XLIV. Anak-anak Terkutuk

320 71 4
                                    

Sosok manusia setengah naga itu mencibir. Dia sudah ketahuan. Maka dia menarik alat komunikasi, mengirim pesan ke makhluk-makhluk yang lain.

'Kita sudah ketahuan. Langsung serang saja.' Dia memasukkan alatnya ke saku, kemudian melesat. Rencana awal mereka adalah menyerang saat monster-monster kekurangan kekuatan. Namun, kini ada orang yang sudah melihatnya. Orang itu akan memberitahukan yang lain, dan mereka semua akan ditemukan.

Padang rumput di depan hutan sudah dipenuhi mayat monster-monster dan lubang besar tempat bom meledak. Sosok itu melihat mayat dengan jijik, mengusap lengan bersisiknya yang gatal. Dia memakai kaus berlengan pendek dan celana pendek, sepatu pantofel, dan kalung perak. Alhasil, sebagian besar sisiknya tampak jelas. Dia terlihat seperti anak kecil berusia empat belas tahun, tapi dia mengalami malnutrisi sehingga badannya sekecil ini.

Sosok-sosok lain muncul di sampingnya. Dia menoleh ke kiri, menemukan anak perempuan setengah Griffin. Kulitnya dipenuhi bulu cokelat, kecuali muka, dan memiliki sepasang sayap di punggung. Dia memelototi si manusia setengah naga.

"Kau ketahuan ya?"

"Maaf," ucapnya, tapi anak Griffin itu tak menjawab. Anak naga hanya melihat setengah dari hybrid yang diturunkan Luca. Sebagian lagi berada jauh di seberang sana, memantau keadaan dengan muka tak sabaran.

Para hybrid melihat pasukan lawan yang terkejut melihat mereka. Bahkan anak naga melihat beberapa prajurit yang jatuh karena terkejut. Tentu saja. Keberadaan mereka sangat mencolok, melebihi para monster. Manusia setengah hewan yang tak pernah ada, kini berdiri di hadapan dan bersiap menghabisi mereka.

Manusia-manusia itu bercampur bukan hanya naga dan Griffin. Namun, masih ada banyak lagi. Beruang, singa, Wyvern, ular, paus, harimau dan rubah. Kulit mereka ditutupi bulu atau sisik dari masing-masing percampuran. Lalu mereka memakai pakaian biasa, bukan armor. Itu mengisyaratkan jika mereka tak butuh armor untuk melindungi diri.

"Makhluk menjijikkan apa-apaan itu?" Komandan militer meneguk ludah. Dia tak lagi memperhatikan pasukannya yang tinggal setengah dibantai monster karena kehilangan fokus. Memperhatikan para makhluk hybrid.

Makhluk hybrid yang berdiri di tepi hutan, yang berjumlah tak lebih dari empat puluh, praktis menarik perhatian semua orang. Makhluk itu tak kelihatan takut, mereka membusungkan dada dan menyombongkan diri. Mata mereka berkilat-kilat, dan angin menerbangkan rambut mereka yang berwarna-warni. Sepertinya sebagian dicat.

"Mereka kecil," ujar ketua menara sihir. Para hybrid memang kelihatan seperti anak berusia 12-16 tahun. Pakaiannya pun seperti yang digunakan sehari-hari. Tanpa ada armor atau perlindungan apapun, tapi ada beberapa anak yang memakai pakaian khas bangsawan.

"Ugh, benar. Bagaimana mereka tercipta?" Komandan mengucek-ucek matanya.

Di menara selatan, semua sangat hening. Asher perlahan bangun, meski kakinya sangat gemetaran. "Ini pasti ulah Luca. Dia membuat mereka begitu."

"Memangnya ada ya cara untuk membuat manusia menjadi setengah manusia?!" sanggah Cleon. Para hybrid itu perlahan mendekat, cara berjalan mereka seperti preman tapi tak melesat cepat seperti tadi. Pasukan bergegas mengumpulkan kesadaran mereka dan melawan monster. Komandan militer mengerahkan penyihir untuk menembakkan bola-bola api. Cleon juga memerintahkan hal yang sama pada penyihir di menara selatan.

"Itu mustahil, tapi si Makhluk Kegelapan adalah eksistensi edan. Dia bisa melakukan ini," ucap Valerie sembari menembakkan selusin bola api. Floretta dan Esmund, karena mereka elf, mereka menembakkan panah-panah beracun.

"Kita belum tahu seberapa kuat mereka," kata Cleon dengan gelisah. Makhluk hybrid semakin mendekat. Namun, yang memiliki sayap, terbang dengan kecepatan sedang. Cleon merasa jantungnya berdentam-dentam dan kakinya kesemutan. Dia mempersiapkan tombak-tombak es, menatap manusia setengah Wyvern itu dan langsung merinding.

The Eternal Country (4) : The Being of Darkness (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang