Dua aura yang bertembung membuat Sharley sangat getir karena berada tepat di antara mereka berdua. Rombongan pun meneguk ludah, diam-diam bulu kuduk mereka berdiri. Dua aura maha kuat berseteru, membuat mereka kepingin lari saja.
"Aku melihat semuanya. Wyvern adalah penghuni asli, saat itu Blackviolet masih normal. Wyvern tercipta bersamaan denganmu, dengan spirit-spirit lain. Saat itu, si Makhluk Kegelapan belum menyerang," kata Asher. Dia mengusap dagu Sharley yang berbekas kuku tajam Fenrik. Sharley terlalu gemetar sampai tak memedulikannya.
Muka Fenrik berang. Empat lusin tombak es muncul. Bersiap menghujam dan menembus badan mereka. Dengan serigala-serigala yang siap memakan mereka.
"Jadi, kau menginginkan kami membunuh makhluk tak bersalah? Keterlaluan!" geram Valerie. Fenrik melototinya, tapi Valerie tak kelihatan gentar sama sekali. Sharley memuji betapa kuatnya gadis itu.
"Sejak awal, akulah yang lebih mulia. Mereka tak ada bedanya dengan makhluk lain. Tapi aku berbeda. Aku memiliki kekuatan yang lebih besar. Aku entitas yang lebih kuat. Mereka tak ada apa-apanya." Fenrik melayang dua meter. Meski tak terlalu menguasai kekuatan angin, tapi setidaknya dia bisa melayang. Itu adalah kekuatan kecil yang mudah dikuasai.
Sharley merasa perutnya melilit. Spirit seperti Fenrik tak ada bedanya dengan sampah. Dia begitu menjungjung diri sendiri sampai terkesan tak punya cermin.
"Jika demikian, kenapa kau tak bisa mengalahkan mereka selama lima ratus tahun? Kenapa kalian masih berperang? Kenapa kau ingin kami membunuh mereka, padahal kau sendiri bisa melakukannya?" tanya Sharley. Fenrik terbungkam, semburat merah malu dan kesal menyebar di wajahnya.
Sharley melepaskan diri dari Asher. Dia sempat melirik kekasihnya. Asher tak kelihatan baik sama sekali. Ia jelas baru terbangun, tapi memaksakan diri untuk datang ke sini. Asher takkan kuat menjalani pertarungan dengan mereka, atau kondisinya akan kritis lagi. Sharley harus menyingkirkannya dari medan pertarungan, meski lelaki itu tentu tak menyukainya.
Sharley mengusap bilah pedang di genggamannya. "Itu menunjukkan jika kau tak semulia itu. Kau bukanlah Tuhan. Jika begitu, kau hanya perlu menjentikkan jari untuk menyingkirkan mereka dari pandanganmu, tapi apa yang terjadi saat ini? Kau bahkan tak bisa menghabisi mereka!"
"Itu karena mereka selalu bertelur. Mereka tiada habisnya," kelit Fenrik. Bibirnya berkedut.
Zephran berdecih. "Pandai sekali kau memutar omongan. Nah, mari lihat apakah kau bisa menyerang kami?"
"Dasar manusia sombong! Akan kutusuk badanmu dengan enam belas tombak es!" Tombak-tombak es meluncur cepat ke mereka. Sharley mengobarkan api di pedangnya. Dia sudah siap, tapi dia tahu betul apa maksud Zephran.
Sedetik sebelum hujan tombak es menghujam mereka, tombak-tombak berhenti. Seperti ada lapisan tabir yang melindungi mereka, membatasi dari Fenrik dan para serigala yang kebingungan. Seolah waktu telah terhentikan. Sebelum akhirnya es pecah berkeping-keping, berbalik menyerang para serigala. Mereka menyeringai senang. Menyaksikan hujan es yang membuat serigala lari pontang panting menyelamatkan diri.
Fenrik terbatuk-batuk. Darah menghambur ke lantai, sementara ia ambruk. Sharley meraih udara, mendapati dia bisa keluar dari tabir dan perlindungan itu akan selalu mengikutinya. Rezvon pernah menjelaskan ini sebelum berangkat. Tentang alasan spirit adalah makhluk yang paling menepati janji.
Esmund, Marcell, dan Asher maju. Es berkelontangan di sekitar mereka. Entah berapa banyak serigala yang terluka. Sharley memilih mengabaikannya. Serigala-serigala itu diberi akal oleh Fenrik dan menjadi pengikut setia. Mungkin ada tempat yang lebih baik untuk mereka, tapi setelah dipikirkan lagi, hanya kematian jawabannya. Karena mereka takkan bisa lepas dari Fenrik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eternal Country (4) : The Being of Darkness (√)
FantasySharley tak pernah berpikir kalau perjuangannya bisa sepanjang ini. Selepas dia menjelajahi waktu dan membuat darah Mezcla di tubuhnya musnah, dia hanya menjadi penyihir. Tapi dia tak memikirkannya, bahkan mengeluh kalau dia tak punya kekuatan seheb...