“Jae!”
Seokjin mengerutkan kening kala baru saja dia turun dari mobil dimana Jungkook yang mengendarainya, tidak ada Jae yang tengah menunggunya seperti biasa. Walau Jae tidak beritahu, tapi Jisoo memberitahunya kalau Jae selalu bermain dengan Iseul dan tidak akan masuk kalau Jisoo tidak menyuruhnya masuk karena Seokjin belum pulang. Jika dia masukpun, itu hanya karena Jisoo memintanya, tapi wajahnya pasti murung dan akan berubah setelah Seokjin masuk.
Seokjin melirik ke jamnya yang melingkar. Memang sudah biasa dia pulang di sore hari, tapi Jae biasanya masih bermain di jam segini. Kecuali memang sudah sore menjelang malam.
“Ingin bermain dengan Jae dulu?” tanya Jungkook. Seokjin menoleh melihat Jungkook yang membuka kaca jendela mobilnya untuk bertanya, kemudian menggeleng. “Ya sudah, aku—”
“Eh, Appa sudah pulang, Eomma!”
Teriakan menggemaskan itu menyela ucapan Jungkook. Jungkook tersenyum lebar menemukan Iseul, lekas jongkok dan menyambut gadis itu dalam pelukannya. Iseul juga memeluk Seokjin. Istrinya turut menghampirinya dan Jungkook memberi kecupan di kening seperti biasanya.
“Eh, Paman Seokjin sudah tahu belum ada Paman baru di rumah Jae?” Setelah berbincang manis dengan pamannya, Iseul akhirnya memberitahu ini dan Seokjin lekas mengerutkan kening.
“Paman baru?”
Iseul mengangguk. “Tadi ada Paman datang, Bibi Jisoo mengantarkanku pulang karena ada tamu.” Pantas saja Iseul sudah di rumah dan menunggu Jungkook di rumah. Biasanya didepan perumahan yang sepi ini bermainnya. Rumah Jisoo bisa dikatakan cukup kecil sebenarnya disini, hanya saja biasa saja dan tetap nyaman.
“Siapa tamunya?” tanya Seokjin penasaran.
“Eum, lupa namanya, tapi tadi berkenalan kok.”
“Yang datang adalah pria yang dijodohkan dengan Jisoo,” jawab Lisa kemudian seraya menghampiri Iseul dan memegang pundaknya.
Mata Seokjin sontak melebar. “Ya! Jadi pria itu yang datang?!” tanyanya dan Lisa mengangguk. Perkataan Jungkook kemarin membuatnya panik sendiri rasanya. “Sial!” umpatnya kemudian buru-buru ke rumah Jisoo dan hendak membuka, tapi dikunci. Jisoo memang suka mengunci pintu ketika tidak akan keluar rumah lagi.
“Jisoo! Ahn Jisoo! Buka pintunya!” teriak Seokjin berkali-kali seraya menggedor pintunya.
Tak lama pintu terbuka, Jisoo tampak heran sekaligus terkejut, “Kenapa—Eh!” Jisoo terkejut ketika Seokjin tiba-tiba menarik tangannya, membuat Jisoo berdiri tepat di belakang Seokjin. Seokjin menatap pria yang ada didekatnya itu dengan tajam.
“Jin, ada—”
“Ji, jaga jarak dengannya. Sudah kubilang kan, dia bukan pria yang baik,” selanya dan suaranya terdengar cukup jelas tentunya sampai ke telinga pria itu.
“Tuan, maaf apa maksudmu?” tanya pria itu. Berusaha tetap sopan.
“Apalagi? Kau—”
“Hyung.”
Seokjin menoleh dan menemukan Jungkook menghampiri. Awalnya takut ada baku hantam, jadi dia menghampiri. ”Lihat, dia Adikku. Dia satu sekolah dan satu kampus denganmu. Dia tahu kau pria kasar. Benar kan?” ucap Seokjin kemudian membuat semua terkejut.
“Hah?” Jelas. Pria itu bingung membuat Seokjin geram dengan aktingnya.
”Kau—”
“Hyung, ini bukan pria yang kumaksud,” sela Jungkook membuat Seokjin menoleh padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Scenario✅
RomanceAhn Jisoo adalah gadis yang hamil di luar pernikahan. Kesalahan fatal yang terjadi di masa lalu membuatnya sangat menyesal dan akhirnya menumbuhkan benih yang sudah dilahirkannya yakni Jae. Semua ini membuatnya diusir oleh keluarganya. Ayahnya sanga...