Scenario Part 15

297 43 4
                                    

"Bisa-bisanya kau melupakannya. Kemarin aku ke rumah Jisoo Noona untuk melihatmu dan akan mengajakmu kembali. Tapi saat membuka pintu, aku malah melihat kau sedang mencium Jisoo Noona dalam keadaan mabuk. Jisoo juga terkejut dan memintaku segera membawamu pergi. Tapi kau menolak, akhirnya Jisoo Noona membiarkan kau tinggal di rumahnya."

"Kau serius?"

"Menurutmu aku akan berbohong untuk itu?! Gila saja kau, Seokjin!"

Seokjin menghela napasnya, mengusap wajahnya sendiri frustasi. Perkataan Jungkook tadi benar-benar tidak bisa dilupakannya. Awalnya dia hendak mengabaikan saja perkataan Jungkook dan bersikap semuanya seakan baik-baik saja. Jisoo juga berusaha tadi bersikap tidak ada masalah apapun kemarin. Jisoo berusaha menyembunyikannya. Ah, sebentar. Apa itu semua karena Seokjin? Astaga, Seokjin rasanya menjadi semakin frustasi.

"Astaga! Tidak bisa aku diam saja!" rutuk Seokjin.

Seokjin segera berdiri dan berlari keluar kamar. Dia harus segera menemui Jisoo. Tapi Seokjin terkejut ketika menemukan Jungkook tengah tertawa bersama dengan Lisa di ruang tamu. Oke. Seharusnya itu tidak menjadi masalah. Tapi Jungkook malah mengecup bibir atau pipi Lisa. Bisa-bisanya. Bagaimana kalau sampai anak mereka melihatnya?

"Ya! Kalian berdua!" teriak Seokjin membuat keduanya menoleh. Terkejut mendengar suara itu.

Seokjin berjalan turun dengan cepat. Lisa buru-buru menjauhkan dirinya dari Jungkook membuat Jungkook kesal karena sekarang waktunya dan Lisa terganggu karena Seokjin.

"Apa? Kau ingin apa, sih? Kau sangat menganggu, Hyung! Bukankah kau bilang kau ingin tidur? Kenapa kau tidak tidur saja?!" kesal Jungkook.

Seokjin hanya geleng-geleng kepala. "Astaga, kau ini benar-benar, Kook. Setidaknya jika kau ingin beromantisan, beromantisan di kamar kalian berdua! Jangan di sini! Bagaimana kalau sampai anak kalian keluar dari kamarnya dan melihat kalian? Beromantisan itu tidak masalah. Tapi jangan sampai cium-mencium seperti itu!" marah Seokjin langsung membuat Jungkook rasanya ingin menghilang saja kalau Seokjin sudah mode seperti ini.

"Putriku sudah tidur. Semua akan baik-baik saja."

"Ya! Tapi-"

"Lagi pula aku hanya mengecup pipi dan bibir ibunya. Aku sering mencium pipi Iseul. Aku, kan, juga suaminya. Sedangkan kau? Kau malah mencium calon istri orang. Jisoo Noona," ucap Jungkook sukses membuat mata Seokjin melebar.

Sedangkan Lisa sudah menahan tawanya. Tentu saja Lisa sudah tahu dari Jungkook yang kemarin begitu heboh menceritakannya membuat Seokjin tentu saja malu.

"Ya! Untuk apa kau membahas itu?" kesal Seokjin.

"Karena kau mengangguku," jawab Jungkook santai. Jungkook kemudian memperhatikan Seokjin sejenak. "Kurasa kau ingin pergi. Ke mana? Bertemu dengan Jisoo Noona?" tanya Jungkook. Seokjin rasanya ingin mencapit mulut Jungkook sekarang juga. "Ya sudah. Baguslah. Minta maaf karena sudah menciumnya sembarangan. Padahal, kan, dia istri orang."

"Dia belum menikah," tajam Seokjin.

"Tapi sebentar lagi."

Jungkook maju dan memegang pundak Seokjin yang memandangnya tajam. "Sebaiknya kau tanyakan kepada Jisoo Noona, apa saja yang telah kau lakukan selama kau mabuk. Mungkin bukan hanya ciuman," bisiknya kemudian sukses membuat Seokjin terkejut dan langsung menamparnya.

"Aduh! Ya! Hyung! Kenapa kau malah memukulku, sih?!" kesal Jungkook. Terlebih melihat istrinya sekarang sudah menertawakannya.

"Jaga bicaramu!"

***

"Eomma! Lagi-lagi aku kalah dari Eomma!"

Jisoo tertawa melihat reaksi Jae yang kesal karena lagi-lagi kalah bersuit dengannya. Padahal memang dari keberuntungan saja dan Jae kurang beruntung. Biasanya juga, Jae menang. Jisoo menggengam tangan Jae yang berada di depannya dengan wajah cemberut. Kesal karena tidak menang sekalipun setelah berkali-kali bermain dengan ibunya.

Scenario✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang