Jujur, mendapat jawaban yang melegakan itu sukses membuat Seokjin senang. Bahagia rasanya karena mendapat kepercayaan itu dari Hana. Padahal Hana baru bertemu dengannya hari ini. Tapi, untungnya Seokjin berhasil menyakinkan Hana bahwa Seokjin benar-benar mencintai Jisoo, putrinya. Jisoo sendiri juga tampak bahagia. Untuk saat ini, Seokjin tidak akan mempedulikan Junho yang entah sekarang merasakan apa. Kesal? Atau apapun itu. Seokjin memilih mendekat kepada Jisoo, kemudian segera memeluknya. Tak lama, Seokjin bisa merasakan Jisoo membalasnya.
"Kau benar-benar berani, Jin," gumam Jisoo di tengah-tengah pelukan mereka.
Seokjin terkekeh dan Jisoo bisa merasakan Seokjin mengangguk di pelukannya. "Iya. Kau benar."
"Bibi! Apa yang kau lakukan?! Apa-apaan ini?!"
Seokjin menoleh dengan tatapan tajam ke arah pria yang baru saja berbicara. Junho. Junho dengan wajah yang tampak kesal segera menghampiri Hana. Hana sendiri menatap Junho dengan raut wajah tenangnya sampai Junho berdiri di hadapan Hana. Seokjin perlahan melepaskan pelukannya dengan Jisoo, menatap Jisoo. Walau tidak berbicara, Jisoo mengerti bahwa Seokjin mengatakan untuk percaya kepadanya dan dia akan mengurus hal ini. Jisoo spontan mengangguk. Entah kenapa, insting Jisoo untuk mempercayai Seokjin kuat sekali.
Seokjin segera menghampiri Junho, kemudian berdiri di hadapan Hana dan mendorong Junho menjauh. "Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Seokjin dingin.
"Kenapa? Kau tidak perlu ikut campur!" marah Junho.
"Dia adalah Ibu Jisoo. Urusan Jisoo adalah urusanku!" balas Seokjin. tegas.
Junho sontak berdecih mendengarnya. Keduanya bertatapan cukup lama dengan tatapan tajam. Namun, Seokjin mengalihkan pandangannya dan menoleh ke belakang kala tiba-tiba punggungnya dipegang dan lengannya ditarik ke samping. Tidak kencang. Namun, Seokjin tahu itu kode untuk menyingkir dari hadapan Hana. Kode itu dari Hana sendiri. Hana tersenyum dan mengangguk, seakan mengatakan, dia akan mengurus hal ini sendirian. Seokjin ragu, tapi Hana yang berusaha menyakinkannya membuat Seokjin tidak memiliki pilihan lain selain mengangguk. Tapi, Seokjin bersumpah, dia akan menghabisi Junho jika dia macam-macam.
Hana akhirnya berhadapan dengan Junho. Hana menghela napasnya. "Jun, kau mengerti, kan?" tanya Hana. Seokjin memandang reaksi Junho yang masih kesal. Lalu, Hana mengembangkan senyumannya. "Sudah cukup aktingnya. Aku sudah yakin dia pria yang baik dan tepat untuk putriku. Kalian semua juga hentikan saja."
Seokjin yang awalnya sedang fokus menatap Junho, buyar seketika mendengar ucapan Hana. Seokjin langsung menoleh ke Hana dengan reaksi terkejut. "Akting?" tanyanya heran.
Sedangkan Hana, menatapnya dengan senyuman yang tampak jahil. Kemudian Seokjin menoleh ke arah Junho yang sudah menghela napasnya. Disusul dengan orang-orang di sini yang langsung tertawa semuanya. Seokjin tentu heran dengan itu. Jisoo bahkan juga ikut tertawa. Sebenarnya apa yang sedang terjadi sekarang?
"Bibi, apakah tidak terlalu cepat? Aku ingin memberikannya pelajaran," ucap Junho yang sepertinya tidak terima.
Hana terkekeh. "Sudah, begitu saja. Kalian berdua bisa saja bertengkar jika ini dilanjutkan. Sudah cukup," ujar Hana. Hana kemudian menoleh ke arah Seokjin yang bingung. Bahkan Hana bisa melihat Seokjin memandang Jisoo dan memberikan isyarat lewat mulutnya, seakan-akan mengatakan, apa yang sebenarnya terjadi sekarang? "Seokjin," panggil Hana akhirnya membuat Seokjin dengan cepat menoleh kepadanya.
"I-iya, Bibi?"
"Kau pasti bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi sekarang, kan?" tanya Hana dan benar. Seokjin langsung mengangguk. "Ini semua hanya akting, Jin. Kami semua melakukannya karena aku. Jisoo mencintaimu, dia menceritakan semuanya kepadaku. Aku ragu karena aku takut Jisoo salah memilih pria sama seperti yang sudah menghancurkan hidupnya. Tapi, setelah menjalani semua ini, rupanya Jisoo tidak salah memilih. Kau begitu memperjuangkan Jisoo demi cinta kalian dan Jisoo tidak menikah dengan pria yang salah. Kau begitu serius dan yakin ketika berbicara denganku dan ingin menikahi Jisoo. Kau sangat berani. Jisoo sangat beruntung bisa mengenalimu dan diperjuangkan olehmu. Aku percaya sekarang kalau mau pria yang baik. Aku setuju kalau saja Jisoo menikah denganmu. Bahkan, Jisoo telah sangat percaya sampai-sampai ingin menikah denganmu, tidak ada keraguan sama sekali. Padahal, selama ini aku berusaha untuk mempertemukan Jisoo dengan pria lain atau menikahkannya, tapi dia tidak mau. Dia pikir, semua pria sama seperti Namjoon. Tapi, kau mengubah pola pikirnya. Kau berhasil membuatnya mencintaimu. Aku senang dengan itu. Terima kasih dan tolong jaga putriku. Hanya saja, putriku belum mau menikah, tidak apa-apa, kan, kalian menikah nanti?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Scenario✅
RomanceAhn Jisoo adalah gadis yang hamil di luar pernikahan. Kesalahan fatal yang terjadi di masa lalu membuatnya sangat menyesal dan akhirnya menumbuhkan benih yang sudah dilahirkannya yakni Jae. Semua ini membuatnya diusir oleh keluarganya. Ayahnya sanga...