Scenario Part 17

304 39 5
                                    

Hyung! Kau gila?!”

Jungkook langsung berteriak, bahkan saking terkejutnya, Jungkook sampai berdiri dari kursinya, menatap kakaknya dengan tatapan tak percaya. Iseul yang awalnya asyik makan, sekarang memandang ayahnya dengan matanya yang membulat—terkejut. Lisa buru-buru menenangkan Linzy dan membujuknya untuk kembali makan. Walau Iseul sekarang tidak fokus makan dan lebih tertarik dengan perdebatan ayah dan pamannya. Terlebih, sekarang Seokjin mulai membalasnya.

“Kenapa? Aku mencintainya!” jawab Seokjin tidak mau kalah.

“Dia sudah akan menjadi istri orang lain!” balas Jungkook. Jungkook sampai mengebrak meja di hadapan Seokjin, sampai piring Seokjin terangkat. “Mereka akan segera menikah, Seokjin!” tegas Jungkook.

Seokjin juga semakin marah mendengarnya. Seokjin balas mengebrak seraya berdiri dari tempatnya. Seokjin membalas tatapan Jungkook tak kalah tajam. “Jika Lisa yang akan menikah dengan orang lain, bagaimana perasaanmu? Kau akan membiarkannya begitu saja?” tanya Seokjin tak kalah tegas. Lisa sendiri sudah menelan ludahnya. Lisa melirik Iseul yang berada di sampingnya. Iseul tampak tertarik dengan pertengkaran ini. Bahkan sampai tidak memakan makanannya lagi. Tapi, di sisi lain, Lisa tahu kalau Iseul juga merasa takut. Takut dan penasaran secara bersamaan.

“Kalian kalau mau berdebat, jangan di sini.”

Jungkook yang hendak menjawab Seokjin kembali, akhirnya terdiam. Dia menoleh ke arah Lisa yang menatapnya tegas. Bergantian juga dengan Seokjin. Lisa kemudian melirik ke arah Iseul yang menatap keduanya penasaran membuat keduanya sontak mengingat adanya kehadiran Iseul. Seokjin akhirnya berdiri dari meja makan, sisa makanannya tinggal sedikit, dia ingin ke kamarnya untuk mendinginkan kepalanya agar emosinya mereda. Namun, kesabaran Seokjin kembali diuji ketika Jungkook masuk tiba-tiba dan menutup pintu.

“Mau apalagi? Makan makananmu,” ujar Seokjin dengan malasnya. Masalah tadi membuatnya malas bertemu Jungkook yang tidak mendukung rencananya.

“Aku sudah selesai makan,” jawab Jungkook. Entah benar atau tidak, Seokjin tidak memperhatikannya.

“Aku mau tidur,” jawab Seokjin malas.

“Aku mau memperingatkan,” ucap Jungkook dengan nadanya yang berubah menjadi serius membuat Seokjin yang awalnya mengedarkan pandangan dengan malas, perlahan menoleh kepada Jungkook yang aura mendominasinya keluar.

“Apa?” tanya Seokjin. Tatapannya berubah menjadi tidak bersahabat.

Jungkook balik menatapnya tegas. “Kau tidak boleh membatalkan pernikahan mereka. Apapun yang terjadi.”


***


“BUKA PINTUNYA! OK JUNGKOOK! LISA-YA! BUKA!”
Seokjin menghela napas kasar ketika sama sekali tidak ada respon dari luar atau tanda-tanda pintu akan segera terbuka. Padahal hari ini adalah hari pernikahan Junho dan Jisoo. Tapi, sejak tadi pagi, Seokjin tidak dapat keluar dari kamarnya sendiri karena kamarnya dikunci dari luar. Berusaha didobrak, juga susah. Terlebih akhir-akhir ini Seokjin hanya sedikit makan. Dia tidak bisa memikirkan mengenai pernikahan Junho dan Jisoo akhir-akhir ini. Seokjin sampai memikirkan rencana untuk membuat pernikahan itu batal. Egois? Ya, mungkin terdengar begitu. Tapi, Seokjin tidak peduli. Dia seperti ini bukan hanya karena dia mencintai Jisoo. Tapi, Junho jelas pria yang tidak baik, Jisoo bersamanya juga pasti akan tersiksa. Jisoo juga mencintai Seokjin, Jisoo tidak mencintai Junho sama sekali. Jelas, Junho hanya terpaksa bersama dengan Junho.
Seokjin menendang pintu kamarnya guna melampiaskan kekesalannya. Sekarang ucapan Jungkook kembali terngiang di kepalanya saat Seokjin meminta pintunya untuk dibuka.

Hyung, aku tahu kau akan menghentikan pernikahan itu. Aku tidak akan mengizinkannya. Kau harus tetap di dalam rumah sampai pernikahan ini selesai. Aku akan membukakan pintu saat pernikahan sudah selesai.”

Scenario✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang