkan perasaannya. Pakar cinta Zephran mengatakan ia perlu mengenal Miranda lebih dekat. Masih ada kecanggung di antara mereka."

Zephran, Floretta, Esmund, dan Valerie memiliki hubungan dengan keluarga Adonnis dan Adalvino. Itu dimulai selepas perang, jadi belum lama. Albarez yang bodoh tentang percinta-cintaan dan adiknya tak dapat diandalkan sama sekali, akhirnya berkonsultasi dengan Zephran.

Hubungan itu cukup hangat dan cukup sering bertukar surat. Mereka sendiri ke sini baru sekali, dengan menggunakan portal yang dibuat Luca. Seperti yang diharapkan dari makhluk terkuat senegeri, Luca mengembangkan kekuatannya dengan cepat. Sharley memujinya karena itu. Dia tak sadar ekor Luca bergoyang-goyang bangga saat itu.

"Kakakmu memang tak sabaran, tapi memang bukan langkah tepat mengungkapkan perasaannya pada Miranda sekarang. Yah, aku sih baik-baik saja jika mereka ikut."

"Bagus. Aku akan memberitahukan ini. Kau akan menikmatinya, Sharley." Asher tersenyum tipis. Dia akan menyiapkan banyak hal di sana.

🌙🌙🌙

Sharley merasakan angin melecut-lecut kulitnya yang pucat. Kicauan burung mengganggu telinganya yang belakangan ini menjadi sensitif. Sharley mendesah, aroma laut yang familiar merasuk ke hidungnya. Ombak-ombak memecah karang dan pantai. Pasir pantai yang berwarna cerah kelabu cokelat tampak seperti minuman mochahino. Tebing-tebing rendah mengukung tepi pesisirnya yang penuh bebatuan besar –– yang dikikis oleh ombak tiap hari. Pohon-pohon bakau merunduk dan ditiup angin sepoi-sepoi. Sekawanan lumba-lumba terlihat dari kejauhan, sayangnya itu hanya siluet sebentar.

The Eternal Country (4) : The Being of Darkness (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang